11. Makan Bareng, Jangan?

13.9K 1.3K 91
                                    

Ow, tatapannya bwaaang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ow, tatapannya bwaaang. :D

Note: sebagian part sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan

•°•

Ternyata, Nesta itu memang aneh. Tidak peduli dari sudut mana pun Viano melihatnya. Dia selalu punya kelakuan di luar normal.

Urusan Nesta nanti dulu saja dipikirkan. Kembali Viano sibuk pada berkas kerja. Astaga, menumpuk. Bikin pusing. Belum isi chat Raja yang bikin kepikiran terus.

Ada yang mengetuk pintu. Belum dipersilakan, dia sudah masuk.

Viano masih sibuk memeriksa berkas.

"Jadwal meeting luar kantor besok, sama laporan yang Bapak minta." Lusi langsung duduk dan menaruh berkas kerjanya di meja, meski Viano sibuk sendiri.

"Tinggalin aja." Viano bicara tanpa mengangkat pandangan sama sekali.

Bersandar di kursi, Lusi melipat tangan di dada. Come on! Viano masih berlagak kaku dengannya?

Sebentar! Lusi mendapati dasi yang dipakai Viano berantakan.

"Kamu gimana, sih, pakai gini aja nggak becus." Posisi Lusi lumayan sensual ketika membenarkan dasi Viano.

"Lus!" Viano sempat mau menghalau, akan tetapi Lusi mencegah.

"Diem dulu bentar, aku cuma mau rapihin."

Viano merasa tidak enak kalau begini. Sampai ada yang lihat dan salah sangka, bagaimana?

"Nggak usah kaku-kaku banget, kalau cuma kita berdua," ujar Lusi yang baru saja selesai memasangkan dasi. "Kamu sama aku, satu kampus dulu. Kita udah kenal lama, Vi."

"Kenal lama. Tapi, kalau di kantor, bersikap profesional aja."

Lusi menggeleng seraya berdecak lidah. "Kaku, bukan profesional."

"Ah, iya!" Malas Viano berdebat.

Lusi menyilang kaki. "Vi, kamu butuh pendamping. Meskipun Raja bukan-"

"Lus!" Viano menyela. "Maaf, kalau kasar. Tapi, tolong keluar dulu. Aku banyak kerjaan."

Yah, begitulah Viano. Selalu bersikap dingin dan acuh kala diajak bicara soal hubungan cinta. Padahal, Lusi menyukainya. Sejak lama. Buktinya, dengan gelar sarjana lulusan kampus terbaik di dunia--Harvard University--dia rela cuma jadi sekretaris. Demi bisa dekat sama Viano.

Arrogant vs Crazy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang