2.

250 31 0
                                    

Seungyoon terus berjalan menelusuri koridor menuju lift yang akan segera membawa nya ke ruangan. Ia bahkan hampir lupa kalau sebelah tangan nya yang lain masih menggenggam,atau lebih tepat nya menarik paksa wanita muda yang baru saja ia temui dan berhasil membuat suasana hati nya buruk.

Sesekali ia merasakan gerakan memberontak pada gadis yang berusaha menarik tangan nya,namun dosen itu tak peduli dan lebih memilih tetap jalan sembari menatap lurus ke depan.

Ting..

Mereka pun segera memasuki lift kosong itu. Lalu dengan gerakan lebih ringan,Yoon menekan tombol lantai tujuan nya.

Sementara Natasya kini dapat menghela nafas lega setelah pergelangan tangan nya terlepas dari genggaman pria yang ia sebut 'aneh' itu.

🌼

Jika boleh jujur,jantung ku berdegup keras saat ini bahkan rasanya melebihi saat pertama kali aku berciuman dengan mantan pacar ku.

Aku hanya menunduk sambil merapalkan doa agar pria aneh itu tidak menghukum ku dengan hal yang tak logis.

"Ayo ikut saya"

Aku diam dan mendongak,mencoba menatap wajah nya yang nampak jauh lebih tinggi dari ku.

"..mau jalan sendiri atau lebih suka di tarik paksa kayak tadi?"

"Hah?..ah,iya baik"

Segera aku mempercepat langkah ku untuk mengikuti nya dari belakang, sembari sesekali menengok ke berbagai arah untuk mencoba menebak ruangan apa yang ada di lantai 4 ini.

"Ah..ini lantai khusus ruang dosen rupa nya.."

Menyadari yang baru saja aku pahami lantas membuat ku merasa tertohok.

"Tunggu,ruang....dosen?berarti dia–"

"Ayo masuk"

Pria aneh yang baru saja ku ketahui sebagai dosen itu kini sudah berdiri di depan meja nya,lalu melepas jaket dan meletakkan kopi nya.

"Mau berdiri aja disitu?"

Lanjut nya saat menemukan ku yang hanya diam di ambang pintu,sambil menunduk.

Lalu,dengan helaan nafas yang terdengar lelah ia melirik ke arah ku yang kini sudah berdiri di depan nya.

"Kamu baru?"

Aku mengangguk kecil,berusaha menghindari kontak mata dengan nya.

Terdengar jelas suara decakan kesal dari pria itu,membuat ku semakin gugup berada di sini.

"Saya bertanya dan kamu jawab dengan bibir mu itu,paham?"

Ia menggertak dengan acuh,kemudian menyalakan perangkat keras di sisi kanan nya.

"Siapa nama mu?"

"Natasya Kim"

Perlahan aku mencoba menatap nya,dan pria itu pun balik menatap ku sembari mengulurkan sebuah kotak tisu.

"Bersihkan dada mu"

"Hah?"

Aku sadar diriku seperti orang dungu sekarang,tapi percayalah berada dalam satu ruangan dengan nya benar-benar membuat ruangan ini terasa mengerikan.

Setelah menerima kotak tisu itu,aku pun menunduk untuk membersihkan noda yang sudah mengering di bagian dada.

"Fakultas apa?"

"Saya dari fakultas seni,Pak.."

Sekilas aku melihat ia mengangguk,lalu mulai mengetik sesuatu.

"Letakkan saja berkas nya di meja,setelah itu kamu bisa segera masuk ke kelas"

"Baik...Pak"

"Dan.."

"Ya?"

Aku otomatis bergerak mundur saat dosen itu bangkit lalu berdiri menjulang tepat di depan ku. Kemudian mengangkat tangan ku yang masih sibuk menggosokkan tisu ke arah jaket.

Wajah dengan ekspresi dingin itu kini benar-benar menatap ku dengan serius yang jujur saja cukup membuat ku ingin menangis saat ini.

"Udah kering,percuma kamu gosok"

"Eh?gak apa-apa,Pak..nanti juga–"

"Ini..bersihkan pakai air"

🌼

Aku yakin kebodohan ku hari ini akibat benturan di kepala pagi tadi.

Kini aku bisa bernafas lega setelah meninggalkan ruangan itu. Berjalan tak terlalu jauh dari pintu lift tempat ku keluar,aku memandang ke beberapa pintu untuk mencari kelas yang dosen tadi katakan.

"Ini kelas nya?"

Gumam ku sambil melipat kedua lengan di depan dada.

"Permisi?"

Aku menengok ke sisi kanan dan menemukan seorang pria tengah berdiri sambil menatap ku dengan kening berkerut.

"Ah..maaf saya menghalangi pintu"

"Di kelas ini?"

Aku mengangguk,kemudian tersenyum pada nya.

"Hm,gitu..baru,ya?"

"Iya..saya mahasiswi baru"

Ku lihat kerutan pada kening nya perlahan hilang,namun berubah jadi tatapan heran yang nampak jelas di wajah nya.

"Ada...apa?"

"Kamu butuh...jaket?"

"Hah?"

Diam-diam aku bersumpah serapah dalam hati,mengutuk betapa bodoh nya aku karena dengan tenang nya berjalan hanya dengan tank top ini dan meninggalkan jaket di dalam ruangan dosen galak tadi.

Kami masih berdiri di depan pintu,kemudian ku lihat pria itu tersenyum hingga kedua mata nya terlihat seperti bulan sabit.

Merasa canggung,aku pun mengulurkan tangan ke arah nya.

"Natasya Kim"

"Ah,iya..Hyunbin"

"..kenapa?"

Aku mengulas senyum terpaksa,sebelum berdeham agar menemukan kembali suara ku.

"Jaket ku tertinggal.."

"Dimana?ayo biar ku antar,kelas baru akan mulai lima belas menit lagi"

Sedikit ragu aku pun menjawab nya.

"Di ruang dosen Kang"

"Profesor....Kang?"

"Ya.."

Aku tak mengerti,ini memang perasaan ku saja atau wajah Hyunbin seketika berubah datar saat mendengar itu. Lantas ia pun segera menunjukkan senyum tipis dan berlalu memasuki kelas begitu saja.



















©Babyinseo

** To be continued **

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


** To be continued **

Professor KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang