Keesokan harinya jennie sudah seperti biasanya ceria namun rasa sedih di hati nya masih belum bisa terobati walaupun awan sudah meminta maaf lewat pesan singkat seperti anjuran disa.
"Sher, lu liat awan gak? " Jennie menoleh ke dalam kelas 11 IPS 2.
"Gak, kayaknya dia gak masuk deh karna dari pagi dan tadi jam pelajaran pertama juga gak datang... " Sheryl menunjuk bangku awan di pojok sana.
"Mungkin dia sakit kali... Kenapa lu gak WA aja sih? " Lanjut nya.
"Males ah, gw lagi sebel sama dia.. Yaudah gw balik ke kelas dulu ya sher. " Pamit nya.
Sesampainya dikelas jennie langsung menghempaskan tubuh nya di bangku samping disa. "Ih,, sebel banget dah gw sama awan. Katanya mau minta maaf malah gak masuk.. " Gerutunya membenamkan wajah di siku tangan nya.
"Mungkin dia sakit kali jen? Gimana kalo kita samperin aja kerumah nya? " Ajak disa. "Males ah masa gw yang nyamperin dia sih harus nya kan dia yang minta maaf duluan ke gw.. " Jennie mengacak-acak rambut nya. "Jen.. " disa melirik "Iya.. Ya.. Gw mau.. " jennie mendengus kasar.
Pulang sekolah disa dan jennie menuju rumah awan. Di tengah jalan disa membeli parcel buah sebagai buah tangan menjenguk orang sakit.
Suara bel rumah awan berbunyi..
Bi maryam membuka kan pintu dan ia mendapati dua gadis cantik dengan masih menggunakan seragam sekolah berdiri di depan pintu.
"Hmm... Maaf non, nyari siapa yach? " Tanya nya. "Awan nya ada bi? " Disa menanyakan keberadaan awan.
"Non, temennya den awan yach? "
"Ya.. Bi, awan nya ada bi? "
"Ada, silakan masuk non. " Bi maryam membuka pintu lebar dan mempersilahkan kedua gadis itu masuk dan menyuruhnya untuk duduk dulu.
"Den.. Den.. Ada yang nyariin nih. " Bi maryam mengetuk pintu kamar awan.
"Siapa bi? " Seru awan dari dalam kamar.
"Perempuan den.. "
"Perempuan? " Gumam nya.
"Ya... Bi nanti aku segera keluar. "
Setelah ia merapikan diri ia keluar kamar dan betapa terkejut nya ia mata nya membulat kala ia melihat jennie dan disa ada di ruang tamu. "Aduh, mau pada ngapain sih kemari. " Awan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hai... " Sapa awan yang langsung duduk di seberang mereka.
"Gimana luka lu? " Tanya disa.
"Hmm.. Ya lumayan masih pada sakit badan gw. "
"Ini non, minuman nya. " Bi maryam meletakan tiga gelas orange jus dan beberapa toples berisi cemilan.
"Makasih bi, " Jawab awan.
"Silakan di minum dis, jen.. " Awan membuka toples cemilan.
"Kamu.. Kok diem aja sih? Kamu masih marah ya sama aku. " Awan menatap wajah jennie dengan senyuman yang memabukan walaupun ia harus menahan sedikit rasa sakit di bibir nya.
"Tau ah... Pikir aja sendiri. " Jennie merajuk.
"Hmm... Iya aku minta maaf atas sikap aku yang kemaren, kamu mau kan maafin aku? " Awan menghampiri jennie dan menggenggam tangan nya.
"Kamu janji gak ngulangin lagi? " Ancam jennie.
"Ya.. Janji.. Tapi di maafin ya. "
"Ya aku maafin... " Jennie mengaitkan kelingking mereka.
Jennie mengolesi salep pada luka memar di wajah awan ia memunggungi disa. Rupanya disa sejak tadi memperhatikan wajah awan yang sedang di obati jennie. Awan menyadari tatapan disa yang tampak gelisah melihat awan merintih kesakitan.
Kenapa gw yang jadi ngerasa gelisah sih saat awan merintih kesakitan kan udah ada jennie pacarnya kok malah gw sih yang gak tega ngeliat luka nya.Awan tersenyum tipis ke arah disa seakan ia dapat menangkap perasaan batin disa yang sejak tadi merasa gelisah. Disa langsung menundukan wajah nya karena malu melihat tatapan awan yang masih sama seperti biasanya memabukkan.
"Hmm... Pulang yuk jen.. Udah sore nih." Ajak disa. "Ayo..." Sahut nya.
"Gw pulang dulu ya... Cepat sembuh ya." Pamit disa.
"Makasih ya dis.. "
"Buat apa? "
"Buat waktu nya.. " Awan menyunggingkan senyuman nya.
Disa membalas dengan senyuman dan berlalu pergi ke luar.
"Aku pulang dulu ya? Kamu jangan nakal." Jennie mencubit gemas hidung awan.
"Aww... Sakit. " Awan mengeluh hidung nya masih sakit. "Hmm... Maaf aku gak sengaja." Jennie mengusap pipi awan dan mendekat kan wajah nya untuk melihat luka di wajah awan lebih dekat lagi.
Awan tidak melewat kan kesempatan itu ia langsung mengecup bibir jennie kedua tangannya memegang pipi jennie agar tidak menghindari ciuman nya. Lama mereka berpagutan. Jennie pun membalas lumatan bibir awan. Sesekali ia mengerang saat awan menggigit bibir bawahnya.
Disa yang menyaksikan itu merasa cemburu kepada jennie walaupun ia tahu gak seharusnya ia cemburu karena memang jennie adalah pacar awan. Lalu ia berdeham untuk menghentikan ciuman mereka.
"Eh, dis.. Lu dari tadi di situ? " Jennie gelagapan menahan malu.
"Hmm... Habis lu lama banget maka nya gw masuk lagi takut lu di apa-apain sama awan. " Ujar nya seraya melirik ketus ke arah awan.
Awan hanya terkekeh melihat tingkah laku disa ia dapat melihat kecemburuan di mata disa saat ia ciuman dengan jennie...

KAMU SEDANG MEMBACA
Dosa Disa (End)
Novela JuvenilWarning banyak adegan 🔞 Disa gadis impian para pria hidupnya Tenang-tenang saja sebelum bertemu dengan murid pindahan yang mulai mengubah dirinya untuk mengikuti nya.selalu memberi kejutan dalam setiap langkah nya selalu ada perhatian buat nya dan...