Awan bergegas ke ruang UKS untuk mengobati luka nya. Sheryl teman sekelas nya memberitahu kan hal tersebut kepada jennie agar menuju ruang UKS. Lama awan menunggu petugas piket di UKS namun belum juga ada yang datang. Tiba-tiba suara langkah seseorang memasuki ruangan tersebut. Awan membuka tirai penghalang dan melihat jennie yang sedang mengambil sejumlah obat-obatan dari kotak p3k.
"Hmm... Lu, kenapa kok bisa luka begini. " Tanya jennie sambil membersihkan luka di pipi awan dengan alkohol.
"Ini, gara-gara puisi. Yang punya gak Terima, dikiranya gw yang ngambil puisi dia padahal kan gw nemuin doang terus kan gw kasih ke temen lu, siapa dah namanya? " Ungkap nya.
"Disa, namanya.. Sebenarnya kita yang salah karna pas puisi itu mau gw kasih ke dewan juri gak ada identitasnya. Makanya disa nanya nama sama kelas lu, jadi sebenarnya ini salah kita berdua. Gw minta maaf sama lu, " Ucap jennie penuh penyesalan.
"Oh, itu kirain lu nanya nama dan kelas gw karna lu pengen kenalan sama gw. Makanya gw jawab. " Jawab awan.
"Awww... Sakit.. " Pekik awan saat jennie mengoleskan betadine ke pipinya.
"Maafin gw ya gara-gara gw lu jadi kaya gini. " Kata jennie.
"Ah, gapapa kok, oh ya nama lu siapa yach? " Tanya awan.
"Jennie.. " Menyodorkan tangan kanannya.
"Awan.. Salam kenal. " Jawab nya menjabat tangan awan.
"Lu, jangan berurusan lagi ya sama alex dia tuh anaknya tengil mentang-mentang anak kepsek jadi sombong dia dan temennya kebanyakan anak kelas 12 jadi makin songong kelakuannya. " Ucap nya.
"Lu, udah gapapa kan? Yaudah gw balik ke kelas duluan yach. " Pamit jennie.
"Oh, ya Terimakasih yach.. Bye.. " Jawab awan melambaikan tangan.
Bel panjang berbunyi para murid bergegas pulang meninggal kan kelas mereka. Awan pulang menuju halte bus. Belum ada sepuluh menit ia menunggu bus.
Tiba-tiba turun dari bus sekitar lima orang murid dari bekas sekolahnya dulu dan langsung melayang kan pukulan dan tendangan secara bersamaan ke arah awan. Ia terjatuh dan dengan cepat ia berhasil menguasai diri nya sendiri. Ia lalu balik menyerang kearah lawan nya. Ia menendang dan memukul dua dari lima musuh nya dan pada musuh yang ketiga ia menghantam tepat dari bawah dagu nya hingga membuat musuh nya jatuh terpental musuh yang ke empat melayang kan pukulan kearah wajah awan namun ia menyadari datang nya pukulan itu dengan sigap ia merunduk dan menghantam perut musuh nya hingga tersungkur lalu musuh yang pertama dan kedua bangun membantu musuh yang ke lima awan yang mulai terpojok akhirnya mengambil jurus langkah seribu dan lari sekencang-kencangnya.
Disa yang melihat perkelahian itu lantas memberi tumpangan kepada awan yang tengah berlari. Awan yang melihat disa memberi isyarat untuk masuk ke mobilnya bergegas masuk dan duduk di samping nya. Lalu mobil disa langsung ngebut meninggalkan mereka.
"Lu, kenapa berantem sama mereka? " Tanya disa di tengah perjalanan.
"Ceritanya panjang, kapan-kapan gw ceritain, stop.. Gw turun disini aja ada yang mau gw beli di toko itu. " Ucap nya.
"Makasih ya dis, tumpangannya. " Lanjut nya.
"Woii, lu utang cerita ya ke gw... " Seru disa dari dalam mobilnya.
Awan yang sudah pergi meninggalkan mobil hanya mengacungkan jempol nya ke arah disa dengan malas. Dan berlalu masuk ke dalam toko.
Sheryl.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dosa Disa (End)
Novela JuvenilWarning banyak adegan 🔞 Disa gadis impian para pria hidupnya Tenang-tenang saja sebelum bertemu dengan murid pindahan yang mulai mengubah dirinya untuk mengikuti nya.selalu memberi kejutan dalam setiap langkah nya selalu ada perhatian buat nya dan...