.
.
.
.
.Sehari, sebulan, dua bulan, tiga bulan, dan hampir satu tahun ini Jaehyun sama Rose menjalin hubungan. Nggak kerasa emang, meski sering ribut, diem-dieman, cekcok, ujung-ujungnya bakal baikan lagi, terus ribut lagi, gitu terus. Tapi hubungan mereka nggak pernah putus lagi semenjak kejadian di rooftop waktu itu.
Kalaupun ada hari dimana mereka ribut, Jaehyun sebisa mungkin mengalah dan meminta maaf lebih dulu karena nggak mau Rose sakit hati lagi karena ulah dia. Tapi akhir-akhir ini mereka jarang banget ketemu karena Jaehyun harus mengikuti ujian nasional. Dan hari ini adalah hari terakhir ujian buat angkatan Jaehyun, yang artinya sebentar lagi Jaehyun akan lulus dan meninggalkan sekolah.
Rose sedikit sedih sih karena nggak bakal punya banyak waktu buat ketemu Jaehyun sesering dulu. Karena setelah lulus dari bangku sekolah menengah atas ini, Jaehyun bakal kuliah sambil belajar ngurus perusahaan Ayahnya.
Duh makin sibuk aja deh.
"Kok cemberut?" Jaehyun mencubit gemas pipi Rose. Laki-laki yang lagi tiduran di atas paha Rose itu sedikit heran dengan sang kekasih karena Rose lebih banyak diamnya hari ini.
Pulang ujian tadi, Jaehyun langsung main ke rumah Rose dan tidur-tiduran santai di karpet ruang keluarga Park. Niat awalnya sih mau ngajak Rose jalan, tapi si gadis menolak dengan dalih lagi pengen di rumah.
"Aku ada salah ya Rose?" Tanya Jaehyun sambil bangun dari posisinya.
Rose menggeleng, "Tadi ujiannya gimana?"
Jaehyun senyum, "Ya lancar dong. Kamu kan tau otak aku seencer apa."
Rose berdecih, "Sombong, mentang-mentang aku bego."
"Ih nggak maksud gitu. Lagian kan aku udah pernah bilang, nggak ada yang bego, semua pinter."
"Dan yang membedakan cuma usaha dari masing-masing orang tersebut," Sambung Rose yang udah hapal banget sama kalimat yang sering keluar dari mulut Jaehyun kalau lagi ngajarin Rose, "Iya kan?"
"Yap. Seratus buat kamu. Kamu tuh kenapa sih Rose? Jujur coba, kayaknya dari tadi lagi ilfeel banget sama sesuatu."
Rose menghela napas, "Bentar lagi kamu lulus."
"Ya terus?"
"Itu artinya kita bakal jarang ketemu. Kamu sibuk kuliah, aku sibuk persiapan kelas dua belas. Sedih deh," Ungkap Rose.
Jaehyun mengangkat kedua sudut bibirnya. Dia lagi-lagi mencubit gemas pipi Rose.
"Ih Kak sakit ah," Rose menepis tangan Jaehyun dari pipinya, "Orang aku lagi sedih juga. Emangnya kamu nggak sedih bakal jarang ketemu aku?"
"Dibilang sedih ya sedih sayang. Tapi bayangin deh, setelah semua ini kita lewatin, kita bakal dapet hal yang lebih bahagia. Kamu, dan aku bakal hidup sama-sama untuk waktu yang lama. Iya nggak?"
Wajah Rose yang semula muram kini terlihat lebih cerah karena senyumnya. Benar juga apa kata Jaehyun, jika Rose cepat lulus dan Jaehyun cepat kerja, maka semakin cepat juga mereka menikah dan hidup bersama-sama dengan bahagia, "Iya," Balas Rose.
"Nah gitu dong, senyum. Kan jadi makin cantik," Jaehyun menarik tangan Rose agar gadis itu berdiri, "Yuk jalan? Kita manfaatin waktu yang luang ini sebelum sama-sama sibuk."