Kadang ada yang suka datang hanya untuk mempermainkan dan membuat derita.
•Memintamu dalam Istighfar•
•••
Malam yang ditunggunya akhirnya datang. Dian terlalu riang, khusus malam ini dia berdandan sebaik mungkin. Untuk Arkan.
Sebuah dress selutut berwarna putih dan hitam kini terlihat pas di tubuh rampingnya. Pada bagian bawah dress agak sedikit lebar, sedang rambut gelombangnya kini dia biarkan tergerai.
Ia menatap sejenak pantulan dirinya di cermin, make up natural pun sudah ia poles sejak 15 menit lalu.
Cantik. Dia jadi tidak sabar melihat bagaimana reaksi Arkan nanti melihat penampilannya. Pasti sang pacar akan terpesona dan makin menyukainya. Membayangkan itu saja membuatnya senyum-senyum sendiri.
Dian melirik jam di dinding. Masih sepuluh menit lagi sebelum Arkan datang menjemput. Sementara dia sudah rapi dan tinggal bersiap pergi.
Sambil memilih menunggu di ruang tamu, Dian berjalan turun ke bawah setelah memakai Sling bag kecil berwarna putih dengan rantai hitam mengkilap. Kesenangan rasanya tidak bisa dia simpan sendiri, untuk itu juga sambil menundukkan diri ia mengirim sebuah pesan pada Akbar.
Malam ini gue jalan-jalan sama Arkan.
Lo tahu kan gue sekarang ulang tahun. Kira-kira apa yang Arkan persiapkan?
Send 20.52~•••
6 Minggu lalu
Seorang laki-laki yang masih lengkap dengan seragam sekolahnya menatap tidak tega gadis yang terbaring di brankar rumah sakit dengan beberapa alat menempel.
Masih teringat jelas di benaknya, bagaimana gadis itu kejang-kejang dengan mulut mengeluarkan busa yang begitu banyak.
Satu hal yang langsung dia lakukan. Marah dengan brutal hingga melampiaskannya pada pohon rumah sakit. Arkan mengeram dengan mata berapi. Siapapun pelakunya, Arkan berjanji dia akan menghancurkan perlakunya. Kalau bisa, sampai mati!
Di tengah kemarahan yang menjadi, sebuah telfon masuk dari Kefin membuatnya buru-buru mengangkat.
Kefin dan Bimo -kedua sahabatnya yang langsung dia minta mencari pelaku yang menyebabkan gadisnya hampir merenggang nyawa."Dian. Itu semua kerjaan Dian." Laporan singkat dari Kefin benar-benar memancing kemarahan luar biasa seorang Arkan. Rahangnya mengeras, tangannya kian terkepal, bahkan urat-urat leher dan tangannya pun tampak memperlihatkan bagaimana titik kemarahannya saat ini.
"Akhhh kurang aja!"
Mengumpat, mencaci bahkan menghina seorang Dian menjadi kamusnya seharian ini. Hingga dengan langkah yang lebar, ia berniat kembali ke sekolah. Satu kalimat yang ia sebutkan akan dia wujudkan.
"Gue akan hancurin dan rusak lo Dian. Rasa sakit lo akan melebihi apa yang Dinda terima."
Arkan tersenyum devil. Enam Minggu adalah waktu terberat baginya. Menjalankan hari-hari bersama seorang Dian yang selalu menempel setiap saat dengannya membuatnya jijik.
Tapi semua itu dia lakukan dengan sabar, demi membuat gadis murahan itu percaya bahwa aktingnya selama ini adalah tulus.
Enam Minggu membuat Arkan tidak sabar akan hari ini. Hari yang sudah dia catat setiap hari sejak tragedi itu. Hari bahagia baginya sekaligus derita untuk dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memintamu dalam Istighfar ✓
SpiritualBagaimana jika yang jahat, nakal, suka clubbing jadi tokoh utama? Ini tentang Arasya Faradian Rayen, gadis 17 tahun dengan keluarga berantakan. Ia punya sahabat, sama-sama usil dan suka clubbing. Dian itu dingin, tapi dia mencintai sosok sempurna be...