.
.
.
.
.Pulang sekolah, Jaehyun langsung ngajak Rose pulang ke rumah Siwon selaku Ayah dari Jaehyun dengan dalih kalau dia bosan mengajar Rose di rumahnya terus.
Karena Jaehyun sudah mengajar Rose secara gratis, mau nggak mau gadis itu terpaksa ikut. Masih memakai seragam sekolah yang lengkap, Rose memasuki halaman rumah Jaehyun dengan mulut terbuka lebar.
Baru kali ini Rose melihat rumah semegah dan sebesar ini dengan mata kepalanya langsung. Bahkan saking sibuknya menatap sekeliling taman dan rumah Jaehyun, gadis itu nggak dengar kalau Jaehyun sudah menyuruhnya turun dari motor berulang kali, "Woi bolot!" Pekik Jaehyun nggak sabaran.
"Hah?" Sahut Rose.
"Turun!"
"Ooooh iya iya," Rose turun dari Marsya dan diikuti Jaehyun setelahnya. Dia kembali terbelalak saat seseorang-yang Rose yakini pegawai-di rumah Jaehyun mengambil alih Marsya dan membawanya pergi untuk di parkir, "Gila, motor aja ada yang parkirin," Katanya kagum.
Jaehyun mendecihkan tawanya, "Nggak pernah liat lo ya?"
Rose mengangguk dengan polosnya.
"Ini belum seberapa. Di rumah ini ada dua puluh lima pembantu," Cerita Jaehyun.
"SERIUS LO KAK?! ITU PEMBANTU APA ANAK AYAM? KOK BANYAK BANGET?!" Tanya Rose syok.
"Ya pembantu lah. Tapi bukan pembantu gue sih, lebih tepatnya pembantu Ibu sama Ayah. Gue mah mana punya duit buat bayar orang segitu banyak," Kata Jaehyun sambil terkekeh.
"Kalau punya orang tua lo, ya artinya punya lo juga lah. Gimana sih?"
Jaehyun menggeleng, "Punya Ayah ya punya Ayah, bukan punya gue. Udah ah, kita masuk aja yuk. Di luar panas," Lelaki itu meraih tangan Rose dan membawanya masuk ke dalam rumah.
Lagi-lagi Rose merasa kagum dengan kekayaan yang orang tua Jaehyun miliki. Banyak furniture rumah ini yang berlapis emas, bahkan Rose bisa tahu kalau lantainya saja dibuat dari keramik mahal.
"Jae? udah pulang?" Rose dan Jaehyun menoleh saat mendengar suara seorang wanita. Ternyata itu Dara, Ibu dari Jaehyun.
Jaehyun tersenyum kemudian menghampiri Dara dan mencium tangannya, "Udah Bu. Oh iya kenalin, ini Rose. Jaehyun ngajak dia karena mau belajar di sini."
Rose tersenyum lalu mencium tangan Dara, "Rose tante," Katanya memperkenalkan diri.
Dara tersenyum, "Saya Dara. Kamu panggilnya Ibu aja ya. Biar sama kayak Jaehyun."
"I-iya," Balas Rose kikuk.
"Rose?" Panggil Dara.
"Iya Bu?"
Dara mencubit pipi Rose gemas, "Selamat ya, kamu perempuan pertama yang Jaehyun bawa dan dikenalkan ke saya," Dara mendekat ke arah Rose dan membisikkannya sesuatu, "Itu artinya, Jaehyun punya niat serius sama kamu."
Brrr
Rose mendadak merinding dengarnya. Dia nggak bisa ngomong apa-apa karena terlalu kaget dan nggak percaya kalau dia gadis pertama yang Jaehyun bawa pulang ke rumah. Padahal Rose tahu, kalau Jaehyun ini sering dekat dengan para gadis menurut gosip di sekolah.
"Bu? Ngomong apa sih sama Rose? Kok dia jadi diem kayak orang bloon gini?" Tanya Jaehyun penasaran.
Dara menggeleng, "Ibu mau ke kamar Ital dulu ya. Kamu sama Rose langsung ke ruang belajar aja sana. Inget, jangan diajak ngamar," Katanya sambil terkekeh kemudian meninggalkan Rose dan Jaehyun.
"Yeee padahal baru mau dibuatin cucu," Sahut Jaehyun saat Dara sudah menjauh.
Rose melotot, "Enak aja langsung buat. Sah aja belum."
Jaehyun mengangkat sebelah alisnya seraya tersenyum nakal, "Berarti kalau udah sah mau dong aku ajak kerja sama bikin bayi?"
"Kak Jaehyun!" Geram Rose.
"Kak ini di kali dulu kan?"
"Eh cara gue bener nggak Kak?"
"Iihh gue dapet hasilnya dong Kak. 354 kan?"
Jaehyun tersenyum gemas melihat tingkah Rose yang semakin hari semakin rajin dalam belajar. Gadis yang semula selalu malas jika sudah berkaitan dengan buku dan angka, kini perlahan mulai berubah ke arah yang lebih baik.
Jaehyun mengambil pulpen di tangan Rose saat gadis itu tiba-tiba tertidur dengan kepala yang di tumpu dengan satu tangan. Sepertinya Rose kelelahan.
Pemuda Jung tersebut menggendong tubuh Rose dan membawanya ke kamarnya untuk di tidurkan di kasur. Ia menarik selimut untuk menutupi tubuh si gadis, "Mimpi indah, Rose..." Ucapnya lalu mengecup kening Rose tanpa izin.
Vomentnya jangan lupa!