.
.
.
.
."Jenooo, aduh jangan naik-naik sofa sendiri. Nanti kamu jatuh!"
"Jaemiiiin, jangan jilatin tv! Kotor!"
"Jinhee! Itu lipstik Bunda kenapa kamu gerogotin sih?"
"Iya Mbak Rose? Manggil saya?" Jinhee, tetangga sebelah Rose masuk ke dalam kediaman Jung karena merasa terpanggil.
"Eh? Bukan Jinhee kamu, tapi Jinhee anak saya. Maaf ya," Ucap Rose. Padahal dia lagi neriakin ketiga anaknya yang aktifnya banget-banget. Memasuki bulan ke sembilan, trio J menjadi anak yang hyperaktif. Mereka sudah mulai belajar berjalan dan suka memasukkan benda-benda ke dalam mulut. Contohnya seperti kemarin sore, Jaemin dan Jeno hampir aja jatuh karena naik-naik tangga. Untungnya Jaehyun melihat kedua putranya dan segera menggendong mereka.
"Duh kalian nih, minta Bunda smackdown ya," Rose menggendong ketiga anaknya secara langsung dan membawa mereka ke dalam kamar untuk di mandikan karena hari sudah sore. Mama muda itu membuka baju masing-masing anaknya, "Jaemin sama Jinhee tunggu sini ya. Bunda mau mandiin Jeno dulu."
"Mbak manggil saya lagi?"
Rose menoleh, Jinhee tetangganya sudah berdiri di ambang pintu kamar. Rose sendiri bingung kenapa tetangganya ini bisa denger dia nyebut nama Jinhee? Ih serem, "Enggak, bukan."
"Oh gitu. Yaudah saya pulang lagi ya," Pamit Jinhee.
Rose bergidik ngeri, "Bunda harus ganti nama kamu Jin kalau gini caranya," Rose meletakkan Jaemin dan Jinhee di matras dan memberikan mereka mainan agar tenang. Sedangkan dia pergi ke kamar mandi untuk memandikan Jeno.
Setiap hari kerjaan Rose seperti ini. Memandikan, menyuapi, mengajak bermain trio J dan lain-lain sampai dia nggak punya waktu istirahat untuk diri sendiri. Kadang saat yang lain tertidur, salah satu dari si kembar akan terbangun, atau saat yang satu buang air, yang satu lagi ribut ingin asi, begitu terus. Ada saja ulah trio J yang membuat Rose dan suaminya susah untuk beristirahat.
"Huaaaaaaa ndaaa!" Rose yang sedang memandikan Jeno menghela napas mendengar tangisan Jinhee. Memang, trio J juga sudah bisa menyebutkan kata Nda. Baru satu kata itu saja. Bahkan Jaehyun juga dipanggil Nda oleh ketiganya.
Padahal Jaehyun kan berburung.
"Sebentar adek. Bunda lagi mandiin Abang," Rose buru-buru menyelesaikan tugasnya dan kembali ke kamar. Dilihatnya Jinhee sedang menangis, "Kenapa cantiknya Bunda hm?"
"Huaaa-huaaa," (A'a cubit ketek aku!)
Jaemin yang melihat adiknya menangis, tertawa puas, Lagian lo noyor pala gue.
"Udah ah jangan nangis. Sekarang Adek mandi ya sama Bunda," Rose meletakkan Jeno di matras lalu bergantian memandikan Jinhee. Sampai akhirnya ketiga anaknya selesai di mandikan.
"Anak-anak Bunda udah pada ganteng sama cantik. Tinggal kita tunggu Ayah pulang ya," Nggak lama setelah itu, Jaehyun pulang dengan membawa banyak sekali mainan, "Banyak banget Mas mainannya."
"Ayah Siwon ngasih buat cucu-cucunya. Katanya sebagai hadiah soalnya anak-anak udah bisa jalan dikit-dikit," Jelas Jaehyun. Kemudian dia mengalihkan perhatiannya pada ketiga anaknya yang sedang main di matras, "Kalian pada kangen Ayah nggak nih?" Jaehyun duduk lalu memindahkan Jinhee ke pangkuannya.
