Ijinkan aku membuktikan
Inilah kesungguhan rasa
Ijinkan aku menyayangimu
Sayangku oh oh
Dengarkanlah isi hatiku
Cintaku oh oh
Dengarkanlah isi hatiku
Lagu milik Iwan Fals itu melantun memenuhi seisi mobil, beradu dengan suara deru kendaraan, juga klakson tak tahu diri yang begitu ramai saling bersahutan.
Bising. Namun mereka bertiga yang ada di dalam mobil tetap menikmatinya dengan tenang seraya mendengarkan sebuah saluran radio yang Raya putar secara acak untuk menemani perjalanan kemacetan ini.
Entah lelah atau memang sedang tidak punya topik pembahasan, sejak belasan menit mobil Astha melaju meninggalkan kedai gelato, tak ada satupun dari mereka yang berhasil membuat pembahasan panjang tiada henti. Hanya sesekali bertanya lalu senyap untuk waktu yang cukup lama. Sampai akhirnya Raya memilih menyalakan radio dan lagu berjudul Ijinkan Aku Menyayangimu itu sedang diputar.
"Buat yang mau request lagu, kirim-kirim salam, atau curhat sekalipun, bisa kirimkan semuanya melalui de-em Intagram kami di et radio dot je-ka-te tiga sembilan ef-em." Penyiar perempuan itu bersuara ketika lagu sudah selesai. "Saya ulangi, ya. Instagram et radio dot je-ka-te tiga sembilan ef-em."
Mendengar hal itu, tiba-tiba Raya terpikirkan satu hal. Ia menoleh ke arah belakang, melihat Adit yang sedang fokus dengan ponsel di tangannya. "Dit," panggilnya.
Adit mendongak.
"Mau iseng nggak?"
Adit bingung. Astha yang duduk si samping Raya juga melirik perempuan itu dengan bingung.
"Kirim sesuatu ke Instagram radionya, yuk."
"Hah?" Adit masih tidak mengerti.
Raya berdecak sebal. "Kirim salam-salam atau apa gitu ke Instagram radio yang tadi, siapa tau dibaca."
"Secret message gitu?"
Raya menjentikkan jarinya. Adit memang pintar. "Iya semacam itu. Nggak boleh ngasih tau identitas asli dan juga pesan untuk orang yang dituju kalau bisa disamarkan juga."
"Kalau disamarkan buat apa dong?"
Iya, juga, sih.
Raya menyengir, menggaruk tengkuknya, bingung. "Seru-seruan aja. Tapi kalau lo mau terang-terangan ungkapin sesuatu ke seseorang nggak apa-apa, sih, terserah lo."
"Nah, lo bisa gunain itu buat ungkapin perasaan lo ke Cita, tuh." Astha tiba-tiba menimbrung. "Walaupun dia kemungkinan nggak akan denger, senggaknya lo udah pernah mengungkapkan secara nggak langsung. Anggap aja latihan." Lalu Astha terkekeh pelan.
Adit hanya mendengus geli sebelum menyetujui ajakan konyol Raya. Ya ... setidaknya ia bisa mengisi waktu luang selama dalam perjalanan daripada hanya sibuk melihat aktivitas orang lain di akun media sosialnya, juga group chat yang sedang ribut perihal akan diadakannya kuis esok nanti.
Raya yang sudah senang, langsung menatap ke arah depan jalanan dan mengambil ponselnya di dalam tas, mencari akun Instagram saluran radio tersebut, lalu membuka bagian pengirim pesan, dan mulai memikirkan apa yang kiranya harus Raya ketik di sana.
"Aku pengin ngirim juga, deh."
Ucapan Astha membuat Raya menoleh ke arah samping, ibu jarinya yang sedang mengetik sesuatu langsung terhenti. "Kamu lagi nyetir, nggak boleh mainin hape."
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana Mentari
Romance[SELESAI] Menjadi kembaran Naja, Raya pikir, sudah menjadi hal yang mampu membuat hidupnya menenangkan dan menyenangkan. Tapi ternyata semesta tidak pernah sesederhana itu untuk menciptakan sebuah takdir. Kisah cintanya perlahan menjadi rumit saat b...