puisi pagi

1K 9 0
                                    

Sabtu siang disa mengadakan rapat OSIS dengan para dewan juri yang akan menentukan pemenang lomba karya tulis. Semua akhirnya telah sepakat untuk menunjuk karya tulis milik. Awan 11 IPS 2 sebagai pemenang nya.

Pagi


Pagi
Tiada matahari, tiada embun, tiada kicau burung-burung, tiada harapan.

Pagi
Tiada mimpi, tiada kehidupan, tiada kematian, tiada keabadian.

Pagi
Tiada cinta, tiada sayang, tiada rindu.

Pagi
Tiada aku, tiada kau, tiada dia, tiada siapa.

Pagi
Tiada kebahagiaan, tiada kesedihan, tiada kehampaan, tiada kenangan.

Pagi
Biarlah tiada, biarlah hilang, biarlah pergi. Tanpamu aku tak ingin ada pagi.

Pagi
Saat ku terbangun tanpamu bagiku pagi telah lama mati dan akan terus begini.

Awan, 11 IPS 2


Semua dewan juri telah memutuskan bahwa pemenang adalah puisi yang di temukan oleh awan.

Minggu pagi disa sedang asyik bersenda gurau dengan keluarga nya. Pukul sepuluh pagi suara bel rumah nya berbunyi, sesaat kemudian setelah ibunya membuka pintu. Ternyata alex yang berkunjung ke rumah nya.

"Hai, dis.. " Sapa alex.

"Hai, lex.. Ada apa? Kok gak telpon dulu kalo mau dateng. " Tanya disa.

"Biar surprise aja. " Jawab nya percaya diri.

"Oh,, gitu. " Disa mengernyitkan keningnya.

"Gw.. Mau tanya dong dis.. " Tanya alex serius.

"Kira-kira lomba karya tulis siapa yang menang? " Lanjut nya.

"Hmm... Sorry gw gak tau. Lex, karna semua keputusan ada di Dewan juri dan gw kan cuma panitia. " Jawab nya.

"Oh, Mudah-mudahan puisi gw bisa menang. Karna gw yakin puisi gw keren." Ucap nya sombong.

"Dis, jalan yuk nonton atau gak jalan-jalan ke mall yuk. " Ajak alex.

"Sorry lex, gw gak bisa nanti jam 11 siang gw sama keluarga gw mau pada acara keluarga di rumah kakek gw. " Tolak nya.

"Oh, yaudah deh kalo gitu gw balik dulu." Pamit nya dengan perasaan kecewa.

Disa berbohong kepada alex karna memang dia tidak mau memberi harapan kepada alex. Ia memang tidak suka dengan sikap alex yang sok jagoan dan selalu mengandalkan segala cara. Alex selalu membanggakan ayah nya yang menjadi kepala sekolah di SMA nya.

Suara dering handphone disa berdering

"Hai, jen ada apa lu tumben telpon. " Disa.

"Gw mau curhat nih, tapi gw malu. " Jennie.

"Malu kaya apaan aja lu sama gw. " Disa.

"Tapi janji ya ini rahasia kita berdua. " Jennie.

"Hmm,, udah ayo buruan mau curhat apaan? " Disa.

"Gw suka deh kayak nya sama. Awan. Cowok yang waktu nganterin puisi ke ruangan OSIS, menurut lu dia gimana cute gak orang nya menurut pandangan lu. " Jennie.

"Ya, ampun kan lu baru kenal jen, emang lu udah tau orang nya gimana sifatnya ya sih emang orang nya cute tapi kalo sifatnya kaya alex gimana?. " Disa.

"Ihh, Amit-amit dah, btw lu udah jadian belum sih sama alex kok dia ngaku-ngaku pacar lu sih jangan-jangan lu udah jadian lagi di belakang gw. " Jennie.

"Gila kali lu, ya gak lah dia nya aja yang kepedean ngaku-ngaku cowok gw. Dia tadi kesini ngajak gw jalan tapi gw tolak. Males gw sama dia entar makin besar kepala lagi. " Disa.

"Oh, kirain lu suka juga sama dia. Yaudah yach gw mau telpon Sheryl dulu mau tanya-tanya tentang awan kan mereka sekelas. " Jennie.

"Ok, dah good luck yach jen. " Disa.

Dosa Disa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang