.
.
.
.
.Tangan Rose meraba-raba nakas, mencari remot AC lalu mematikan pendingin ruangan tersebut. Kemudian dia menarik selimut lebih tinggi untuk menghalangi rasa dingin yang kian menusuk. Aneh rasanya, semalam pendingin ruangan seolah nggak berfungsi, dan rasa panas lebih dominan. Tapi kenapa sekarang rasanya sangat dingin, bahkan setelah pendingin ruangan tersebut dimatikan.
Rose melirik Jaehyun yang disebelahnya. Suaminya masih tertidur pulas. Jelas aja, ini masih jam empat pagi. Belum waktunya untuk bangun. Namun karena rasa dingin tadi, Rose terpaksa harus terbangun.
Rose memposisikan tubuhnya menjadi miring agar bisa melihat wajah Jaehyun lebih jelas. Kedua sudut bibirnya terangkat melihat pemandangan itu. Dia nggak nyangka, kalau wajah sepolos Jaehyun ini bisa berubah liar saat di ranjang. Masih teringat jelas oleh Rose saat Jaehyun menarik bathrobenya, lalu mengajaknya berdiri dan berpindah ke tengah kasur, melupakan makan malam mewah mereka demi bisa menikmati makan malam yang lebih luar biasa.
"Ck, pipi gue berasa ada kompornya," Gumam Rose saat mengingat-ngingat kejadian beberapa jam lalu. Dia kemudian menangkup wajah Jaehyun dan mengecup bibir suaminya. Dan disaat yang bersamaan, Jaehyun terbangun dari tidurnya. Matanya menangkap Rose yang sedang menciumnya.
Saat sadar kalau Jaehyun terbangun, Rose jadi malu sendiri. Dia menjauh dan bergerak memunggungi Jaehyun, "Malu anjir..."
Jaehyun terkekeh. Lelaki itu memeluk Rose dari belakang, "Malu ya ke gep aku hm?" Godanya.
Rose nggak bisa menyanggahnya. Jadi dia hanya bisa diam.
"Rose," Panggil Jaehyun.
"Iya Mas," Sahutnya tanpa menatap wajah Jaehyun.
"Kamu cinta aku?"
Rose mengangkat sebelah alisnya. Dia kemudian memutar kembali tubuhnya menghadap Jaehyun, "Kok nanya gitu?" Tanya Rose balik.
"Cuma mau memastikan. Takutnya perasaan kamu udah berubah."
"Enggak lah," Kata Rose yakin, "Kalau aku nggak cinta Mas Jaehyun, mana mau aku nikah dan nyerahin diri aku sama Mas."
Jaehyun tersenyum mendengar jawaban istrinya, "Aku juga cinta kamu."
"Aku tau. Soalnya kamu bucin," Cibir Rose.
Lagi-lagi Jaehyun tersenyum. Dia mendekatkan wajahnya pada Rose dan menanamkan satu ciuman di bibir istrinya. Lembut, dan tak menuntut.
"Kamu mau punya anak berapa?" Tanya Jaehyun saat pautan bibir itu terlepas. Mereka emang nggak mau untuk menunda momongan dengan dalih ingin fokus pada karir dulu atau ingin memiliki waktu berdua lebih banyak, mereka nggak mau itu. Justru menurut mereka, pernikahan itu akan lebih indah jika ada seorang anak. Meski Rose dan Jaehyun sama-sama masih kuliah. Namun mereka yakin bisa membagi waktu antara pendidikan dan keluarga.
Rose tampak berpikir, "Dua?"
"Dua? Kenapa nggak lima? Biar rumah kita rame," Saran Jaehyun.
Rose terkekeh, "Berapapun yang di kasih, aku terima kok."
Jaehyun membelai rambut istrinya, "Kamu bener. Yang terpenting sekarang, usahanya dulu. Iya nggak?" Tanyanya sambil menyeringai nakal. Membuat bulu kuduk Rose meremang. Jaehyun memposisikan dirinya kembali di atas Rose. Dia mengecup kening istrinya sebentar, "Sekali lagi. Boleh kan Rose?"