Keesokan harinya awan sudah mulai masuk sekolah seperti biasanya. bel sudah berbunyi jennie menghempaskan tubuh nya di kursi kayu. Ia memasukkan tangannya ke laci untuk menaruh tas slempang nya. Matanya membulat ketika melihat sesuatu di dalam laci mejanya.
Ia melihat sebuah coklat batangan yang di ikat pita merah muda. Di sana juga terpampang sebuah kartu ucapan bertuliskan. Terima kasih yach udah maafin aku ini sebagai permintaan maaf aku ke kamu. Awan.
"Woii...kenapa lu senyum-senyum sendiri? " Seru disa yang dari tadi memperhatikan teman nya tersenyum sendiri memandangi sebuah tulisan di sebuah kartu ucapan.
"Hmm... Gapapa ini awan ngasih coklat sebagai permintaan maaf katanya. " Jennie menunjukkan Coklat kepada disa.
"Cieee.. Awan romantis juga ya? " Goda disa. "Ihh... Apaan sih dia tuh kadang-kadang juga gak peka tau." Gerutu nya.
Bel istirahat berbunyi saat semua sedang sibuk berhamburan keluar kelas menuju kantin dan sebagian ke perpustakaan. Awan seperti biasanya ia berbaring di bawah pohon itu.
"Woi, gw mau ngomong sama lu." Alex menendang kaki nya membuyarkan tidur nya ketika ia hendak memejamkan mata.
"Ada apaan? " Jawab nya ketus.
"Sebenarnya lu ngapain sih di sekolahan yang dulu, sampe-sampe lu di cari-cari." Selidik Alex.
"Bukan urusan lu, dah ach gw mau lanjutin tidur gw. "
"Gw gak bakal biarin lu tidur dengan tenang sebelum lu kasih tau gw. Tentang masa lalu lu di sekolah itu." Alex menarik kerah awan hingga ia berdiri.
"Terus mau lu apa kalo gw gak mau ngasih tau. Lagian bukan urusan lu juga kan? " Tantang awan menatap tajam Alex dan seraya menepis tangan nya dari kerah seragam nya. "Jadi urusan gw juga lah karena dia udah nyerang sekolah ini. " Alex menunjuk wajah awan.
"Kalo lu mau tau tanya aja sendiri ke sana jangan tanya sama gw."
"Lu jangan sok jagoan di sini anjing.. " Pekik Alex. Seraya melayang kan pukulan ke arah rahang awan hingga wajah nya berpaling namun awan tidak bergeming.
"Alex... Stop..." Pekik jennie dari kejauhan yang berlari ke arah awan. Tepat ketika Alex akan melayang kan pukulan kedua.
"Lu... Apa-apaan sih? " Hardik jennie menunjuk wajah Alex. "Hahaha... Dasar banci lu beraninya berlindung di balik cewek lu. " Ejek nya.
"Awan.. Jangan. " Jennie mencengkram lengan awan yang hendak maju menerkam Alex. Tepat ketika Alex mengumpat nya.
"Lu.. Yang banci tuh berani nya keroyokan. Kalo berani satu lawan satu dong. " Jennie menantang Alex.
"Siapa takut dimana? Gw gak pernah takut sama cowok lu. Tentuin aja tempat nya dimana dan kapan gw siap kapan aja... "
"Udah, ayo.. Jen kita cabut sebentar lagi jam pelajaran... " Awan menarik tangan jennie meninggalkan Alex n the gank.
Pulang sekolah jennie dan disa berjalan beriringan menuju pelataran parkir.
"Jennie.. Jen.. Tunggu.. " Teriak Sheryl. Tepat ketika jennie dan disa hendak membuka pintu mobil.
"Ada apaan sher? " Jennie cemas melihat Sheryl yang tampak susah untuk bernapas karena berlarian.
"Awan.. Jen.. " Sheryl mulai mengatur napas nya.
"Kenapa awan sher? "
"Dia di keroyok sama Alex di taman.. " Sheryl menujuk ke arah taman.
Jennie berlari disa mengekor di belakang nya menuju Taman.sesampainya disana ia melihat awan sudah bersandar di bawah pohon dengan wajah lebam di wajah nya menambah luka pada wajahnya yang kemarin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dosa Disa (End)
Teen FictionWarning banyak adegan 🔞 Disa gadis impian para pria hidupnya Tenang-tenang saja sebelum bertemu dengan murid pindahan yang mulai mengubah dirinya untuk mengikuti nya.selalu memberi kejutan dalam setiap langkah nya selalu ada perhatian buat nya dan...