pembalasan awan

188 5 0
                                        

Awan sudah sampai kai dan anak buahnya sudah datang duluan ia menunggu perintah dari awan.

"Ayo jalan. " Awan memberi komando.

Kai dan yang lainnya mengekor di belakang nya. Awan menuju ke sebuah rumah kosong yang di jadikan markas oleh Bima dan kawan-kawan nya.

"Gw masuk duluan lu tunggu aja di luar tunggu Aba-aba dari gw. " Perintah dari awan.

Awan masuk ke dalam rumah itu sendirian di dalam sedang berkumpul sekitar sepuluh orang berandalan dan Bima ada disana mereka sedang asyik Minum-minuman keras ketika awan berlari dan menendang meja yang ada di tengah-tengah mereka.

"Heh, akhirnya datang juga benar kata Alex kalo lu mau kesini. Selamat datang pecundang.hahaha... " Pekik Bima dengan tatapan kesal.

"Gw kesini buat bayar utang gw yang kemaren. Kalo lu emang cowok satu lawan satu sama gw. " Awan mengeratkan kepalan tangannya.

"Ahh... Banyak bacot lu. Habisin... " Bima memberi komando kepada Teman-teman nya dan segera menyerang awan.

Awan menghindar saat satu orang memukul nya. Satu pukulan telak mendarat di dagu lawan nya hingga tersungkur di tanah. Awan memegang botol lalu menghantamkan tepat di kepala musuhnya hingga darah segar mengalir di kepala nya. Awan berlari keluar saat ia merasa terdesak.

Bima dan teman-temannya mengejar awan dan langkah mereka terhenti saat melihat segerombolan Anak-anak menggunakan seragam sekolah ada disana dan seperti nya bersiap menunggu perintah.

"Hah, sekarang lu bawa bantuan. " Seringai Bima sombong.

"Halo, bim lama gak berjumpa. " Goda kai melambaikan tangan ke arah Bima.

"Hahaha... Yang lu bawa banci semua. " Ejek Bima.

"Majuuu.... " Awan memberikan komando untuk menyerang yang di ikuti oleh Kai dan teman-temannya.

Perkelahian pun tak dapat di hindari jumlah mereka sebenarnya kalah tapi untuk kemampuan bertarung Kai mengajak orang-orang pilihan yang kemampuan nya di atas Rata-rata.

Awan menghantam satu orang yang berbadan gempal ia memukul tepat di dagu dan satu pukulan lagi mengarah tepat di hidungnya satu musuh tumbang. Kai menendang satu orang dan membanting satu lagi kini tiga orang musuh sudah tersungkur.

Yang lainnya satu lawan satu. Bima menghantam Kai dari belakang hingga tersungkur. Awan segera menghampiri Bima. Namun Kai mencegahnya.

"Wan, biar gw aja yang beresin nih bocah. Lu urus yang lainnya aja. " Kai ingin menuntaskan pertarungan nya dengan Bima.

Awan segera mengalihkan perhatian nya kepada satu orang yang merupakan ketua dari para berandalan itu. Orang nya terlihat lebih tua dari dirinya.

Awan melayang kan pukulan nya namun ia dengan gesit menghindar. Satu pukulan telak mendarat di perut awan. Dan satu pukulan lagi menghantam pipi awan. Kini ia menarik kerah seragam awan dan memukul berkali-kali wajah awan hingga darah segar mengalir dari sudut bibir nya.

"Woi... Lu liat tuh temen lu sebentar lagi mati. Hahaha... " Bima menunjuk kearah awan yang sedang dalam cengkraman ketua genk.

"Gak usah ngurusin orang lain lu urus aja diri lu sendiri. Gw yakin awan gak selemah itu. " Jawab Kai dengan yakin.

Bima melayang kan tinju nya tepat mengenai pipi Kai dan dibalas oleh Kai dengan sebuah pukulan yang mengarah ke pelipis Bima. Kai menarik kerah Bima dan menghujam perut Bima dengan lutut  nya berkali-kali. Lalu ia menyelesaikan dengan sebuah pukulan keras di hidung Bima hingga ia terjungkal dan mengeluarkan banyak darah dari hidungnya.

