Chapter 42

1.5K 108 0
                                    

Saat ini takdir sedang mengikat mereka seolah tidak membiarkan mereka terlepas dari ikatan nya.

Setelah pernyataan 'putus' dari Naufal mereka sama-sama menjaga jarak sebisa mungkin,bahkan tidak pernah bertemu sekali pun padahal mereka berada di gedung yang sama,takdir kadang memang selucu itu.

Helaan nafas keluar berulang kali seiring berputar nya jam dinding,tidak ada percakapan,lelucon,atau sekedar menyapa 'hai apa kabar?'

"Kenapa?" tanya Bella,pasal nya ia menyadari bahwa Naufal beberapa kali memandang diri nya.

Naufal gelagapan sembari merutuki diri nya sendiri,"gapapa cuman-"Naufal memandang Bella seolah tidak yakin dengan apa yang akan dia ucapkan.

Bella memandang Naufal dengan mengerutkan kening nya,"cuman?"ucap Bella mengulangi kalimat Naufal.

Naufal menelan saliva nya,"cuman apa kita gak bisa kayak dulu?"Bella menatap Naufal terkejut namun tidak ia langsung mengalihkan perhatian nya.

Bella tidak tau harus bersikap seperti apa,ia tidak tau harus menanggapi seperti apa,diam adalah pilihan terbaik bagi nya untuk saat ini.

Naufal memandang Bella yang terdiam,ia cukup tau diri maka dari itu ia menghela nafas berat dan segera bangkit dari duduk nya.

"Gue pulang aja,percuma belajar kalo suasana canggung kayak gini,gak bakal masuk ke otak kan?"tanpa menunggu jawaban dari Bella Naufal langsung pergi begitu saja.

Bella tersenyum miris,"gimana gak canggung?apa dia lupa kenapa semua nya jadi begini?"

Belum ada 10 menit semenjak Naufal meninggalkan perpustakaan tetapi Naufal kembali masuk dengan tatapan khawatir.

Bella yang melihat itu pun mengerutkan kening nya,"ada apa?"tanya nya basa-basi.

"Gue anterin pulang ya soal nya udah petang gini terus juga mendung,"

Bella yang sedang bersiap berdiri pun kembali mematung.Ada apa ini?kemana Naufal yang dengan angkuh nya meminta diri nya untuk menjauh sejauh mungkin?kenapa sekarang berubah?

Naufal memandang wajah Bella dengan cemas,sebelum Bella menolak ajakan nya lebih baik ia memaksa.

"Gue gak terima penolakan,"kata nya sambil berjalan mendekat ke arah Bella.

Bella berjalan mundur dengan gugup,"g-gue"lidah nya terasa kelu bahkan hanya untuk mengucapkan 'tidak' pun rasa nya sangat susah.

"Gue bilang gue gak terima penolakan atau-"Naufal kembali mengikis jarak di antara mereka sedangkan Bella sudah tidak bisa berjalan mundur karena ada lemari yang menghalangi nya.

"A-atau apa h-hah?!"tanya nya ketus namun terdengar gugup.

Naufal tersenyum penuh kemenangan melihat wajah Bella dengan wajah memerah,rasa nya sudah lama ia tidak membuat nya tersipu malu.

Naufal mendekatkan bibir nya ke telinga Bella,"gue cium,"tubuh Bella membeku setelah mendengar nya,ia pun buru-buru mendorong tubuh Naufal.

"Ancaman lo gak akan mempan di gue!"tegas nya.

Naufal tersenyum misterius dan secepat kilat ia mendaratkan kecupan di pipi Bella.

"Lo pikir gue main-main?"

Bella kembali membeku jantung nya berpacu sangat cepat seolah habis lari maraton,laki-laki di hadapan ini memang punya banyak cara untuk membuat nya mati kutu.

Ah apa ini rasa nya dulu ia sangat tidak gentar dengan seorang Naufal Samudra tetapi kenapa sekarang berbeda?

Naufal memandang Bella dengan gemas rasa nya ia ingin menjadikan Bella milik nya hanya milik nya seorang!

"Jadi gimana?"tanya Naufal dengan tersenyum ke arah Bella.

Bella menatap Naufal sekilas lalu memejamkan mata nya,"o-oke"satu kata yang mampu mengembangkan senyum di wajah Naufal.

"Anak pintar,"kata nya sembari mengelus pucuk kepala Bella.

"Ck gue bukan anak lo!"decak Bella dengan sebal.

Naufal tertawa puas sudah lama ia tidak merasakan situasi seperti ini,"iya lo bukan anak gue.Tapi calon ibu dari anak-anak kita,"bisik nya pelan tepat di telinga Bella dan mempu membuat Bella bergidik ngeri.

"Jangan halu!"

"Gue gak halu!"

"Gue gak akan pernah jadi istri lo!"

"Gue bilang lo jadi ibu dari anak-anak kita bukan istri gue!"

"Itu emang kalimat yang berbeda tapi kalimat itu mengandung makna yang sama!"

Sepanjang koridor mereka terus berdebat tanpa henti.Sengaja atau tidak,mereka tetap memilih berdebat daripada harus diem seribu bahasa yang menciptakan ke canggung yang tiada tara.

***

Setelah sampai di rumah Bella pun perdebatan mereka tidak kunjung berhenti.

"Maka nya kalo lagi pelajaran bahasa Indonesia jangan tidur!biar tau apa itu makna!"cibir Bella.

"Eh gak boleh berprasangka buruk sama orang!"Naufal menatap Bella lekat,"makanya kalo pelajaran agama jangan tidur biar tau kalo berprasangka buruk sama orang itu gak baik!"kata Naufal menirukan kalimat Bella.

Bella mendengus sebal ia tidak tau bahwa laki-laki dihadapan nya ini pintar berdebat.

"Pulang sono lah!"usir Bella.

"Lo gak mau ikut?"tanya Naufal.

"Ngapain?orang gue udah sampai di depan rumah gue,"

"Ikut aja yuk,"ajak Naufal.

"Ngapain sih gak jelas!"sengit Bella.

"Ikut gue ke rumah sederhana kita dan membangun keluarga kecil yang bahagia,"

Bella terpaku setelah mendengar kalimat Naufal,selain pintar berdebat ternyata laki-laki ini juga pintar membuat dalam membuat diri nya gugup.

Bella tersentak setelah mendengar suara deruman motor,"seharusnya lo liat muka lo yang merah kayak bayi abis lahir,"ejek Naufal setelah itu pergi menjauh meninggalkan kawasan rumah Stella.

Di tempat yang berbeda Naufal dan Bella sama-sama tersenyum,"gak masalah kalo harus bertengkar setiap hari asalkan bisa dekat kayak dulu. "kata mereka serentak sambil memandang langit yang sama.

Haiii guyss kembali lagi wkwk

Maapin ya lama ga up nya soal nya tuh author buntu otak nya ehehe😂

Smga kalian makin suka dan smga cerita ini gak di apus dari perpustakaan kalian ya?

Oke selamat membaca💖

Futsal VS PMR [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang