.
.
.
.
.Beberapa menit sebelum disunat,
Karena ini acara sunatan kedua cucu tersayangnya, Siwon memutuskan untuk membiayai acara syukuran si duo J. Mulai dari tenda mewah, makanan, mengundang tim qasidah Ibunya Nayeon, dan segala macamnya Siwon yang menanggung. Jaehyun dan Rose tinggal terima beres.
Dan jam sembilan nanti Rose beserta suaminya akan membawa Jeno dan Jaemin ke klinik sunat. Tapi, dua puluh menit sebelum keberangkatan mereka, tiba-tiba aja Jaemin hilang.
Nih anak satu hobinya emang nyusahin Ayah dan Bundanya.
Seluruh isi komplek beserta tim qasidah di kerahkan untuk mencari Jaemin yang mendadak hilang. Ada yang nyari di pohon, got-takut-takut Jaemin kecebur kayak Haechan beberapa waktu lalu-, atap rumah, sampai rumah Pak RT Jaehyun datangi karena takut Jaemin kabur kesana. Tapi hasilnya nihil, Jaemin nggak ada dimana-mana.
"Mas, udah kamu cari di closet belum? Takut Jaemin nyemplung kesana," Tanya Rose pada suaminya.
"Emangnya Jaemin eek apa Bund? Nggak ada lah."
"Ya kan kamu tau tingkah Jaemin. Emangnya pernah dia ngelakuin hal lazim selama ini? Semua tingkahnya absurd, kayak kamu," Tuding Rose.
"Lho kok aku? Jaemin mirip kamu tuh absurdnya."
"Kamu! Mirip kamu!"
"Mirip kita yang bener. Udah ayo cari lagi, kasian dokternya udah nunggu," Kata Jaehyun menyudahi perdebatan mengenai Jaemin yang mirip siapa.
Waktu lagi bantu nyari Jaemin, Jennie tersadar akan satu hal, "WEH ANAK GUE KOK JUGA NGGAK ADA YA?!" Pekiknya baru sadar jika Haechan juga ikut menghilang.
Orang sekomplek semakin panik. Ini kenapa jadi banyak anak kecil yang hilang?
"Wah kayaknya ada badut it nih yang nyulik anak-anak kita," Jongin berasumsi. Kemarin malam dia baru nonton horror sama Jennie, ceritanya ada badut yang nyulik anak. Makanya Jongin berpikir sedemikian, "Tapi masa badut mau nyulik anak gue sih? Di jual juga nggak bakal laku Echan mah."
Sedangkan kedua anak kecil yang lagi dicari-cari, sedang sembunyi di rumah Jennie. Lebih tepatnya di dalam kulkas milik keluarga Kim itu, "Jaemin, kenapa Echan diajak ngumpet juga sih? Dingin tau," Sebal Haechan. Dingin banget cuy di dalem kulkas, mana cuma lekbongan.
"Sut, jangan berisik. Nanti aku kasih dua ribu. Aku nih takut kalau ngumpet sendirian. Kalau kata Jeno, nanti dibawa nenen-nenen tua."
"Ih ngomongnya jorok!" Haechan bergidik jijik, "Masa nenen? Nenek kali!" Katanya ngegas, "Kalau nenen tuh buat dedek bayi, kayak Jiheon."
"Bukan cuma bayi, aku malah pernah liat Ayah nenen juga sama Bunda."
"Masa? Echan nggak percaya ah. Jaemin kan tukang tipu."
Jaemin menggedikan bahunya nggak perdulin, Haechan banyak omong. Padahal kan dia beneran lihat.
"Lagian kan kamu mau sunat, masa ngumpet?" Tanya Haechan. Tadi pas dia lagi asik-asik makanin prasmanan di rumah keluarga Jung, Jaemin tiba-tiba narik dia dan ngajak ngumpet, dengan embel-embel Jaemin akan memberikan Haechan uang dua ribu rupiah.
Haechan sih mau aja. Lumayan, uangnya bisa beli petasan kentut. Yang kalau kata Haechan sih baunya mirip kentut Papahnya.
