.
.
.
.
.Pulang sekolah, Rose ngajak June jalan. Udah pada tau kan niatnya apa? Apalagi kalau bukan mutusin June.
Jujur, Rose ngerasa nggak enak banget udah bohongin June selama dua minggu ini tentang perasaannya. Nggak mau June makin sakit hati, Rose memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan lelaki tersebut hari ini juga.
"Rose? Tumben nggak di makan baksonya?" Rose emang ngajak June ke pangkalan bakso langganannya sama sahabat-sahabatnya. Tadinya mau ke cafe, tapi Rose mikir dua kali. Masa mau putus aja di tempat yang elite?
"Kak," Panggil Rose. Gadis itu menggigit bibir bawahnya ragu.
"Iya kenapa? Nggak enak baksonya?" Tanya June.
Rose menggeleng, "Aku mau ngomong sesuatu sama Kak June."
Wajah June berubah serius, "Tentang kamu dan Jaehyun?" Tebaknya yang membuat Rose mengerutkan kening.
"Maksud Kak June apa?" Rose malah balik bertanya.
June menghela napasnya. Ia melipat tangannya di depan dada, "Kamu pikir aku nggak tau Rose? Aku tau dari mulai kamu yang bolos berdua sama Jaehyun sampai kalian yang dihukum bareng. Aku tau semuanya. Malah bukan cuma aku yang tau, tapi satu sekolah tau."
"Kamu selingkuh sama Jaehyun?" Tanya June.
"Kak!" Bentak Rose tanpa sadar, "Aku sama sekali nggak selingkuh sama Kak Jaehyun."
"Terus?"
"Aku cuma temenan sama dia. Nggak lebih."
June tertawa hambar, "Nggak yakin aku. Kalau cuma temen, kalian berdua nggak akan sedekat itu."
Rose memijat pelipisnya. Bingung kenapa urusannya jadi melebar kemana-mana, "Oke, terserah Kakak mau percaya atau enggak. Tapi hari ini, aku minta putus. Hubungan kita berakhir sampai di sini," Final Rose lalu bangun, berniat untuk pergi. Namun June menahan tangannya, "Lepasin," Pinta Rose.
June menggeleng, "Aku nggak mau putus."
"Tapi aku nggak bisa ngelanjutin hubungan ini lagi Kak June."
"Jadi bener dugaan aku? Kamu dan Jaehyun---"
"Aku nggak pacaran sama Kak Jaehyun! Berhenti nyalahin dia!" Sela Rose, "Oke. Aku mau buat pengakuan sama Kak June. Sebenarnya alasan aku nerima Kak June bukan karena suka apalagi cinta sama Kakak. Alasan aku cuma satu, karena aku nggak mau Kak Chanyeol ganggu hidup aku lagi. Aku tau ini terkesan jahat buat Kak June sama Chanyeol. Tapi aku nggak bisa berbuat apa-apa. Maaf," Sesal Rose.
June tercengang dengan pengakuan gadis di depannya, "Rose..."
Rose meneteskan air matanya, "Maaf Kak. Mulai sekarang terserah Kak June, mau benci aku atau enggak. Tapi aku mohon, Kakak jangan sampai nyalahin Kak Jaehyun karena berakhirnya hubungan kita. Ini pure kesalahan aku. Sekali lagi maaf," Setelah mengatakan itu Rose pergi, meninggalkan June sendiri dan dua mangkuk bakso.
Biar June yang bayar.
Selama perjalanan menuju rumah, Rose nangis. Dia merasa bersalah banget sama June dan Chanyeol.
"Kenapa gue jahat banget sih," Isak Rose.
"Emang," Sahut seseorang. Membuat Rose membelalakkan matanya kaget.
"Kak Jaehyun? Ngapain di sini? Ngikutin gue lagi ya lo?" Tuding Rose seraya mengelap ingusnya dengan dasi sekolah.
"Enggak tuh. Lo ge'er," Lelaki itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana, "Lo kenapa nangis?" Tanya Jaehyun, "Mau cerita nggak sama gue?"
"Emangnya kita udah sedeket itu sampai gue harus cerita sama lo?"
Jaehyun mendengus. Mereka melanjutkan perjalanan dalam diam.
"Putus sama June?" Tebak Jaehyun setelah beberapa menit mereka saling diam dan sibuk dengan pemikiran masing-masing.
Rose menjawabnya dengan sebuah deheman. Tangisnya yang semula reda, kembali datang karena pertanyaan Jaehyun tersebut. Membuat Jaehyun jadi bingung sendiri, "Rose yaampun, kok nangisnya malah makin kenceng?"
"Huaaaaa Mami..."
Beberapa pejalan kaki yang lewat, menatap Rose dan Jaehyun sambil berbisik, "Pasti lagi berantem tuh mereka."
"Ada aja kehidupan remaja," Bisik yang lainnya.
"Rose, jangan nangis di sini dong. Ntar gue dikira jahatin lo," Pinta Jaehyun.
Tapi Rose masih aja nangis.
Dengan ragu, Jaehyun membawa Rose ke dalam pelukannya dan menepuk-nepuk punggung si gadis, "Tenang ya. Jangan nangis lagi please. Gue bakal turutin apapun yang lo mau. Tapi tolong, berhenti nangis," Bujuk Jaehyun.
Tangisan Rose mulai mereda, "Lo bener bakal nurutin apapun yang gue mau?"
Jaehyun mengangguk, "Iya apapun."
"Apapun?" Tanya Rose sekali lagi, memastikan.
"Iya Rose."
Rose menjauh dari pelukan Jaehyun, dia menarik dasi Jaehyun dan mengelap ingusnya untuk kedua kali, "Pinjem dasi lo bentar buat elap ingus."
"Woah," Ucap Jaehyun tak percaya dengan apa yang baru dilihatnya, "Lo emang unik," Gumam lelaki itu.
"Oke, gue mau minta satu hal sama lo Kak," Kata Rose setelah mengelap ingusnya, "Karena gue denger-denger lo pinter. Lo harus bantuin gue belajar tiap dua minggu sekali. Supaya peringkat gue naik dan uang jajan gue nggak dipotong sama Papi."
"Emang peringkat lo yang sekarang berapa?"
Rose terlihat berpikir, "Eum ke dua puluh lima dari dua puluh tujuh murid hehe," Cengir gadis itu lebar.
Jaehyun menghela napasnya, "Oke. Gue bakal bantu lo belajar."
"YES!" Rose memekik kegirangan. Lumayan, kalau sama Jaehyun kan uang yang seharusnya dibayar buat les bisa Rose kumpulin terus beli motor baru.
Jaehyun mengangkat kedua sudut bibirnya. Hatinya ikut senang melihat Rose kembali ceria, "Liat aja nanti, gue bakal bikin lo bahagia terus Rose," Gumamnya pelan.
Vomentnya jangan lupa!