28.

110 23 0
                                    

Mata Yoon membelalak kaget,tubuh nya bahkan nyaris terjungkal saat seorang pria membuka pintu kamar nya kemudian menghampiri nya dengan tangan mengepal.

"Brengsek!"

"Apa yang lu lakukan sama adik gue,hah?!udah mau mati,lu?!"

Yoon tak mengerti dengan ucapan lelaki itu,jangan kan mengerti maksud ucapan nya– Yoon bahkan tak mengenal siapa laki-laki yang kini mencengkram bagian teratas baju piyama nya dengan mata merah juga wajah yang terlihat bengis.

"Emang seharusnya udah gue bunuh lu dari dulu,brengsek! Jawab! Lu apain adik gue?!"

Jinu berteriak semakin keras,menunjukkan betapa emosi diri nya terlebih karena ia tak bisa memukul lelaki yang hanya menatap nya dengan heran itu.

Kemudian,satu ide jahat terbesit di otak nya.

"Sini lu,sini"

Pria Kim itu mencabut jarum yang tertancap pada bagian nadi Yoon dengan kasar,lalu menusuk nya kembali dan melakukan nya berulang kali sampai bagian itu terlihat membiru.

Lalu,tanpa di duga Jinu menarik tubuh Yoon hingga lelaki itu jatuh tersungkur di lantai.

Tak mau membuat keributan,Jinu segera menunjuk tepat di depan wajah Yoon.

"Setelah ini,jangan pernah berharap bisa bertemu lagi dengan Natasya atau gue bakal bikin hidup lu lebih hancur lagi"

Setelah itu Jinu pun keluar kamar,meninggalkan Yoon yang masih meringkuk di lantai.

"Akh––"

Yoon menatap kaki nya yang masih terbungkus perban,lalu mengedarkan pandangan nya berharap menemukan sesuatu yang bisa membantu nya bangun.

"Natasya?"

////

"Oppa?"

Aku memanggil nya cukup keras karena terlalu bahagia ketika menemukan nya berdiri di ambang pintu.

"Nat,gimana..masih ada yang sakit?"

"Eum..engga,udah lebih baik kok"

Menemukan sesuatu yang menarik,aku pun menunduk dan mencoba mengambil kotak yang ia bawa.

"Itu apa?"

"Oh,ini..kue untuk kamu. Dulu kamu selalu suka makanan manis kalau lagi sakit"

"Wah,benarkah?terimakasih,oppa"

"Kenapa?"

Sadar kalau kakak ku sedang menatap ke arah ku,membuat ku berhenti mengunyah donat rasa tiramisu itu lalu balik menatap nya.

Ia tak menjawab,dan hanya tersenyum sambil mengusak kepala ku.

"Setelah dapat ijin pulang,kembali lah ke Jeju dulu biar lu bisa di rawat sama Jieun"

Aku hampir membuka mulut untuk menanyakan tentang Yoon,tapi kemudian kembali ku urungkan dan hanya menepuk punggung tangan nya yang ia tempatkan di atas paha nya.

"Oppa"

"Hm?"

"Terimakasih udah jagain gue"

Kami terdiam beberapa detik,kemudian laki-laki yang dengan kemeja hitam itu bangkit dan mendekati ku.

"Kenapa?kok melankolis banget"

Ia mencibir ku sambil menyeringai lebar.

Kebiasaan yang selalu ia lakukan tiap kali merasa gugup.

Professor KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang