Judulnya jadi inget work sebelah yang part Jasmin hilang :")
Ada yang inget juga nggak?
.
.
.
.
.Tak!
"IH SAKIT!" Rose mengelus jidatnya yang baru aja dipukul pakai pulpen sama Jaehyun.
Lelaki itu menghela napasnya, "Lagian lo gue ajarin malah tidur. Buruan tuh kerjain," Malam ini Jaehyun datang ke rumah Rose untuk membantu gadis itu belajar. Tapi baru sepuluh menit di depan buku, Rose langsung tertidur, membuat Jaehyun kesal sendiri dan akhirnya memukul kepala Rose.
Rose mengerucutkan bibirnya, "Gue nggak tau caranya."
Jaehyun membelalakkan matanya kaget. Capek-capek dia ngejelasin tapi nggak ada yang masuk ke otak Rose, "Makanya kalau gue lagi jelasin itu ya dengerin. Ini malah tidur," Jaehyun menarik buku Rose dan mencoba untuk menjelaskannya kembali, "Yang pertama lo pecah dulu nih angkanya biar jadi kecil."
Rose mengerutkan keningnya, "Biar pecah harus gue banting dulu apa gimana Kak?"
Jaehyun meremas rambutnya sendiri, berusaha menahan emosi yang akan segera meledak karena mengajari Rose, "Lo cincang pakai pisau daging. Puas?"
Rose mengangguk paham. Kemudian dia berdiri yang membuat Jaehyun bingung, "Lo mau kemana?" Tanya Jaehyun.
"Mau ambil pisau daging punya Papi," Katanya polos.
"BUAHAHAHAHA," Lilis yang nggak sengaja dengar percakapan Kakaknya dan Jaehyun tertawa puas, "Punya Teteh kok gobloknya nggak ada tandingan," Celetuknya seraya masuk ke dalam kamar.
Rose melotot, "Lilis! Awas lo ya!"
Ryeowook yang memantau putrinya sejak tadi menggeleng lelah kemudian menepuk pundak Jaehyun beberapa kali, "Sabar ya nak Jae. Rose emang gitu," Katanya kemudian meninggalkan Rose dan Jaehyun berdua di ruang tengah.
"Rose," Panggil Jaehyun.
"Apa?!" Ketus Rose, "Lo seneng ya liat gue di ketawain Lilis?"
"Enggak. Sini duduk lagi," Jaehyun menarik tangan Rose. Wajah gadis itu tampak cemberut karena kesal di ledek Lilis, "Mau tau sesuatu nggak Rose?" Tanya Jaehyun baik-baik.
Alih-alih menjawab dengan suara, Rose hanya menatap Jaehyun tanpa ekspresi.
"Semua orang itu sebenarnya pintar. Cuma yang membedakannya usaha orang itu masing-masing. Gue yakin kok, kalau lo rajin belajar, mau berusaha, dan ngelawan rasa males lo itu. Lo pasti bisa ngerjain soal-soal kayak gini. Bahkan peringkat lo juga bisa naik dan akhirnya uang jajan lo ikut naik," Ucap Jaehyun yang membuat hati Rose mendadak tenang, "Gimana? Mau coba berubah nggak?"
Rose mengangkat kedua sudut bibirnya lalu mengangguk.
Jaehyun ikut tersenyum, dia mengacak rambut Rose gemas, "Bagus. Lagipula dari buku yang pernah gue baca, kepintaran seorang anak itu nurunin ibunya. Jadi lo harus berusaha supaya anak-anak kita nantinya jadi anak yang cerdas."
Rose menonjok perut Jaehyun, yang membuat lelaki itu meringis, "Kok gue di tonjok?!" Protes Jaehyun.
"Lagian mimpi lo ketinggian!" Sungut Rose, "Anak-anak kita? Pret! Nikah sana sama Marsya."