[19] Cemburu

1.3K 223 10
                                    

Grup chatt

Kalian udah dengar?
Arasya Faradian Rayen akhirnya jadian dengan Akbar Setya Keno
-07.15

Ting!

Ketiga laki-laki yang duduk di kantin itu kini sama-sama membaca chatt yang baru masuk. Vano dan Gian sontak menatap Akbar yang terdiam dengan tatapan jelas mengisyaratkan ketidaksukaan.

Nafasnya memburu bersama tangan yang meremas kuat androidnya. Tubuh yang baru saja sampai di bangku kantin ini bangun dengan wajah marah dengan tatapan dingin.

"Lo tinggal lihat tanggal permainannya."

"Bar?" panggil Gian.

"Woi lo mau ke mana?" teriak Vano begitu Akbar menuju pintu kantin dengan langkah lebar.

"Arkan?" Sebelah alis Gian terangkat akan pertanyaannya pada Vano. Sontak keduanya segera berlari menyusul.

Akbar berjalan cepat menuju lorong kelas 12, aura yang tak biasa dari laki-laki itu membuat beberapa siswi yang berada di luar memilih menyingkir.

"Bar Bar? Eh lo mau ke mana?"

"Bar, ya gue tahu lo cemburu. Tapi ini masih jam sekolah."

Ditambah dua cogan lain mengejarnya membuat mereka memandang penasaran.

Akbar tidak mendengarkan, langkahnya makin lebar, makin membuat Gian dan Vano salah paham. Ternyata Akbar datang ke kelas Aila dan Dian.

Di ambang pintu, langkah Akbar berhenti, tatapannya langsung tertuju pada Dian yang tengah tersenyum menatap layar ponsel. Gian dan Vano ikut berhenti, menatap sejenak Dian lalu Akbar yang kini kembali berjalan masuk.

Kedatangan ketiganya membuat kelas yang tadi berisik mendadak hening, perhatian mereka beralih.

"Udah bel. Kalian ngapain?"

Tidak ada yang menyahut. Gian dan Vano saling diam membuat Aila menatap heran. Dian yang terusik dengan pertanyaan Aila, ikut mengalihkan perhatian dan tatapannya langsung jatuh pada Akbar yang menatapnya dalam dan datar.

"Apa?" herannya dengan senyum yang masih terukir indah sejak tadi.

Akbar tidak menyahut dan langsung menarik tangan Dian dan menyuruhnya ikut. Hal itu membuat Dian kebingungan namun tetap mengikuti langkah Akbar. Meninggalkan tiga sahabatnya yang saling pandang.

"Susulin?" Gian minta pendapat.

"Biar aja."

"Emang ada apa sih? Baru kali gue lihat Akbar rada aneh gitu?"

Sementara di luar, Akbar menarik Dian menuju taman belakang. Begitu sampai, ia melepaskan genggamannya dan berbalik badan. Akbar mengatur nafasnya sebelum menyampaikan maksudnya yang membuat Dian membulatkan mata tidak percaya.

"Putusin Arkan."

"Hah? Gila ya lo! Gak!" balasnya dengan melotot. Dian menatap sengit laki-laki dihadapannya. Yang benar saja. Jadian dengan Arkan adalah keinginannya dari awal SMA dan begitu hari pertama jadian, sahabatnya seenaknya menyuruh putus?

Memintamu dalam Istighfar ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang