Chapter 43

1.5K 112 4
                                    

"Mantan bukan berarti harus jadi musuh kan?"ledek Rio.

Bella mendengus kesal,"ah berisik!pulang sono udah malem ngapain kemari?!"sengit Bella sembari melempar bantal sofa milik nya.

Rio tertawa puas melihat Bella yang salah tingkah dan sekarang pun Rio sadar hati Bella hanya milik Naufal karena posisi Rio di hidup Bella hanyalah sebagai sahabat.

"Udah kalo gitu balikan aja!"

Bella bangkit tanpa mengindahkan kalimat Rio,"woi mau kemana lo?udah malem keluyuran terus!"teriak Rio.

"Bawel ih orang ke depan doang lagian masih jam 19:00 masih rame pasti di luar,"balas Bella dengan suara yang tak kalah keras.

Bella keluar rumah untuk membeli sesuatu yang bisa di makan oleh nya.

Bella menghampiri tukang sate yang berdiri tidak jauh dari rumah nya,Bella pun langsung menghampiri nya.

"Pak sate nya 1 bungkus ya"

"Iya neng tunggu sebentar"

Bella pun memainkan ponsel nya sembari beberapa kali melihat sekeliling yang masih terlihat beberapa orang berlalu-lalang.

"Masih ramai gini apa yang perlu di khawatirkan,"gumam nya.

"Ini neng,"ucap bapak nya lalu Bella pun mengambil sate tersebut dan langsung membayar nya.

"Makasih pak,"ucap Bella tersenyum.

"Sama-sama,"balas bapak nya.

Bella pun ingin segera pulang lalu menyantap makanan milik nya tetapi ada seorang anak kecil yang menghampiri nya.

"Kak tolongin ibu aku kak ibu aku pingsan"ujar anak kecil dengan umur sekitar 9 tahun.

"Ibu kamu dimana?"tanya Bella tanpa rasa curiga sekali pun.

"Di sana kak,"ujar nya sembari berjalan Bella pun langsung mengikuti kemana anak itu pergi.

Mereka sampai di tempat yang sangat sepi tidak ada seorang pun yang lewat sini Bella pun mulai merasa takut.

Bella menghela nafas ia tidak boleh berprasangka buruk pada seorang anak kecil yang membutuhkan pertolongan nya.

Saat terus mengikuti kemana pergi nya anak kecil itu tiba-tiba ia merasa ada yang memukul kepala nya dan semua nya menjadi gelap.

***

Pagi hari ini Naufal ddk berkumpul di rumah Bella untuk berdiskusi kemana hilang nya Bella.

Naufal mengusap wajah nya gusar ia gagal menjaga Bella dari wanita iblis itu.

Angga mencengkram kerah  Kevin,"lo pasti tau kan dimana cewe sialan itu nyembunyiin adik gue!"sungut nya dengan emosi.

"Gue bilang gue gak tau!Febi gak bilang apa-apa sama gue!"ujar Kevin dengan mendorong Angga ia kesal setengah mati pasal nya semua orang menyalahkan diri nya padahal sumpah demi Tuhan ia tidak tau apa-apa.

Bugh

Sebuah pukulan mendarat tepat di wajah Kevin,"GUE PERCAYA SAMA LO BUAT JADI MATA-MATA NYA FEBI!TAPI APA?!LO GAK BISA ANJ*NG!" Naufal kembali memukul Kevin dengan membabi-buta melihat itu Daniel langsung menarik Naufal menjauh dari Kevin.

Bugh

Daniel memukul Naufal,"lo pikir dengan lo emosi terus mukul anak orang sampai mati bakal bikin semua nya beres?"tanya Daniel dingin sangat dingin aura di antara mereka pun menjadi semakin menakutkan.

Daniel menarik kerah Naufal,"daripada lo emosi gak jelas mending jernihin pikiran lo biar bisa mikir!"

Suasana menegangkan itu tiba-tiba terpecah dengan suara ponsel Kevin yang berdering.

Kevin pun mengangkat telepon dari Febi dan menyalahkan speaker biar semua orang bisa mendengar apa yang akan Febi ucapkan.

"Hai Vin"sapa Febi.

"Ada apa Feb?lo butuh bantuan gue?"tanya Kevin seperti biasa agar Febi tidak curiga.

Febi tertawa,"bantuan?sangat tidak perlu!"

Semua orang yang ada di ruangan tercengang mendengar Febi menolak bantuan Kevin.

"Kenapa Vin?diem gitu,kaget?"

"Gak cuman tumben aja,"jawab Kevin seperti tidak terjadi apa-apa.

"Sekarang lo jago akting ya?siapa yang ngajarin hm?"

Kevin mengeram kesal dengan Febi yang terkesan bertele-tele.

"Ada apa sih Feb?"tanya nya dengan emosi yang tidak tertahan.

Febi tertawa,"gak usah sandiwara Vin gue tau semua nya,dan ups kayak nya gue ada urusan nanti gue telpon lagi ya sayang."

Kevin nyaris membanting ponsel milik nya,"sialan sejak kapan?"geram nya.

Daniel mengambil ponsel milik Kevin,"gue bakal lacak Febi lewat ponsel ini."Rio pun angkat bicara,"bisa aja Febi matiin ponsel nya dan itu bikin kita gak bisa lacak dia kan?"

Daniel tersenyum,"gue udah pasang alat pelacak ke ponsel nya Febi,"ujar nya menimbulkan tanda tanya.

"Oke gue bakal jelasin,jadi...."

Flashback on

Daniel membeli casing ponsel dengan menempel nya beberapa benda yang sangat mini.

Setelah itu ia pun segera bergegas menuju sekolah Bella sesampainya disekolah Bella ia langsung menghampiri seorang perempuan yang ia ketahui adalah teman dekat nya Febi.

"Dek tolong bisa kasih ini gak ke Febi itu,"ucap nya sembari menunjuk Febi yang berdiri tidak jauh dari nya.

"Tapi jangan bilang kalo saya yang kasih,bilang aja ini dari kamu."

"Oke kak,"

"Terima kasih ya."

"Sama-sama,"perempuan itu pun menghampiri Febi dan memberi nya casing dari Daniel yang sudah Daniel bungkus dengan kertas kado.

Tanpa pikir panjang Febi langsung memakaikan nya di ponsel milik nya.

Daniel tersenyum jahat,"kita lihat sejauh apa lo bisa berbuat seenak nya."

Flashback off

Semua orang yang ada di ruang tamu itu mengangguk mengerti,"pinter juga lo,"ujar Angga.

Daniel tersenyum seolah ia tau kemenangan ada di tangan mereka,"perang akan segera dimulai,"gumam nya.


Holla gaes aku up 2 sekaligus sebagai permintaan maaf karena lama up nya huhu;:(

Maapin yakk😁😇

Dahh deh bingung maoo ngmng apa mueheh😂

Selamat membaca 🌸

Futsal VS PMR [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang