Perasaan Arini

170 5 0
                                        

Tiga bulan sudah berlalu. Arini sudah mulai di Terima oleh Teman-teman sekelasnya. Disa semakin mesra bersama awan tentunya tanpa sepengetahuan jennie dan yang lainnya.

Cuaca tiba-tiba mendung padahal tadi pagi cerah sekali. Tapi siang ini cuaca berubah mendung rintik hujan mulai turun ketika disa melintas di depan halte sekolah ia melihat sosok wanita yang dia kenal. Ia meminggirkan mobilnya berhenti tepat di depan nya.

"Arini... Kan? " Sapa disa menurunkan jendela mobilnya.

Arini menghampiri dan membukukan kepala nya mengintip dari luar.

"Hmm... Ya. Sorry lu disa yah. " Sahutnya.

"Masuk sini udah mulai gerimis nanti kehujanan lu. " Ajak disa dengan senyum manis nya.

"Heh, Terima kasih gak usah gw naik bus aja. " Tolak nya dengan halus.

"Gapapa... Lagian kalau hujan bus suka penuh. Udah ayo masuk temenin gw pulang. " Paksanya membuka pintu mobilnya. Dan hujan pun mulai turun dengan deras.

Arini akhirnya menerima ajakan disa. Ia masuk ke dalam mobil sebelum hujan semakin deras. Ia menaruh tas nya di pangkuannya. Mobil disa melaju menembus deras nya air hujan.

"Terima kasih ya. Sorry tapi kok lu tau nama gw sih? " Arini membuka pembicaraan.

"Owh, gw tau dari awan. " Jawabnya menatap jalanan yang mulai sedikit tergenang air.

"Lu, kenal awan? "

"Ya, gw kenal sama dia dari kelas 11. " Disa tersenyum.

"Owh, kirain kenal dari kelas 10. " Arini menatap wajah disa.

Disa cantik juga tapi kok awan gak pernah cerita kalau kenal sama disa yah. Padahal waktu itu gw pernah tanya pas disa lewat tapi awan jawabnya kenalan aja sendiri.

"Gak, awan pindah kesini aja kelas 11. " Disa menceritakan awal pertemuan nya dengan awan dan tentang awan yang jadi pemenang lomba karya tulis.

Arini terkekeh mendengar cerita disa tentang tingkah laku awan saat Baru-baru bersekolah disini.

Arini manis juga kalau gw perhatikan masa awan gak suka sih sama dia.

"Hn... Awan kalau dikelas gimana sih? " Tanya disa iseng.

"Ya, dia orang nya baik sering nolongin gw. Tapi ada sifatnya yang bikin gw suka sebel. " Arini menoleh kearah disa.

"Apa? " Disa pun menatap arini.

"Sifat dingin nya itu loh. Menyebalkan kadang cuek kadang semaunya sendiri. Tapi kadang-kadang suka ngasih minuman atau makanan kalau habis istirahat. Tapi gw suka sama sifat aneh nya itu. Hehehe. " Arini tersenyum membayangkan tingkah laku awan.

"Hn... Lu suka sama awan? " Disa masih fokus sama jalanan yang mulai terang seiring reda nya hujan yang turun.

Hening seketika suasana dalam mobil.

"Stop, stop gw turun disini aja. " Arini mengejutkan konsentrasi disa. Dengan spontan ia menginjak rem dalam-dalam.

"Hn... Sorry kalau pertanyaan gw yang tadi gak sopan. Gw minta maaf. " Disa melirik kearah arini.

"Heh, gapapa kok gw gak marah. Gw cuma kaget aja. Apa iya yah gw kelihatan banget kalau gw suka sama awan? Gw jadi malu. " Ujar Arini dengan polos.

Deg
Deg

Jantung disa berdetak dengan kencang napasnya terasa sesak hatinya merasa di tusuk. Sakit tapi tidak berdarah. Cemburu buat tubuhnya membeku. Pengakuan dari Arini bagaikan pedang yang menusuk dada nya. Disa mematung menatap Arini yang kini sudah ada di luar mobilnya. Dan melambaikan tangan nya dengan terus memanggil disa.

Dosa Disa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang