Disa Hamil

420 7 0
                                        

Awan mulai memasuki hari pertama nya dalam minggu terakhir nya. Ia mulai menghampiri Teman-teman nya dulu di kelas 11. Kevin dan indra lalu sheryl satu persatu ia salami. Alex juga ia hampiri untuk meminta maaf.

Berita tentang awan yang dikeluarkan dari sekolah sudah tersebar di sekolahan banyak yang menyambut dengan senang dan banyak juga yang bersedih.

"Lex, maafin gw kalau selama ini gw udah banyak banget salah sama lu. Gw harap lu mau dengan ikhlas memaafkan gw. " Awan menjabat erat tangan Alex.

"Sama-sama bro. " Alex memeluk tubuh awan. "Lu gak mau masuk? " Alex menunjuk jempol nya ke dalam kelas.

"Hmm... Gak usah. Gw masih ada urusan lain. " Awan meninggal kan Alex menuju kelas 11 ia menghampiri kelas Lintang.

🙈


"Maafin gw selama ini kalau udah banyak salah sama lu dan banyak nyusahin lu. " Awan menyandar diambang pintu. Lintang masih tidak percaya dengan berita itu. "Kakak kenapa pindah sekolah? Memang benar kakak berantem lagi? "

"Hn... " Gumam awan.

"Ya udah sekali lagi. Terima kasih yah. " Awan mengulas senyuman dan pergi.

Disa menatap kepergian awan meninggalkan kelasnya setelah ia menemui Alex. Perut disa merasa mual dan pusing ia segera berlari menuju toilet. "Huek... Huek... Huek... " Tapi tidak ada yang keluar ia merasa perutnya mual namun tak ada yang keluar.

"Ya... Ampun gw telat. " Mata nya melotot melihat kalender di handphone nya. Ini udah lebih dari dua minggu ia telat datang bulan.

🐹


"Masih mau nunggu bus sampai sore? " Awan menyeringai dari balik kemudi.

"Ayo, naik gw antar pulang. " Ajaknya dan tanpa alasan lagi Siska langsung masuk ke dalam mobil awan. Mobil langsung membelah jalanan kota yang cukup panas ini. Namun terlihat di sebagian langit sudah gelap.

Awan menjatuhkan bokongnya di sofa bed dan menghela napas nya panjang. "Kak, sebentar yah aku ambilkan air minum dulu. " Siska meletakan tas nya di samping tubuh awan.

Selang beberapa waktu Siska datang dengan dua gelas minuman dingin. Seorang wanita paruh baya berjalan dibelakang Siska. "Ini kak di minum. " Siska meletakan dua gelas minuman itu di atas meja kaca.

"Hmm... Terima kasih. " Awan mengangkat gelas itu dan meneguk nya.

"Oh ya kak kenalin ini mamah aku. " Siska menunjuk ke arah wanita paruh baya yang berdiri disamping nya.

"Awan. " Awan mengulurkan tangannya. Dan dibalas dengan hal yang sama oleh ibu nya Siska.

"Oh ya nak awan terimakasih yah udah mau nganterin Siska. Siska banyak cerita loh tentang kamu. " Celoteh ibunya.

"Oh ya? " Awan mengulas senyum malu.

"Iihhh... Mamah. " Siska mencubit lengan ibunya.

"Ya udah kalian ngobrol aja yah mamah mau istirahat dulu di kamar. " Pamit ibunya. Meninggalkan mereka berdua.

"Emang lu cerita apa sama nyokap lu? " Awan melirik nakal kearah Siska.

"Gak cerita Apa-apa aku cuma bilang kemarin pas hujan di anterin sama kakak. " Semburat merah terpancar di pipi Siska.

"Kirain cerita waktu awal kenalan. " Awan membuang napas kasar nya.

"Gak lah, itu aku simpan sendiri aja. Buat Kenang-kenangan. Hihihi... " Siska meringis.

"Simpan nya di hati apa di ingatan? " Goda awan sambil meneguk kembali minumannya.

"Hmm... Memangnya kenapa? Memangnya ada bedanya? " Siska merapatkan duduknya dengan awan.

Dosa Disa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang