ulang tahun

284 6 0
                                    

Pesta ulang tahun awan berjalan sangat meriah teman-teman sekelasnya dan teman yang lain kelas juga banyak yang datang. Dan beberapa teman di sekolah lama nya pun datang. Jennie dan disa juga datang.

"Hai.. Selamat ultah ya... " Jennie menyerah kan kado untuk awan.

"Makasih ya udah mau pada datang. " Jawab awan yang terlihat sangat tampan dengan setelan jas putih dan rambut yang di sisir ke belakang. Menampilkan kesan elegan.

"Ini buat lu. " Disa memberikan kado juga.

"Jadi ngerepotin nih lagian ngapain pada bawa kado sih.. "

"Gapapa biar lo seneng ya gak jen.. " Goda disa.

"Hmm... " Awan cemberut.

Jennie dan disa bergabung dengan yang lainnya.

"Oke... Minta waktunya sebentar buat para undangan. " Seru MC.

"Sekarang saatnya tiup lilin dan kami persilahkan untuk awan maju ke depan. "

Acara semakin meriah ketika awan mulai meniup lilin yang di iringi birthday song dan di lanjutkan dengan potong kue. Awan memberikan kue pertama nya untuk ibu nya yang kedua buat Ayah nya. Kue yang ketiga buat jennie.

Suasana semakin meriah dengan kehadiran band besar yang mengisi acara di pesta di acara ultahnya.

Awan dan jennie berjalan-jalan di tepi kolam renang mereka. Sambil menikmati alunan musik dari band yang mengisi acara ultahnya.

"Mama kamu orang nya asyik yach.. Aku seneng deh ngobrol sama mama kamu. " Puji jennie.

"Seneng lah karena mamah menceritakan kelakuan aku waktu kecil jadi kamu seneng dengerin nya biar bisa buat bahan bully an kamu kan? "

"Ihh... Gak lah aku tuh gak kayak gitu.. Emang nya kamu. Huh. " Jennie memajukan Bibir nya.

Awan memeluk erat tubuh jennie dan mencium puncak kepala nya. Disa yang melihat itu merasa cemburu. Ia menghampiri mereka.

"Ehem.. " Disa berdeham dan di balas dengan senyuman jennie.

"Dis, lu makan kue belepotan banget sih. " Jennie menunjuk pipi disa.

"Eh... Masa sih? " Disa tidak menyadari bahwa di pipi nya bercecer krim kue ultah awan.

"Yaudah tunggu gw ambil tisu dulu. " Jennie bergegas meninggalkan mereka berdua.

Awan tersenyum menatap wajah disa yang belepotan kayak anak kecil yang makan kue tart.

"Apa lu senyum-senyum? " Disa mendelik ke arah awan.

"Hehehe... Lu lucu... " Awan segera mengusap pipi disa yang kotor karena sisa krim yang menempel di pipi dan sudut bibir nya.

"Apa perlu gw cium biar cepet bersih? " Goda awan.

"Ihh... Apaan sih gak lucu tau entar jennie liat lu. " Disa memukul lengan awan.

★★★


"Pulang sekolah anterin gw ke rumah awan yuk? " Ajak jennie.

"Ayuk.. " Jawab disa.

Sesampainya di rumah awan mereka menunggu di ruang tamu. Menunggu awan keluar dari kamar tidur nya.

"Heh... Kok ada kalian? " Awan keluar dan masih mengucek matanya sebelum terkejut melihat dua sosok wanita yang ia cintai.

"Ya... Ampun jam segini baru bangun pasti semalem begadang lagi nih. " Jennie menghardik.

"Hehehe... " Awan terkekeh.

"Ada disa juga? " Ucap awan seraya menatap mata disa.

"Ya... Gw nganterin cewek lu katanya kangen. " Disa memilih memainkan gadget nya.

"Awan boleh ngomong sesuatu gak? " Jennie menarik tangan awan ke ruang tengah yang sepi karena bi Maryam tadi pamit mau ke mini market.

"Kamu mau ngomong apa sih? Kenapa gak di ruang tamu aja? " Protes awan.

"Hmm... Sebenarnya aku lagi kangen banget sama kamu? "

"Kan sekarang udah ketemu terus kamu mau apa? "

"Ciumm... " Jennie melingkar kan kedua tangan nya ke leher awan dengan manja dan memajukan bibir nya.

Awan mengusap-usap rambut jennie dan langsung melumat bibir jennie dengan lembut. Jennie mendorong tubuh awan hingga menabrak tembok di belakang nya. Jennie masih melepaskan kerinduan nya dengan awan. Ia belum melepaskan ciuman nya awan mengatupkan tangan kiri nya di rahang jennie dan tangan kanannya nakal meremas payudara nya. Jennie hanya terdiam menikmati remasan jari-jari awan di payudara nya.

Mereka baru berhenti ketika suara bi Maryam membuka pintu. "Hmmm... Tangan kamu nakal yah.. " Jennie mencubit lengan awan dan segera melepaskan pelukan nya. Awan hanya bisa terkekeh. "Habis nya kamu nge gemesin sih. " Jawab nya sekenanya.

"Udah yuk.. Dis pulang udah sore. " Ajak jennie.

"Udah kangen-kangenan nya? " Goda disa.

"Ihh... Apaan sih? " Jennie mencubit lengan disa. Pipinya bersemu merah menahan malu.

Awan hanya bisa terkekeh. Jennie melangkah duluan ke luar disa berjalan beriringan di samping awan. Ketika jennie berjalan keluar. Awan  meraih rahang disa dan langsung mengecup lembut bibir nya. Disa terkejut dan mendelik ke arah awan dan mencubit perut awan. "Aww.. Sakit.. " Pekik nya.

"Kamu kenapa sayang? " Jennie kembali masuk mendengar awan menjerit.

"Hmm... Gapapa kaki aku tadi kesandung. " Jawab nya. "Tapi gapapa? " Jennie khawatir.

"Gapapa sayang tanya aja disa? Ya kan dis? " Goda nya.

"Cowok lu lebay jen.. " Celetuk nya.

Awan terkekeh melihat disa yang cemberut karena awan tiba-tiba mencium bibir nya.

Dosa Disa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang