Assalamualaikum
Hai Hai
Afwan kemarin gak update, karena kuota mendadak habis. Benar-benar gak lucu, padahal udah nulis banyak, tinggal upload huhuhu ...
Tapi gak apa-apa, gantinya hari aku bakal double update. Langsung!. Yeaayy senang gak? Senang dong🎉Sebelum lanjut aku pengen cek dulu. Teman-teman berasal dari mana aja nih?
Asal kota?
Umurnya kalau boleh tahu? Mungkin aja seumuran 'kan:D
Terima kasih udah baca MDI. Jangan lupa vote ya biar aku makin semangat. Aku gak pernah bosan mengingatkan ini😂
Syukron Jazakumullah and Happy reading ♥️____________________________
Manusia memang suka begitu. Suka sekali melihat dan menilai yang jelek ketimbang yang baik.
•••Memintamu dalam Istighfar•••
Keduanya sama-sama diam dengan tatapan menembus langit sore. Dian duduk di atas ayunan taman belakang rumahnya, tatapannya memang ke langit, tapi pikirannya menerawang jauh dengan kosong.
Sedang Ilham duduk di atas batu dekat kolam ikan. Diliriknya sejenak gadis yang kini terlihat lebih tenang dari tadi. Gadis itu sempat marah karena ia lancang mendengar semua tanpa izin. Ia masih ingat jelas bagaimana gadis itu berteriak kepadanya.
"Kamu ... dengar semuanya?"
Ilham mengangguk ragu dengan perasaan bersalah. "Maaf," lirihnya menyesal. Namun di luar dugaannya gadis itu langsung mendorongnya keras membuatnya tersentak.
"Lo siapa sih! Ngapain lo nguping hah! Lo pasti kan mata-mata dan suruhan orang lain! Setelah dengar semua, sekarang lo mau sebarin ke semua orang. Iya kan?! Iya!"
Belum selesai dari rasa kagetnya dan ingin menyela untuk menjelaskan, gadis itu sudah duluan membuka suara, berteriak dengan tangis yang masih tersisa.
"Gue salah apa sih! Hidup gue udah hancur tahu gak!!!"
"Ta-"
"APA!?" murkanya membuat Ilham menghela nafas. Bagaimana cara dia menjelaskan?
"BIBI!!!!" teriakan keras itu membuat seorang wanita tua yang tadi membukakan pintu untuknya berjalan tergopoh-gopoh dengan nampan di tangan. Bi Nini, Ikut duduk disampingnya dengan lutut menempel ke lantai.
"Iya, Non?"
"Kenapa orang asing bisa masuk rumah ini dan menguping semuanya!"
"Kenapa ini mata-mata bisa ke sini!"
Dian menghapus air matanya, berdiri dengan baik walau agak goyah. Matanya yang masih merah kini menatap tajam Ilham yang ikut berdiri.
"Aduh Non, maaf. Den Ilham ini udah nungguin non dari dua puluh menit lalu. Dia gak niat nguping kok Non. Gak sengaja kedengaran. Bibi minta maaf ya, Non. Ini salah Bibi orang lain jadi tau."
Dian mengendurkan tatapannya. Bi Nini menunduk bersalah membuatnya menghela nafas berat.
"Lain kali suruh Tunggu di gazebo orang asing Bi." Perintahnya Membuat Bi Nini mengangguk. "Ya udah Bibi balik ke belakang aja," ucapnya dengan suara masih kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memintamu dalam Istighfar ✓
SpiritualBagaimana jika yang jahat, nakal, suka clubbing jadi tokoh utama? Ini tentang Arasya Faradian Rayen, gadis 17 tahun dengan keluarga berantakan. Ia punya sahabat, sama-sama usil dan suka clubbing. Dian itu dingin, tapi dia mencintai sosok sempurna be...