Alena & Arka [END]

Prolog

Tok Tok Tok

"Ka, kamu ditungguin papi di ruang tengah," ucap Dhita.

Lalu Arka langsung membuka pintu kamarnya dan ia langsung menyusul sang Mami turun menuju ruang tengah.

~Ruang Tengah

"Duduk!" suruh Haris. Arka pun langsung duduk di sofa single.

"Papi, mau ngomong apa sih? Dari tadi aku penasaran banget," tanya Arka.

"Emmm jadi dulu itu papi punya temen dan kita itu dulu pernah berjanji kalau nanti kita punya anak dan anak kita jenis kelaminnya berbeda, kita mau menjodohkan anak kita. Ternyata itu kenyataan anak papi itu cowok yaitu kamu dan anak temen papi itu cewek, terus saat kalian berdua baru lahir kita udah jodohin kalian berdua dan rencananya kita akan bicarain perjodohan ini lagi pada waktu anak kita umur 19 tahun," jelas Haris.

Kaget? Jelas kaget.

Siapa sih yang gak kaget. Gak ada angin, gak ada hujan tiba-tiba orang tua kalian bilang kalau mereka menjodohkan kalian.

"Arka gak mau, Pi!" tolak Arka mentah-mentah.

"Arka juga belum siap berumah tangga. Arka juga mau fokus kuliah dulu, Pi," ucap Arka.

"Papi berharap banget kamu bisa menerima perjodohan ini, soalnya papi gak mau bikin temen papi kecewa," ucap Haris.

"Iya, Ka. Mami juga udah pengen banget gendong cucu dan kamu adalah harapan mami satu-satunya, Ka. Soalnya kamu anak mami satu-satunya," mohon Dhita.

"Arka bingung, Mi, Pi. Boleh gak Arka minta waktu buat mikir. Sumpah Arka sekarang bingung banget!" ungkap Arka.

"Mami sama papi bakal dukung keputusan kamu. Tapi kami lebih senang kalau kamu terima perjodohan ini," ucap Dhita.

"Ini, Mi. Yaudah, Mi, Pi, Arka ke kamar dulu ya," pamit Arka.

"Iya,"

°°°°

"Alena habis ini ke ruang keluarga ya, soalnya papah mau ngomong sama kamu," ucap Jordan.

"Ngomong apa, Pah? Kenapa gak ngomong di sini aja," tanya Alena.

"Turutin aja, Al," ucap Aira.

"Iya, Mah,"

Lalu Alena langsung menuju Ruang keluarga untuk menyusul sang Papah.

"Mau ngomong apa, Pah?" tanya Alena sambil duduk di sebelah Sang Papah.

"Kamu anak papah kan?" tata Jordan.

"Iyalah, Pah. Masak aku anak tetangga," jawab Alena dengan nada bercanda.

"Kalau papah minta sesuatu sama kamu apa kamu mau nurutin permintaan papah?" tanya Jordan.

"InsyaAllah aku turutin, Pah," jawab Alena.

"Al, sekarang kamu umur berapa?" tanya Jordan.

"19 tahun, Pah," jawab Alena.

"Kenapa sih, Pah. Papah kok tanya-tanya umur aku?" tanya Alena penasaran dengan sikap sang Papah.

"Papah itu dulu bikin janji sama temen papah. Janji itu berisi sebuah perjodohan. Jadi kita mau menjodohkan anak kita kalau anak kita jenis kelaminnya berbeda dan itu pun kenyataan. Terus waktu kalian masih kecil kita udah jodohin kalian dan nanti kalau kalian umur 19 tahun kita akan membahas perjodohannya lagi," cerita Jordan.

"To the point aja deh, Pah," ucap Alena masih kurang paham apa yang dijelasin papahnya barusan.

"Kita berdua mau jodohin kamu sama anak temen kita," jawab Aira yang baru saja datang, kemudian Aira ikut duduk di sofa sebelah Alena.

"Apa, Mah? Aku dijodohin?" tanya Alena kaget.

"Iya," jawab Aira sambil mengangguk.

"Mah, Pah, aku gak mau dijodohin. Aku tuh masih pengen kuliah dan pengen bebas pergi kemana tanpa ada yang ngekang," ungkap Alena.

"Papah sebenarnya gak mau paksa kamu, tapi papah pengen banget kamu terima perjodohan ini," ucap Jordan.

"Yaudah Alena pikir-pikir dulu deh, Pah, Mah," putus Alena.

"Semoga kamu bisa nerima perjodohan ini ya, Al," harap Aira.

"Jangan ngarep dulu, Mah, takutnya nanti hasilnya malah ngecewain," celetuk Alena dengan tersenyum.

"Mamah bakal terus berdoa supaya kamu nerima perjodohan ini," ucap Aura.

"Emang anaknya temen papah itu gantengnya seberapa sih sampai mamah ngarep banget aku nerima perjodohan ini," tanya Alena.

"Orang yang dijodohin sama kamu itu orangnya ganteng banget," jawab Aira.

Kira-kira siapakah calon mereka?
Lalu apakah mereka menerima perjodohannya?

To be continue

Don't forget vote✨