.
.
.
.
.Udah seminggu Rose sama June pacaran. Dan seminggu itu juga Jaehyun bertatus jomblo karena diputusin Jiho.
Waktu diputusin, Jaehyun sih nggak nanya apa-apa, dia cuma bilang, yaudah. Ya meskipun rada nyesek. Tapi sedikit doang, nggak banyak-banyak.
Kalau si pasangan baru alias June dan Rose, adem-adem aja. Namanya juga masih baru. Tapi Rose ngerasa kayak lagi nggak pacaran. Dia biasa aja, dan kalau boleh jujur, Rose nggak punya perasaan apa-apa sama June.
Alasan Rose menerima June waktu itu dengan mudah karena berharap kalau dia punya pasangan, Chanyeol nggak akan ganggu hidup dia lagi. Dan rencana Rose berhasil, seminggu ini Chanyeol nggak ada deketin Rose. Jangankan deketin, baru mau manggil cewek itu aja udah dipelototin June duluan.
Rose terkesan jahat sih karena nerima June dengan alasan tertentu. Tapi mau gimana lagi?
"Kak, nggak usah jemput ya, gue berangkat bareng Mina hari ini," Rose lagi nelepon June. Karena setiap pagi sebelum berangkat sekolah, June selalu datang buat jemput Rose.
"Aku udah di depan Rose," Rose membuka gorden rumahnya dan melihat June tengah melambai ke arahnya. Gadis itu menghela napasnya. Kenapa dia jadi males buat ketemu June gini? Apa Rose minta putus aja ya? Tapi pacarannya kan baru sebentar. Kasihan June baru jadian masa udah ditinggal.
Rose mematikan hpnya dan keluar untuk menghampiri June.
"Morning sayang," Sapa June.
Rose nggak respon apa-apa. Dia ngambil helm yang ada di tangan June, "Nanti pulangnya nggak usah dianterin ya. Aku dijemput Papi," Kata Rose, bohong.
Dia mau jalan sama sahabat-sahabatnya.
"Oh ya? Yaudah nggak apa-apa," Ujar June sambil tersenyum manis.
Kenapa Rose tiba-tiba jadi merasa bersalah sama ini cowok? Minggu depan lo harus gue putusin Kak.
Selama perjalanan ke sekolah, Rose nggak banyak omong. Malah June yang lebih dominan dalam perbincangan. Rose cuma jawab iya sama nggak doang, sampai June berpikir kayaknya Rose nggak nyaman dia ajak ngobrol terus, "Rose maaf ya, aku banyak omong," Ucap June.
Rose menggeleng cepat, "Enggak Kak. Gak apa-apa."
Bersamaan dengan motor June yang sampai di parkiran sekolah, ada motor lain juga yang baru sampai. Motor vespa lebih tepatnya.
Si pemilik vespa tersebut turun dengan seragam yang sedikit acak-acakkan. Membuat Rose gatal ingin merapihkannya, "Rose? Turun," Suara June membuat lamunan Rose buyar.
Dia buru-buru turun dan menyerahkan helmnya pada June, "Aku ke kelas duluan ya Kak, bye," Pamit Rose.
Jaehyun, lelaki yang sempat Rose lamuni itu menatap June sekilas.
"Tunggu," Ujar June, membuat Jaehyun menghentikan langkahnya, "Tumben lo lewat jalan yang gue lewatin tadi? Bukannya itu malah jauh ya dari rumah lo?"
Jaehyun menggedikan bahunya, "Suka-suka gue. Emangnya ada masalah?"
June menggeleng, "Ya heran aja. Atau lo emang punya alasan tertentu lewat jalan itu?"
"Alasan tertentu? Iya kayaknya," Jaehyun mendekat ke arah June, membuat lelaki itu sedikit terintimidasi, "Gue mau deketin cewek lo," Bisik Jaehyun.
***Bucin***
Seminggu kemudian,
Hari ini Rose rencananya mau ngajak June ketemu buat ngomongin soal hubungan mereka yang harus berakhir. Dan untuk hari ini, Rose meminta June supaya nggak jemput dia sekolah.
Karena June nggak jemput, dan Papi lagi nganterin Lilis ke sekolah, Rose berniat berangkat bareng Jennie. Sialnya Jennie udah berangkat duluan, "Jennie tai! Kenapa gue ditinggalin coba?! Mana gerbang sekolah udah di tutup. Awas aja balik sekolah gue gantung di pohon mangga punya uminya Mina!" Maki Rose waktu lihat gerbang sekolah udah ketutup rapat, "Pak Udin, buka dong gerbangnya, saya mau masuk."
"Nggak bisa, kamu udah telat hampir setengah jam tau? Mana rambut kamu warna warni kayak permen lolipop gini. Kamu niat sekolah atau cuma main-main aja sih Mawar?"
"Main Pak. Saya nggak niat ngapa-ngapain."
"Astagfirullah," Ucap Pak Udin sambil mengelus dadanya.
"WOI PAK! BUKA DONG PINTUNYA," Rose sama Pak Udin menoleh ke sumber suara.
"Kamu juga telat terus Jaenudin!" Omel Pak Udin.
"Nama saya Jaehyun," Kemudian Jaehyun melirik ke sebelahnya, tempat Rose berdiri, "Lo juga telat?"
Rose berdecih tanpa menjawab pertanyaan Jaehyun.
"Kalian tunggu sini. Saya mau buat laporan ke kepsek tentang kalian berdua yang hobinya telat."
"Hobi saya renang Pak. Nggak elit amat hobi telat," Sahut Rose.
"Saya balap motor Pak," Timpal Jaehyun.
"Jawab lagi saya potong rambut kalian," Ancam Pak Udin kemudian berlalu meninggalkan Rose dan Jaehyun.
"Mau tetap nunggu disini?" Tanya Jaehyun.
Rose nggak respon apa-apa.
"Gue ngomong sama elo lho Rose."
Rose menoleh, "Lo kenal gue Kak?"
"Siapa sih yang nggak kenal cewek cantik kayak lo di sekolah ini."
"Tapi gue nggak kenal lo. Sorry."
"Jung Jaehyun, 12 IPA 2," Jaehyun menjulurkan tangannya, namun Rose hanya menatapnya tanpa minat untuk membalas.
"Daripada di sini ngedengerin ocehan Pak Satria, mending lo ikut gue yuk," Jaehyun menarik tangan Rose, namun gadis itu menepisnya.
"Gue nggak mau," Tolak Rose, "Kalau lo mau cabut, cabut sendiri aja nggak usah ngajak-ngajak gue."
"Tapi gue sengaja telat supaya bisa berdua sama lo. Gimana?"
Hayo siapa yang inget scene ini?
Awal mula dua sejoli bisa deket nih hehehehe