.
.
.
.
."Neeeeengg, kok makin cantik aja sih rambut ungu begini?" Chanyeol buntutin Rose dari belakang begitu si gadis masuk area sekolah. Nggak tanggung-tanggung, si caplang ini udah nungguin Rose sebelum jam enam pagi tadi.
Padahal jam segitu adalah jam Rose baru bangun tidur.
"Nengg, jangan kacangin A'a atuh," Rajuk Chanyeol.
Ini kalau bukan Kakak kelas, Rose pasti udah nabok Chanyeol karena masih pagi udah berisik. Nggak tahu apa kalau seminggu lebih ini moodnya rusak karena harus pulang pergi pakai wig ini.
Mungkin orang-orang bakal ngira ini rambut asli Rose. Padahal bukan. Ini wig dapat di kasih Hyoyeon karena Mami merasa bersalah udah motong rambut kedua anaknya asal-asalan dan hampir aja bikin Rose sama Lilis botak kayak Pak Saipul.
"Neng Rose ak---"
"Shut Up!" Rose meletakkan jari telunjuknya di depan mulut Chanyeol, "Sekali lagi lo berisik. Gue bakal terjun dari lantai sebelas sekolah."
Kening Chanyeol mengernyit, "Emang ada lantai sebelas? Perasaan sekolah ini cuma dua lantai."
Rose berdecak, dia kembali menarik tangannya. Biasa, kebawa emosi jadi mendadak bego begini.
"Rose?" June menghampiri Rose dan Chanyeol, "Mau ke kelas?" Tanya June.
"Ke neraka," Sahut Chanyeol.
"Eh ke neraka ngajak-ngajak gue. Lo aja sana," Kata Rose.
June menahan tawanya, "Oh iya Rose, pulang sekolah nanti jadikan?" Jadi guys, semenjak kejadian di cafe beberapa waktu lalu, dimana June nyelamatin Rose. Mereka berdua jadi deket. June bahkan minta nomor whatsaap Rose dan chat Rose tiap malam.
Karena Rose orangnya humble, kecuali sama Chanyeol, dia selalu merespon apapun yang June lakuin buat dia. June minta vc, Rose jabanin, June main ke rumah, Rose persilahkan. Apapun bentuknya Rose iyain aja.
"Iya," Balas Rose, "Gue ke kelas dulu ya Kak Jun," Pamitnya lalu masuk ke dalam kelas.
"Rose! Kok kamu nggak pamit sama A'a?! Rose!" Teriak Chanyeol yang tentu aja nggak diperdulikan Rose.
Sampai kelas Rose melihat laki-laki yang selalu jadi perbincangan di sekolah. Entah dibicarakan karena tingkahnya yang nakal sekaligus pintar, atau karena paras si lelaki yang rupawan, atau juga karena masalah percintaannya yang sering putus nyambung dengan para gadis.
"Ngapain tuh orang di kelas?" Tanya Rose pada Seulgi yang kebetulan udah datang lebih dulu dari pada Rose.
Biasa, Seulgi sengaja datang pagi karena mau nyalin PR.
"Oh, nggak tau. Tadi sih nyariin Mamat," Sahut Seulgi dengan mata dan tangan yang fokus menyalin.
"Oh," Hanya itu respon Rose. Kemudian dia meletakkan kepalanya di atas meja, "Sampai kapan sih gue harus pakai wig ini? Gatel banget. Berasa ada ribuan kutu di kepala," Keluh Rose.
"Ya salah lo sendiri ribut sama Lilis di rumah. Udah tau tante Hyo sadis."
"Ya masa gue harus ribut di rumah Pak RT? Bisa dibawa ke kantor polisi gue."
Seulgi menghela napasnya. Dia meletakkan pulpennya dan mengalihkan perhatiannya pada Rose, "Ngomong-ngomong, lo sama Kak June jadi jalan nanti?" Tanyanya penasaran.
"Hm."
"Kira-kira mau ngapain ya dia ngajak lo jalan?"
"Gue bukan emaknya, mana gue tau. Udah lo lanjutin tuh nyalin PRnya, gue mau tidur bentar. Semalem tidur gue nggak pules karena Mami sama Papi berisik di kamar."
"Waw apatuh berisik-berisik," Nggak tahu gimana caranya, Jennie udah berdiri di samping Rose dengan wajah senyum-senyum minta ditampol. Mungkin Jennie dan mesum itu sudah menjadi satu kesatuan yang kuat dan sulit dipisahkan.
***Bucin***
"Mau pesen apa Rose?" Tanya June begitu mereka sampai di cafe.
"Samain aja sama Kak June."
June mengangguk dan memesankan dua americano untuknya dan Rose.
"Kak?" Panggil Rose.
"Ya?"
"Kakak si J kan?" Tanya Rose to the point, "Maksud aku Kakak kan yang naruh coklat di kolong meja aku?"
June tersenyum kemudian mengangguk, "Aku salah satu penganggum kamu," Ungkap June, "Dan maksud aku ngajak kamu jalan hari ini, karena aku mau nembak kamu Rose. Kamu mau nggak jadi pacar aku?"
Rose diam sebentar. Dia tiba-tiba kepikiran dengan satu orang, yaitu Chanyeol, "Boleh aja," Ujar Rose yang membuat mata June membulat kaget.
"Beneran Rose?" Tanya June sekali lagi.
Rose mengangguk sebagai jawaban.
Sedangkan di tempat lain, Jaehyun tengah membantu Jiho mengerjakan PR si gadis.
Meski nakal dan sering disebut badboy, namun Jaehyun murid yang pintar dan sering mendapat juara kelas. Dia juga nggak segan untuk bantuin Jiho ngerjain PR dan semacamnya.
"Kak?" Panggil Jiho.
"Kenapa?" Jaehyun meletakkan pulpennya.
"Ayo kita putus."
Coment yang banyak gaesy! Mian, moment jaerosenya belum banyak disini. Sabar ya hehehe