Bismilah
MOHON DI VOTE DULU YA SEBELUM BACA-- Syukron ^^
__________________________________Untuk hati. Berjuang sendirian memang melelahkan. Perasaan tiada terbalas memang menyakitkan.
Namun, semua tidak boleh kandas oleh kenyataan. Selagi ada harapan, akan ada jalan.•Memintamu dalam Istighfar•
"Harus gue ungkapin semuanya?" Lo nggak bisa baca kepedulian gue selama ini, Di? Lo nggak bisa lihat tatapan gue, Di? Apa gue harus bilang dengan jelas kalau gue cinta lo dari awal kita kenal? Apa gue harus perjelas, kalau gue sayang lo lebih dari sahabat dan nggak rela lo sama laki-laki lain?"
Deg!
"Akbar ," lirihnya terkejut. Kepalanya menggeleng kecil. Menatap tidak percaya Akbar yang kini menatapnya dengan dalam, tatapan yang pernah Akbar tunjukkan namun baru sekarang dia menyadari.
Tubuhnya yang tiba-tiba dipeluk begitu saja membuatnya menegang.
"Please Di, sekarang lihat gue ."
Bunyi motor membuat Dian tersentak Hingga mendorong Akbar dan menoleh pada ilham yang kini menekan gas. "Kak Ilham? Kak Ilham!" teriaknya panik. Namun percuma, Ilham memilih berlalu Bersama motornya dengan kecepatan tinggi.
"Dian!" Tangannya ditarik hingga berbalik ke belakang. Dian menghela nafas menatap Akbar yang kini menggeleng pelan dengan tatapan memohon. "Jangan kejar."
Dia mendesah. Perasaanya berkecamuk saat ini. Memikirkan Akbar yang baru saja menyatakan perasaannya dan pada ilham yang kini pergi begitu saja. Apakah Ilham akan menjauh setelah melihat hal tadi?
***
Kini keduanya tengah duduk bersebrangan dengan meja yang menjadi sekat. Mereka sama-sama diam. Menatap lurus ke depan. Pada hamparan kota yang terlihat Indah pada malam hari.
Dian menghela nafas, membuat Akbar yang dari tadi bungkam kini melirik.
"Bar?"
"Lo beneran suka gue?" Dian menatap dua sorot mata itu yang lagi menatapnya dengan tatapan dalam penuh keseriusan.
"Apa lo perlu bukti?"
Kepalanya menggeleng. Kini rangkaian kebaikan, kepedulian serta perhatian Akbar berputar ulang. Ya dia tidak perlu bukti, semua itu sudah cukup menjelaskan padanya segala hal yang Akbar lakukan adalah sebagai bentuk rasa suka.
Tapi yang Dian sesali, sudah selama itu dia terang-terangan mengejar dan memuji laki-laki lain di depan Akbar. Bukannya dia selama ini menyakiti hati sahabatnya sendiri?
Walaupun dia tidak pernah memiliki perasaan sedikit pun pada Akbar, tetap saja Dian merasa jahat. Bagaimana pun Akbar adalah salah satu sahabatnya yang berada di baris terdepan, sahabat yang selalu mengerti dan memahaminya.
Selama ini ... dia curhat dengan Akbar, selama ini dia bahkan tidak tahu akan perasaan tersembunyi itu. Kenapa dia tidak pernah peka? Selama ini bahkan Dian hanya menganggap Akbar sahabat terdekatnya yang lebih peduli dan tempat bersandarnya pertama. Tapi selama ini dia tidak sadar itu semua.
Dari dulu, dia terfokus pada orang yang dia inginkan bahkan sampai sekarang pada Ilham hingga tidak sadar ada perasaan yang terpendam namun dia patahkan berulang.
"Di?"
"Gak ada tempat buat gue?"
Dian tidak menjawab, balik bertanya hal yang membuat Akbar tersenyum miris. "Kenapa lo baru ungkapin sekarang, Bar?" tanyanya sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memintamu dalam Istighfar ✓
SpiritualBagaimana jika yang jahat, nakal, suka clubbing jadi tokoh utama? Ini tentang Arasya Faradian Rayen, gadis 17 tahun dengan keluarga berantakan. Ia punya sahabat, sama-sama usil dan suka clubbing. Dian itu dingin, tapi dia mencintai sosok sempurna be...