Awan masih di hujami pukulan dan tendangan namun ia masih tetap berdiri seolah tak terjadi Apa-apa. Sebenarnya ini adalah situasi yang sangat berbahaya bagi musuh jika awan sudah mulai terdiam saat di pukuli.

"Cih, udah segitu doang pukulan lu. " Ejek awan yang sadar melihat musuh nya Tersengal-sengal mengatur napasnya.

Bangsat nih bocah udah di hajar berkali-kali tapi gak jatuh juga...

Baru selesai ia bergumam pukulan awan sudah berada di pelipis nya dan tangan kiri awan menarik kerah bajunya agar tak terjatuh. Dan sekali lagi pukulan itu mendarat di sudut Bibir musuh nya hingga darah segar mengalir.

Awan memukul lagi wajah itu hingga babak belur. Awan melepaskan cengkraman nya dan dengan sekali spin kick yang mendarat mulus di kepala nya. Awan mampu menumbangkan musuhnya hingga pingsan.

Anak buahnya yang melihat segera berlari menuju ketua mereka dan membawanya masuk ke rumah kosong itu. Awan menarik kerah Bima yang hendak kabur.

"Besok kalo gw liat lu masih berkeliaran di sekolahan gw habisi lu. " Awan menjambak rambut Bima dan memukul nya sekali lagi hingga ia tersungkur kesakitan.

Awan dan Kai segera meninggalkan lokasi dengan membawa kemenangan dan Kai juga sudah menyelesaikan urusan nya dengan Bima.
:
:
:
Mobil awan sudah ada di depan rumah disa. Tak lama berselang disa keluar dan masuk ke dalam mobil awan.

"Hmm... Berantem lagi pasti. " Gumam disa yang kini menyilang kan tangan nya di depan dada nya.

"Hehehe... Gw bawa sesuatu nih buat lu. " Awan melemparkan bungkusan plastik putih ke pangkuan disa.

"Apa ini? " Disa keheranan.

"P3K persediaan di mobil udah habis. " Ujarnya awan dengan santai nya.

Disa sudah tahu maksudnya. Ia segera membersihkan luka awan dengan alkohol dan meneteskan obat merah dan menutupnya dengan plester pada bagian pelipis awan yang terluka.

Awan menarik tengkuk disa dan langsung melumat bibir nya dengan kasar dan liar. Disa yang sudah terbiasa hanya mengimbangi nya suasana malam yang gelap membuat mereka leluasa melakukan hal-hal gila di dalam mobil. Disa membuka celana awan dan langsung mengulum penisnya.

Hingga beberapa menit kemudian awan menekan kepala disa dalam-dalam dan memuntahkan spermanya di dalam mulut disa. "Ahh... Ahh... Disa... " Pekik awan tanpa memperdulikan suara nya yang keras untung saja mobilnya mampu meredam suaranya hingga keluar.

Disa membersihkan mulut nya dengan tissu setelah sebelumnya memuntahkan cairan yang ada di mulut nya keluar jendela.

"Cepat banget sih. Egois. " Umpat disa.

"Hahaha... Sorry habis lidahnya lihai banget sih. " Goda awan.

"Huhhh... " Disa memajukan bibir nya.

"Makan malam yuk. Gw lapar nih. " Ajak awan yang langsung melajukan mobilnya keluar komplek untuk mencari tukang makanan pinggir jalan.

Awan dan disa kini sudah ada di meja makan lesehan dengan menu pecel ayam dan es teh manis. Mereka asyik berbincang dan bercanda menikmati makan malam mereka yang jauh dari kata romantis namum cukup menyenangkan dan tak terlupakan.



Jangan lupa vote
Dan komentar nya.

Dipublikasikan

17 September 2020

Pukul 18.25 wib.

Dosa Disa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang