Awan masih di kamar nya menonton acara televisi yang membosankan saat disa sudah rapih dan bergegas segera pergi keluar kamar.
"Gw pulang dulu yach. " Disa mencium pipi kiri dan kanan awan.
"Heh, pulang masih siang mau kemana sih? " Awan menahan tangan disa.
"Temenin gw cari makan yuk. Lapar nih. " Awan mengusap perutnya.
"Tapi habis makan nonton yah. " Disa mengulas senyuman.
"Film yang semalam? " Celetuk awan.
"Heh, gak mau ah... Gw pulang nih. " Disa merajuk dan melepaskan tangannya.
"Iya... Ya.. Ya.. Habis makan kita nonton. " Awan segera bangun dan bersiap-siap.
Mereka menuju sebuah mall di pusat kota mereka segera menuju ke gerai makanan cepat saji. Setelah membawa nampan penuh makanan mereka mencari tempat duduk di sudut gerai yang terlihat ramai dengan anak-anak kecil yang sedang bermain wahana yang tersedia di gerai itu.
"Hahaha... " Disa tiba-tiba tertawa melihat tingkah konyol anak-anak yang sedang bermain. "Kenapa hah? Pengen punya anak juga. " Awan Mengacak-acak rambut disa.
"Huhhh.... " Disa memajukan bibir nya.
"Bikin mulu gak Jadi-jadi ya. " Celoteh awan menggigit Burger.
"Apaan sih lu maka nya jangan nonton film begituan mulu jadi otaknya gak ngeres. " Disa membersihkan mulut nya dengan tisu.
"Tapi lu suka kan? " Awan mencolek dagu disa. Membuat pipinya semakin merah.
"Dah, yuk buruan film nya udah mau tayang nih. Kita belum beli tiket. " Disa menarik tangan awan.
"Tapi jadi gak mau punya anak dari gw? " Goda awan kembali.
"Ihhhh... Reseh. " Disa mencubit lengan awan dengan gemas.
Mereka mengantri di loket untuk memesan tiket dan tempat duduk selama di dalam gedung bioskop awan tak melepaskan tangan disa untuk di genggam dan di ciumi punggung tangan nya sesekali ia mencium pipi disa.
Selepas menonton awan mengantarkan disa pulang ke rumahnya. Sesampainya di depan rumah disa awan sengaja memarkirkan kendaraan nya agak jauh dari gerbang rumah nya.
"Kok, gak di depan gerbang? " Protes disa.
"Hn... Gapapa gw cuma mau bilang sesuatu aja sama lu. Boleh? " Iris mata awan menatap tajam.
"Hmm... " Disa mengangguk pelan.
"Terima kasih banyak buat semua waktu yang kasih ke gw selama ini. Gw gak bisa kembali kan apa yang udah gw ambil dari lu tapi sebisa mungkin gw akan kasih apa yang bisa kasih ke lu walaupun itu tak berharga dan tak sebanding dengan apa yang lu kasih tapi jujur selama gw jalan dengan cewek lain cuma lu yang ada di pikiran gw. Dan gw harap lu selalu ada buat gw walaupun gw gak pernah ada saat lu butuh. "Awan merangkul pundak disa dan mengecup dahi nya.
" Gw cuma mau bilang gw sayang banget sama lu. " Awan memeluk erat tubuh disa. Air mata disa meluruh membasahi dada awan.
"Gw juga sayang sama lu wan tapi persahabatan gw sama jennie yang bikin gw gak bisa memiliki lu seutuhnya. " Disa mengusap dada awan dengan lembut.
"Gw tau dis... Itu bukan salah lu tapi ini udah jadi takdir kita berdua. " Awan mengusap lembut punggung disa.
"Maafin gw wan... " Disa menangis.
"Lu... Gak perlu minta maaf ke gw kita udah sejauh ini sekarang kita jalani aja takdir kita berdua walaupun kita gak bisa selalu bersama setidaknya kita bisa saling mengobati luka jika berdua. " Awan mencoba meyakinkan rasa sayang nya kepada disa.