"Aku takut. Kata Heejin kalau titi* aku dipotong, aku jadi cewek nanti. Aku kan nggak mau," Cerita Jaemin.
"Berarti Hyunjin habis ini jadi cewek dong?" Tanya Haechan, "Kalau gitu Echan juga nggak mau sunat ah."
Jaemin mengangguk, "Bagus," Lalu dia bertos ria dengan partnernya.
Jongin yang haus karena mencari anaknya dan anak temannya nggak ketemu-temu, memutuskan untuk pulang dan berniat untuk membuat es kukubimo. Tapi begitu buka kulkas, matanya membelalak sempurna melihat dua anak kecil yang sedang nyengir ke arahnya, "Kalian berdua ngapain di sini?!" Tanya Jongin. Dia langsung mengeluarkan Haechan dan Jaemin dari kulkas. Bibir Haechan udah bergetar karena dingin, begitupun Jaemin.
"Papah, J-jaemin takut sunat. Makanya kita ngumpet," Jelas Haechan terbata.
"Om, jangan kasih tau Bunda sama Ayah kalau Jaemin di sini. Nanti Jaemin kasih uang seribu."
Tawa Jongin hampir meledak. Seribu? Buat beli sosis juga kurang.
"Nggak, Om harus kasih tau Bunda sama Ayah kamu. Sebentar," Jongin berlari keluar untuk memanggil Rose dan Jaehyun. Nggak lama kedua orang itu datang.
"Jaemiiiiin, Bunda cariin dari tadi. Nggak taunya ngumpet di sini. Ayo kita ke klinik sekarang, kasian dokternya udah nunggu," Ajak Rose.
Jaemin menggeleng, dia berpegangan pada kursi meja makan, "Nggak maoooo! A'a nggak maoo di sunaat. A'a nggak mau jadi cewek!"
Jaehyun menghela napas, "Nggak bakal jadi cewek. Justru sunat itu bagus. Ayo buruan."
"Nggak mau Ayaaaaaah!" Tolak Jaemin.
"Mas, gotong buruan," Titah Rose karena nggak ada cara lain. Akhirnya Jaehyun menggotong Jaemin sekaligus kursi-kursinya.
Jaemin ya cuma bisa nangis. Saat sampai di klinikpun dia masih nangis. Berbeda dengan Jeno yang tampak tenang, bahkan saat dokter menyunatnya, "Jeno udah selesai, ayo sekarang Jaemin," Kata si dokter.
Jaehyun meletakkan tubuh Jaemin di brankar, namun anak itu malah mengamuk dan nggak sengaja menampar wajah Ayahnya, "Aduh A, nggak sakit. Abang aja tadi kuat, nggak nangis. Jadi A'a tenang aja ya?" Bujuk Jaehyun.
"HUAAAA NGGAK MAU! AYAH SOLIMI SAMA A'A!"
"Solimi solimi, soleh!" Sahut Rose, "Ayah kamu itu soleh. Insyaallah hehehe," Cengir Rose.
"Nggak sakit. Cuma kayak digigit semut," Kata dokter, "Nih kita mulai ya. Bismillahirrahmanirrahim."
"HUAAAA DOKTERRRR RASANYA KAYAK MAU MENINGGOY!"
"JANGAN BANYAK-BANYAK POTONGNYA! NANTI A'A JADI KAYAK CEWEK KATA HEEJIN!"
"BUNDAAAAA BALIKIN TITI* A'A!"
Rose diantara ngakak sama kasihan melihat putranya, "Mana bisa? Titi* kamu udah lepas, nggak bisa disambung lagi. Hayuluh jadi kayak cewek."
"HUAAAA BUNDA JAHAT! A'A MARAAAAAH!" Tangis histeris Jaemin. Beneran takut kalau dia nggak punya burung lagi, "A'A NGGAK MAU JADI ANAK BUNDA LAGI POKOKNYA!"
"Alhamdulillah," Gumam Rose, merasa setuju dengan keputusan Jaemin.
Tau ah ngakak