Kangen dong! -Jeno
Gk -Jaemin
Kangen banget sama Ayah ganteng -Jinhee
"Ndaa bababa," Oceh Jinhee seraya menarik-narik dasi Ayahnya (Tadi aku berantem sama A'a, terus lipstik Bunda aku gigitin)
"Ngomong apasih nak? Ayah nggak ngerti," Kata Jaehyun yang tak mengerti ucapan sang putri.
"Mas," Rose ikut duduk disamping Jaehyun, "Nama adek kita ganti aja yuk. Jangan Jinhee, soalnya Jinhee sebelah suka masuk ke rumah karena merasa terpanggil."
"Yaudah boleh. Mau apa? Biar nanti orang aku yang urus masalah KK atau lainnya."
"Heejin. Jung Heejin. Gimana?"
Jaehyun mengangguk setuju, "Bagus. Aku suka. Iya nggak Heejin?"
Kereeen nama adek diganti -Jeno
Heejin?! Kenapa Bunda kasih nama jelek itu buat adek? Nama adek tuh Jinhee! Jinhee! -Jaemin
Bacot law A'a jelek! -Heejin
"Rose, nanti malam aku mau minta jatah ya? Udah lama lho kita nggak eum--"
"Iya," Sahut Rose cepat. Supaya topik dewasa ini segera berakhir, "Tapi nanti kalau anak-anak udah tidur."
Aww jatah apatuh? -Jeno, Heejin
Bodo amat, gue nggak bakal tidur sampai besok pagi! Mari kita begadang slurr -Jaemin
Ternyata Jaemin beneran nggak tidur. Padahal ini sudah pukul sebelas malam, dan bayi itu masih betah melek di tengah-tengah kedua orang tuanya. Sedangkan Jeno dan Heejin ada di kamar sebelah, di box mereka masing-masing karena kedua bayi itu sudah tertidur pulas dari jam sepuluh.
"Jaemin, tidur dong sayang. Ayah mau nyusu juga kali kayak kalian," Ujar Jaehyun yang langsung dapat cubitan dari istrinya, "Iih sakit Bund!"
Mam tu de pus -Jaemin
"Kamu nih ya, anaknya diajarin yang nggak bener," Dengus Rose.
"Ya lagian dia nggak tidur-tidur. Padahal Jeno sama Heejin aja udah tidur dari tadi."
"Namanya juga anak bayi Mas. Kan kamu bilang sendiri, ulah bayi tuh ada aja."
"Tapi kalau Jaemin ini bayi kurang akhlak. Kerjaannya bikin darah tinggi mulu. Masukin lagi coba Bund ke perut kamu. Nggak usah dikeluarin sekalian."
Yeeee sensitif kek pantat A'a deh si Ayah. Yaudah nih gue tidur. Bye! -Jaemin
"Tuh Mas, kalau udah waktunya tidur mah pasti Jaemin tidur kok," Ujar Rose saat melihat Jaemin sudah menutup matanya untuk selama-lamanya. Eh jangan. Nanti nggak ada yang bikin Ayah sama Bunda naik blood, "Sana kamu taruh di boxnya. Habis itu baru deh."
Jaehyun tersenyum. Dia buru-buru memindahkan Jaemin ke kamar sebelah. Karena malam ini kamar utama akan menjadi arena gulat, "Udah Bund, yuk mulai!" Ajak Jaehyun semangat.
Waktu bibir Jaehyun dan Rose saling tertaut, lalu tangan Jaehyun yang mulai membuka kancing piama istrinya satu persatu, tiba-tiba,
BRUK!
"HUAAA-HUAAA!" (BUNDAAA BOX A'A JEBLOOOS)
Jaehyun menjauh dari Rose lalu menghela napasnya, "JAEMIIIN! PUNYA AYAH UDAH BERDIRI INIIII. KAMU BISA TENANG DULU NGGAK SIH HUHUHU..."