Cafe

10.3K 1.5K 160
                                    

Oh iya ges, kalau di Jung's family kan keluarga Rose tinggal di Tasik. Nah di work ini mereka masih tinggal bareng di Jakarta ya. Nanti diceritain kok gimana keluarganya bisa pindah ke Tasik.

Nggak usah bingung sama worknya, kita ikutin aja alurnya okey?
.
.
.
.
.

"Tangan kanan gue berasa mau lepas," Keluh Rose seraya mendudukkan bokongnya di bangku cafe milik Bapaknya Jennie alias Om Julian.

"Mau minum apa kalian? Biar gue aja yang ambilin langsung. Lama kalau harus nunggu Mbak-mbaknya dateng," Tanya Jennie.

"Cuaca hari ini panas. Enaknya King Manggo Thai nih," Kata Seulgi.

"Gue mau Blue Ocean, esnya yang banyak," Pesan Nayeon.

"Eum gue samain kayak Seulgi aja Jen," Rose nggak mau ribet mikirin menu. Karena hidupnya sendiri aja udah terlalu ribet. Apapun makanan dan minuman yang disajikan di depannya, pasti dilahap habis.

"Lo mau apa Min?" Mina yang lagi rapihin isi kotak pensilnya mendongak.

"Aku es coffe aja," Ucap Mina.

Jennie menggeleng, "No aku-aku. Gue-elo biar akrab. Ya?"

Mina tersenyum lalu mengangguk.

"Oke, kalian tunggu sini," Jennie pergi ke dapur dan meminta langsung pada pelayan di sana untuk membuatkan pesanan teman-temannya.

Enak pokoknya punya teman kayak Jennie. Apalagi kalau udah soal traktir mentraktir, Jennie nomor satu. Dia nih tipe-tipe yang nggak pelit sama teman sendiri. Jangankan teman sendiri, orang nggak dikenalpun kadang Jennie traktir.

Good Job, Jen.

Rose mengeluarkan coklat batangan yang kini tinggal setengah itu dari dalam tasnya. Bukan Rose yang buat coklat ini jadi setengah, melainkan Seulgi, Nayeon, dan Jennie. Mereka bertiga memakannya saat di jalan tadi, katanya nggak tahan lapar.

Rose menatap coklat itu sambil berpikir kira-kira siapa orang yang memberikan kepadanya, "Gue nggak bisa mikir dan nebak siapa orang yang ngasih coklat ini buat gue," Kata Rose membuat teman-temannya minus Jennie, menoleh ke arahnya, "Kalian ada bayangan nggak siapa kira-kira yang ngasih gue ini?"

"Yaelah Rose, paling fans lo. Tau sendiri satu sekolah terutama laki-laki pada ngincer lo buat jadi pacar," Sahut Nayeon santai sambil memainkan game di hp pintarnya.

Sebenernya ini bukan pertama kalinya Rose dapat hadiah kayak gini. Dia udah sering banget dapat bunga, coklat, dan segala macamnya dari teman-teman sekolahnya, lebih tepatnya laki-laki di SMA ELANG, tapi baru kali ini Rose penasaran sama si pengirim coklat ini.

Ting!

Bel pintu cafe berbunyi, menandakan bahwa ada orang yang baru aja masuk ke dalam cafe.

Kening Rose mengerut melihat sepasang remaja-laki-laki, perempuan-yang memasuki cafe lengkap dengan seragam sekolah yang sama dengannya, "Jiho kan tuh?" Tanya Rose pada Seulgi.

Seulgi menyipitkan matanya, untuk melihat lebih jelas orang yang dimaksud Rose.

"Nggak usah disipitin gitu Seul, makin nggak keliatan nanti," Celetuk Jennie sembari meletakkan minuman pesanan teman-temannya di atas meja.

Seulgi mendengus, "Nistain aja terus."

"Iya Las, itu Jiho," Kata Nayeon membenarkan.

Jennie ikut melihat, "Oh adek kelas yang katanya jadian sama Jaehyun?"

Seulgi mengangguk, "Lo liat aja tuh, Jaehyunnya aja mepet-mepet banget gitu sama Jiho. Gue doain gancet sekalian."

Mina cuma bisa nyimak teman-temannya. Dia nggak kenal siapa itu Jiho, tapi dia cukup tertarik dengan laki-laki yang berada di sebelah Jiho.

"Pokoknya, diantara kita nggak boleh ada yang berurusan sama couple J itu. Terutama sama Jaehyun. Kalian tau kan gimana badboynya Jaehyun? Gue denger-denger dari kelas sebelah, dia sering banget ngePHPin perempuan," Cerita Jennie.

Rose menghela napasnya dalam. Dia nggak tertarik sama perbincangan ini dan lebih memilih scroll hpnya, dari mulain whatsapp, instagram, path, semuanya di scroll. Sekalian nyari anak SMA ELANG yang nama depannya J.

"Shit," Rose reflek mengumpat saat merasakan dingin di roknya. Dia mendongak untuk melihat siapa pelaku yang menumpahkan minuman ke roknya, "Lo?" Rose melihat Jiho berdiri di depannya tanpa wajah merasa bersalah, "Maksud lo apa?"

"Gue? Nggak sengaja. Sorry," Sahut Jiho santai, kemudian berlalu meninggalkan Rose.

"Dasar nenen lampir," Geram Jennie.

"Nenek anjir," Ralat Seulgi.

Nggak terima di berlakukan seperti itu, Rose menahan tangan Jiho, "Bisa nggak lo tanggung jawab dengan perbuatan lo?" Tanya Rose baik-baik.

"Maksudnya?" Tanya Jiho.

Rose tertawa remeh, "Heran gue kok ada ya adek kelas nggak tau sopan santun kayak lo."

"Kaya kita juga dong ke si Chanyeol," Bisik Nayeon.

"Suut!" Seulgi menyenggol Nayeon.

"Bersihin rok gue sekarang," Titah Rose.

"Apa? Bersihin?" Jiho tersenyum sinis, "Tapi gue nggak mau Kak."

"Oke kalau lo nggak mau bersihin. Gue nggak masalah. Seenggaknya lo minta maaf dengan tulus," Rose mengambil es coffe milik Mina, "Minta maaf atau enggak?"

"Lo budeg? Tadi kan gue udah minta maaf."

"Yang tadi nggak ikhlas. Ulang."

"Nggak mau!" Tolak Jiho.

Byur!

Rose menyiram seragam Jiho, membuat Jiho sendiri dan keempat teman Rose lainnya membelalakan mata kaget, "Yah, kenapa nggak di mukanya sekalian?" Keluh Jennie.

Jiho menggeram kesal, dia berniat membalas Rose lagi dengan menyiramkan minuman milik Jennie. Namun segera ada yang menahannya, "June?" Gumam Nayeon, Jennie, dan Seulgi bersamaan.

Rose menatap punggung June yang membelakanginya sambil berpikir sesuatu, "J for June?"










Jaehyun mendudukkan kembali bokongnya setelah sempat berdiri dan berniat untuk menolong Rose. Namun sayangnya, dia keduluan orang lain.

Bucin ; Jaerose [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang