Tears in winter

93 22 0
                                    

–– Seungyoon pov

Aku mendongak,menghembuskan nafas yang semakin membuat dada ku terasa sakit. Kepulan uap yang keluar membuat ku kembali sadar,malam ini adalah musim salju dan tak hanya itu– ini malam natal.

Waktu dimana seharusnya semua orang berbahagia bersama orang-orang yang mereka sayangi.

Aku tersenyum getir,lalu menatap jalan kosong di depan.

Seperti nya akan lebih baik kalau aku berbaring disana dan membiarkan tubuh ku dilindas kendaraan yang lewat.

Kalian mungkin menganggap kisah ku berlebihan,tapi sungguh– aku tak peduli.

Karena kenyataan nya,aku yakin kalian belum tentu sanggup menghadapi yang ku lalui sekarang.

Sakit,terjatuh,putus asa dan membenci.

Ya,empat kata itu adalah gambaran nyata yang aku rasakan sekarang. Bahkan,bernafas pun terasa menyakitkan bagi ku.

Tak hanya sekedar sesak karena terlalu banyak menangis,tapi seperti nya ini karena kenyataan terlalu keras menghantam hati ku,kemudian memeluk erat tanpa sela.

Kalian tau,kan rasanya saat sudah di batas atas dari kesedihan?

Coba tanya author nya,aku yakin dia tau.

Bunyi jarum jam pada arloji membuat ku tersadar bahwa dua jam sudah aku hanya menghentikan mobil di tepi jalan.

Meninggalkan Jeju masih terasa berat bagi ku. Tapi seperti nya,mulai sekarang aku bersumpah untuk tidak lagi menginjakkan kaki ku di pulau ini. Sungguh.

Jeju terlalu banyak menyakiti ku.

Jeju dengan semua manusia brengsek yang ku kenal.

Jeju dengan wanita terakhir yang menyakiti ku.

"Mama?"

Sembari mengangkat wajah,ku tatap benda persegi itu beberapa saat.

"Oke Seungyoon,lu baik-baik aja"

Meyakinkan diri sendiri sesekali tak apa,kan?

"Halo,kenapa,ma?"

"Kamu dimana,Yoon?"

"Pulang,Yoon..papa sakit"

"Iya,ma..Yoon ke Busan sekarang"

🌼

Masih di bawah langit yang sama,di bagian lain negara ini.

Langkah ku tergesa demi segera tiba ke dalam rumah.

"Papa?"

Sora dan mama menatap ku,lalu mengajak ku masuk ke kamar.

"Papa kenapa?"

"Papa kena jatuh di kamar mandi,terus gak bisa jalan"

Aku mendongak,melihat wajah mama yang tampak kacau dengan airmata di kedua pipi nya.

"Yoon..sini,papa mau memberitahukan mu sesuatu"

Suara nya tergagap,tangan nya pun terangkat untuk meraih ku.

"Iya,pa.."

"Yoon ketemu Jinu lagi,ya?"

"I-iya..pa"

Sambil mengernyit,menatap kedua orangtua ku yang kini memperhatikan ku.

Professor KangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang