Bab 17

4.3K 346 9
                                    

Walter berbaring pada katil dengan tuala yang dililit kan pada lehernya . Jam di dinding terus berdetak namun Quenny masih lagi berada di bilik mandi . Walter mengeluh perlahan.

"Quenny!!" jeritnya

"What ?!" balas Quenny

"Kau ni badak ke ape ?! Dah setengah jam kau kat dalam tu !"

"so ?"

Walter merengus geram . Dia meraup wajahnya lalu berdiri menuju ke depan pintu bilik mandi . Pintu bilik itu diketuk berkali-kali .

"Cepat!!" jerit Walter dari luar .

Quenny merengus geram . Dia mengambil tualanya lalu diletakkan di bahunya . Rambutnya digosok .

"Wei Quenny ! Kau nak aku robohkan pintu ni ke ?!" jerit Walter

"Kejap!" jerit quenny lalu tergesa-gesa keluar

Bam!

"Arghhh!!!" jerit Quenny apabila selamat mendarat di lantai yang licin itu . Kakinya diangkat perlahan . Jelas kelihatan kebiru-biruan.

"okay tak tu ?" soal walter dari luar

Quenny berusaha untuk bangun namun kakinya menghalang pergerakannya .

"Auch!"

"Wei okay tak tu ?" soal Walter lagi

"Tak!"

"Buka pintu ni!"

Quenny berusaha untuk berdiri dan membuka pintu tersebut . Sakit yang semakin terasa pada kaki cuba ditepis .

"Wei kau okay tak ni ?" walter merempuh masuk sebaik sahaja pintu dibuka .

"Arghhh!" Quenny menjerit kesakitan apabila kakinya ditendang oleh Walter.

"Sorry , wei kenape ni ?" Walter mencangkung di hadapan Quenny . Dia memandang ke arah Quenny yang sedang menahan sakit .

"Kaki" ujarnya

Walter memandang ke arah kaki Quenny yang semakin membengkak .

"Sakit sangat ke ?"soal Walter

Quenny mengangguk .

"nanti aku urut , mari " Walter berdiri dan menunggu Quenny untuk berdiri

Quenny menghulurkan tangannya . Walter tidak menyambut huluran tersebut malah segera mengangkat Quenny seperti bridal style .

"Wei turunkan aku!" jerit Quenny

"Diam boleh tak?"

"Turunkan!" jerit Quenny

"Kau nak sangat turun kan , nah" Walter menjatuhkan Quenny dia atas katil .

"Auchh!" Quenny memegang kakinya

"Tu lah degil lagi" ujar Walter .

Quenny mencebik .

"Meh aku tengok kaki tu " walter menarik kaki Quenny perlahan-lahan

"Bengkak ni , aku rasa kaki kau terseliuh kot , tak pun patah" usik Walter

Pap! Telapak tangan Quenny singgah di belakang Walter .

"Aww! Pedih belakang aku!"

Quenny mengukir senyum sinis .

"Kau tunggu sini" walter kemudiannya bangun lalu keluar dari bilik. Tidak lama kemudian dia datang membawa sesuatu.

"What that ?" soal Quenny

"Ais dan pembalut"

Walter menarik kaki Quenny .

"Aku tak tahu nak buat ape sebenarnya , tapi ni je yang aku tau , aku nak tuamkan kaki kau dengan ais ni , then balut "

Quenny hanya memerhati gerak-gerik walter . Walter melakukan semuanya dengan berhati-hati.

"Sekarang balut!"

"No, tak nak!" jerit Quenny

"Why ?"

"Mesti sakit!"

Walter ketawa kecil.

"Wei balut je kot , tak sakit lah . Where your brain baby ?"

Quenny merengus geram .

"Hulur kaki tu" ujar Walter

Quenny mengeleng.

"Cepat!" Walter cuba menarik kaki Quenny namun Quenny segera mengelak

"Cepatlah!" gesa Walter

"Tak nak!"

Walter memejamkan matanya sesaat . Kesabarannya kian menipis.

"meh kaki tu!"

"Tak nak!!"

Walter meraup wajahnya . Eh perempuan ni!
Walter mendekatkan dirinya ke arah Quenny . Quenny terpaku di situ .

"Quenny Ann , Iman aku ni tak tebal tau , iman aku nipis je , senipis baju kau ni . So , sekarang jangan nak berdegil , jangan nak cabar iman aku , okay baby ?"
Walter mengusap kepala Quenny.

Quenny terdiam terpaku . Walter menarik perlahan kaki Quenny disaat Quenny masih diam membisu di situ.

"Good girl" Walter membalut kaki Quenny dengan cermat . Sesekali Quenny mengerut dahi menahan sakit .

"okay dah , sekarang rehat . Aku nak mandi , okay?"

Quenny mengangguk.

"Duduk diam² baby girl" Walter mengusap kepala Quenny sekali lagi sebelum berlalu.

Sebaik sahaja Walter hilang dari pandangannya , barulah dia boleh bernafas dengan baik . Dia tak tahu ape yang dia rasa sekarang , rasa yang dah berkurun lama tak dirasainya . Maybe , kasih sayang ?
Dia mengeleng lalu segera menarik selimut sehingga menutupi wajahnya .

***

Selesai mandi , walter segera mendapatkan fonnya . Dia segera menghubungi Chris .

"Chris"

"Yes me ?"

"Aku rasa aku tak dapat lah nak ikut pergi itali" ujar Walter dengan nada bersalah

"Wei asal lak ? Aku rancang ni untuk kau tau"

"Im so sorry , tapi bini aku sakit sekarang "

"Sakit ape ?"

"Tadi dia tergelincir kat bilik mandi , tu yang bengkak habis kaki tu . So , aku minta maaf sangat-sangat "

"Okay , aku faham . So , nanti kitorang gerak tanpa kau lah ni.  Hmm , tak pe lah , jaga bini kau tu elok-elok"

"Yes! Okay bye!" Walter segera menamatkan panggilan tersebut kemudian mendapatkan Quenny

"Quenny" panggilnya namun tiada sahutan kedengaran .

Walter mengerut dahi . Dia kemudian mendekati Quenny . Selimut yang menutupi wajah Quenny dibuka sedikit . Kelihatan Quenny tidur dengan lena . Tanpa sedar Walter mengukir senyum .

"Walaupun aku tak cintakan kau , tapi aku tak pernah cintakan orang lain juga . Even , cinta tu belum hadir dalam diri aku , belum hadir untuk mencintai kau , tapi aku yakin aku boleh jaga kau and maybe oneday aku akan merasai cinta yang sebenar dari kau . Aku harap sangat dapat jaga kau sampai bila-bila" walter mengusap kepala Quenny . Dia mengucup dahi Quenny lalu beredar dari bilik itu .

Sebaik sahaja kedengaran pintu bilik ditutup . Quenny membuka matanya , dia terbangun semasa Walter menghubungi Chris . Dia berdiam diri sambil menyentuh dahinya. Sekali lagi dia merasai perasaan yang sama , perasaan yang pernah dirasainya suatu ketika dahulu .









Done bab 17!
Vote and comment ya!♥

-i'm in love with my future

My Protector , MAFIAWhere stories live. Discover now