Lagi-lagi Ilham tak dapat bergerak hanya untuk mendekat walau dia ingin. Dia tidak bisa melangkah, bahkan hanya untuk memanggil. Hatinya memintanya menahan. Jangan. Akhirnya Ilham kembali menahan gejolak hatinya bahkan mengenyahkan keinginannya sejauh mungkin.
Setiap melihat dia, hanya itu yang bisa Ilham lakukan. Mungkin dia seolah benar-benar hilang dan tidak peduli, namun nyatanya sering kali ketika Ilham tidak sengaja melihat Dian, ia bersembunyi bahkan menahan diri. Seperti sekarang, Ilham lewat di masjid biasa yang sering mengadakan pengajian rutin untuk muda-mudi.
Bukan ikut pengajian seperti biasa. Tidak. Sejak mengultimatum menjaga jarak dan menjauh dari Dian, Ilham tidak lagi datang ke masjid ini, dia beralih ke masjid lain, agar tak bersua dengan Dian. Untuk menjaga hati.
Namun, kali ini ia ingin datang, menentang keteguhannya, sekali saja. Ilham susah menahan. DIa hanya berdiri di bawah pohon menatap gadis berbaju syar'i yang berjalan berdua dengan temannya dengan wajah terlihat murung. Ilham terdiam bersalah.
Chat Dian tak pernah dia balas, termasuk chat tentang papa Dian. Bukan, bukan Ilham tidak peduli. Ia peduli, resah bukan main, begitu merasa bersalah, ingin datang, namun tertahan. Membalas bahkan datang sama saja menghancurkan jarak yang sudah terbentang.
Dian .
Dia ingin menghibur, ingin ada ketika Dian butuh. Ilham ingin menghampiri dia membuat bibir itu kembali tersenyum. Tapi hatinya pikirannya berteriak menolak,.
Tahan Ilham.
Tidak sekarang.
Mendekat sama dengan membiarkan perasaan itu berkembang dan dia sulit menata kembali hatinya.
Tahan Ilham
Dengar nasihat agama menjaga jarak dengan non mahram
Tahan
Jangan sampai setan makin punya peluang
Ilham ada Allah buat dia
Jangan
Jangan!
Ilham mendesah, mengepalkan tangannya kuat-kuat. Pada akhirnya, itulah yang dia lakukan, seperti sebelumnya. Tidak bisa mendekat, tidak bisa meraih, hanya melihat sekilas dari jauh dengan harapan yang begitu dalam.
Nanti.
Jika Allah izinkan ada waktunya.
***
Dian menunduk dalam dengan wajah murung, pengajian sore ini seolah tamparan baginya. Dia yang future dan sering menanyakan kenapa ya Allah? Yang masih tidak percaya dengan takdir Allah dan masih ragu hidup akan terasa nyaman dan tentram jika dekat dengan Allah, kini tersadar.
Menyesal, ia mudah menyerah dengan ujian. Ia masih tidak percaya, padahal Allah menyayanginya. Bahkan dia tidak bersemangat karena kecewa pada Allah.
Ternyata masalah yang kembali menerpa, bukan karena Allah tidak menyayangi atau bahkan menjauh dari hamba-Nya. Bukan Allah tidak peduli dan tidak melihat hamba-Nya yang berusaha memperbaiki diri dan hijrah untuknya.
Bukan.
Tapi karena Allah sayang.
Hijrah. Bukan sebatas kata aku hijrah lantas memperbaiki diri. Hijrah tidak hanya sekedar merubah kebiasaan, hijrah tidak sebatas waktu hanya ketika di waktu itu berubah menjadi baik. Tapi Hijrah itu Panjang dan luas.
Orang yang hijrah akan diterpa ujian lebih dulu. Allah sudah mengatakan, "Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Memintamu dalam Istighfar ✓
SpirituellesBagaimana jika yang jahat, nakal, suka clubbing jadi tokoh utama? Ini tentang Arasya Faradian Rayen, gadis 17 tahun dengan keluarga berantakan. Ia punya sahabat, sama-sama usil dan suka clubbing. Dian itu dingin, tapi dia mencintai sosok sempurna be...