Jam pelajaran selesai para murid berhamburan ke pelataran parkir sebagian pergi ke halte bus. Disa berjalan dengan jennie ia hanya diam saja saat berjalan menyusuri lorong-lorong kelas. Hingga sampai depan kelas awan. Mereka bertemu kembali. Awan baru saja keluar dari kelasnya ia sedang bercanda dengan kevin dan Sheryl. Awan terjatuh saat tubuh nya menabrak pintu.
"Hahaha... Rasain lu maka nya jangan banyak gaya jadi orang. " Celetuk Sheryl.
"Aduhh... Sakit nih kepala gw. " Awan memegangi kepalanya.
Jennie dan disa tersenyum melihat kekonyolan awan. Jennie menghampiri awan dan membantu nya untuk bangun.
"Kepala kamu gapapa? " Ujar jennie.
"Heh, jennie... Gapapa kok Terima kasih yach. " Awan cengengesan.
"Cieee... Balikan nih ye. " Goda Sheryl.
"Hehehe... Udah yuk pulang. " Awan pergi meninggalkan mereka. Pipi jennie bersemu merah. Mereka pun mengekor di belakang nya.
Awan menuju mobilnya dan bergegas meninggalkan Teman-teman nya. Saat ia keluar dari gerbang sekolah ia melihat seorang wanita yang ia kenal sedang di ganggu oleh anak buah kai.
Brukk...
Seseorang jatuh dan dua lain nya terjengkang ke belakang. Mereka tidak menyadari kehadiran awan.
"Sorry wan... Kita cuma bercanda doang. " Seru salah satu siswa yang tadi di pukul oleh awan. "Cabut lu... " Pekik awan.
Mereka pergi meninggalkan awan dan Lintang berdua.
"Lu, gapapa? " Awan memegang pundak Lintang. "Hmm... Gapapa kak. " Jawab lintang setelah mengatur napas.
"Kok lu sendirian sih? Yang lainnya pada kemana? " Tanya awan.
"Yang lainnya udah pada pulang kak. Aku nunggu bus tapi belum ada yang lewat. Malah mereka yang lewat dan gangguin aku. " Lintang menghembuskan napas kasarnya.
"Ya udah temenin gw makan bakso yuk. Gw lapar nih. " Ajak awan.
"Tapi kak_"
"Dah gak usah Tapi-tapian keburu sore. " Awan memegangi pundak Lintang dan menuntun nya masuk kedalam mobil.
Mobil awan pun melaju menembus kemacetan ibu kota menuju kedai bakso langganan nya.
"Ini nih, tempat langganan gw. Kalo menurut gw sih bakso nya lumayan enak. Cobain deh. " Awan menyantap bakso di hadapan nya.
"Hmm... Ya kak enak.. " Lintang mengacungkan jempolnya.
"Suka? " Tanya awan.
"Suka kak enak banget... Aku bakal nge rekomendasi kan ke Teman-teman aku. "
"Syukur deh... Udah sekarang habisin. "
Awan mengantarkan Lintang ke rumah nya yang bisa di bilang sederhana. Ia bukan dari kalangan orang yang kaya raya karena Lintang sekolah di sana berkat jalur beasiswa.
***
Keesokan harinya Lintang menghampiri awan yang sedang tidur di bawah pohon.
"Kak awan... " Sapa Lintang.
"Heh... Lintang ada apaan? Kok kesini? "
"Ini buat kakak... " Lintang menyerah kan minuman dingin.
"Oh... Terima kasih yach. " Awan meneguk minuman itu dan menyisakan setengah.
"Kak ada yang mau aku tanyakan boleh gak? "
"Mau tanya apa? "
"Yang kemaren gangguin aku siapa ya kakak kenal? Kok mereka kayak nya ketakutan sama kakak? " Lintang penasaran.
"Oh, itu Teman-teman gw di sekolah dulu. Mungkin mereka pikir lu cewek gw kali. Jadi gak enak. "
"Ooo... Mudah-mudahan sih beneran. "
"Maksudnya? "
"Heh, gak kak aku bercanda. " Lintang tersenyum.
"Oh, bercanda kirain mau beneran. Padahal udah seneng banget gw kalo bisa jadi pacar lu. Hehehe... " Awan terkekeh. Dan berdiri.
"Ayo masuk udah bel tuh... " Ajak awan.
Disa yang sedari tadi memperhatikan mereka hanya bisa cemberut. Melihat kemesraan awan dan Lintang.
Jennie menghampiri awan yang sedang menuju pelataran parkir.
"Awan tunggu... " Seru jennie.
"Hey... Jennie ada apaan jen? "
"Aku mau bareng boleh gak? "
"Hmm... Ayo. "
Mobil awan membelah jalanan. Mobil awan sudah berhenti tepat di depan rumah jennie.
"Makasih yah. " Jennie tersenyum kearah awan. "Ya sama-sama. " Jawab nya.
"Ada yang mau aku omongin ke kamu. " Jennie memegang tangan awan.
"Apa? "
"Hmm... Jujur aku masih sayang banget sama kamu. Aku mau kita balikan lagi. "
"Kamu mau gak? " Tanya jennie penuh harap.
"Hmm... Maaf aku gak bisa. Aku gak mau bikin kamu tersakiti lagi. Baik oleh aku maupun ibu kamu. Kamu terlalu baik jen Buat aku dan aku tidak pantas untuk kamu. " Jawab nya.
"Aku janji bakal Terima kamu apa adanya. Aku bakal coba bicara ke ibu tentang hubungan kita. Aku mohon kasih aku kesempatan. " Jennie mengatupkan tangan nya.
"Jen... Kalo emang kamu sayang sama aku. Gak harus memiliki kan kita masih bisa jadi sahabat. " Awan membelai rambut jennie.
"Hmm... Baiklah kalo itu mau kamu. Aku akan ikuti tapi kalo kamu mau kembali padaku aku akan menerima kamu kapan saja. Karena aku sayang banget sama kamu. Cup. " Jennie mengecup pipi awan.
Awan meninggal kan jennie yang menangis di depan gerbang rumahnya. Hati nya hancur mendengar penolakan dari awan tapi ia masih mengharapkan awan bisa kembali lagi kepada nya.
Jangan lupa vote
Dan komentar nya.Dipublikasikan
29 Agustus 2020
Pukul 19.30 wib

KAMU SEDANG MEMBACA
Dosa Disa (End)
JugendliteraturWarning banyak adegan 🔞 Disa gadis impian para pria hidupnya Tenang-tenang saja sebelum bertemu dengan murid pindahan yang mulai mengubah dirinya untuk mengikuti nya.selalu memberi kejutan dalam setiap langkah nya selalu ada perhatian buat nya dan...