'
'
'
'
Jam istirahat di bawah pohon ketika awan sedang di kepung oleh Bima dan teman-temannya mereka bersiap-siap untuk menyerang awan."Woi... Mau pada ngapain lu? " Teriak kevin bersama anak-anak kelas 11 yang lain.
"Bro, Teman-teman pada dateng banyak banget lagi. " Ujar salah satu temannya Bima. Melihat kevin, indra dan teman-teman sekelas awan datang menghampiri Bima membuat ciut nyali mereka karena kalah jumlah.
"Jangan ada yang sentuh tamu-tamu gw. " Sahut awan ke arah kevin.
"Oke bro kita cuma mau nonton doang. " Celetuk indra.
"Ya udah lu pada duduk manis aja. Jangan ada yang bergerak atau lu pada kena pukulan dari gw. " Ancam awan.
"Gak usah sok hebat lu, emang lu bisa apa kalahin kita berlima. " Bima menunjuk kesal ke arah awan.
"Liat aja dulu baru lu nilai nanti. " Awan langsung memukul satu teman Bima yang ada di samping Bima.
Melihat teman nya di pukul yang lainnya mengejar awan. Namun awan segera melakukan spin kick ke arah yang lainnya hingga terpental. Dua yang lainnya mencoba menghantam kepala awan dari belakang tapi awan segera menoleh dan lebih cepat melayang kan pukulannya. Hingga salah satu dari mereka terjatuh. Dan awan meraih kerah nya satunya lagi dengan cepat lututnya menghujam ke perutnya hingga tersungkur kesakitan.
Saat empat teman nya sudah tumbang Bima bergegas maju menyerang awan ia melayang kan tendangan ke arah awan namun awan menyadari dan segera menghindari hingga Bima hanya menendang ke ruang hampa. Awan segera menarik kerah seragam Bima dan mendorong nya hingga terbentur pohon dan kini awan mencekik leher Bima. Hingga wajahnya merah dan perlahan berubah menjadi biru.
"Awan lepasin entar lu di hukum guru BK kalau ketahuan berkelahi. " Jennie menahan lengan awan.
"Gw kasih tau sama lu, gw gak mau berurusan lagi sama lu. Dan gw gak mau ngeliat muka lu lagi di depan mata gw. Paham lu? Hah. " Hardik awan. Bima mengangguk pelan.
Akhirnya awan melepaskan cekikan nya Bima Batuk-batuk dan wajahnya berangsur cerah kembali mereka pergi meninggalkan awan dan jennie.
"Kamu gapapa? " Jennie memberikan air mineral yang di bawa nya.
Awan meneguk nya hingga habis. "Hehehe... Habis, nanti aku ganti yah. " Awan mengangkat dan melihat isi botol air mineral yang sudah kosong.
"Gak usah aku emang beli buat kamu kok. " Ujar jennie.
"Makasih yah... Masuk yuk sebentar lagi jam pelajaran di mulai. " Awan berjalan menuju kelas di ikuti jennie dan kawan-kawan nya.
"Kamu jangan berantem mulu wan, entar kalau kamu Kenapa-kenapa gimana? " Jennie menasehati awan yang cengengesan.
"Kamu gak usah khawatir aku bisa jaga diri kok. Percaya deh... Aku masuk kelas duluan yah. " Awan segera masuk kelas.
Kenapa awan sekarang berubah yah? Kayaknya dia lagi jaga jarak sama aku apa dia udah punya cewek lain yah? Jadi sebisa mungkin dia menjauh dari aku. Mudah-mudahan itu cuma perasaanku aja.
Jangan lupa vote
Dan komentar nya.Dipublikasikan
08 September 2020
Pukul 18.25 wib.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dosa Disa (End)
Teen FictionWarning banyak adegan 🔞 Disa gadis impian para pria hidupnya Tenang-tenang saja sebelum bertemu dengan murid pindahan yang mulai mengubah dirinya untuk mengikuti nya.selalu memberi kejutan dalam setiap langkah nya selalu ada perhatian buat nya dan...