65. Fix, Serombongan

8.1K 796 19
                                    

"Papa, nanti Kak Nesta jadi mamanya Raja, ya?"

Viano berhenti dari kesibukannya--memeriksa laporan kerja. Mengalihkan pandangan dari laptop pada anaknya

"Seneng, 'kan?" Dia mengusap kepala anaknya yang kebetulan berdiri di samping.

"Berarti, nanti Raja bisa kayak Davin?" tanyanya dengan mata berbinar.

"Emang, Davin kenapa?"

"Davin kalau sekolah, mamanya yang masakin bekal. Nanti Kak Nesta kalau udah jadi mamanya Raja, pasti mau masakkin juga."

"Mmh." Viano melengkungkan bibir.

Oh, iya. Ada satu lagi yang perlu Viano ajarkan pada Raja. Kayaknya, mulai sekarang dia harus latihan panggil mama ke Nesta. Tinggal menghitung hari, mereka akan sah. Masa, masih panggil 'kak'.

"Kak Nesta, 'kan, udah mau jadi mamanya Raja, mulai sekarang coba latihan panggilnya mama."

"Mama Nesta?" Raja menaikkan alis.

Harusnya mama saja. Tapi, lumayanlah untuk percobaan biar terbiasa panggil mama.

"Iya, panggilnya Mama."

"Mama ...." Sedikit takjub Raja bisa mengucapkan kata itu.

"Papa nanti mau liburan ke Bali sama Mama Nesta. Raja ikut, ya?"

Duh, rahasia mau bulan madu bobol pula. Dengar dari mana pula, dia?

"Kok, Raja tau Papa mau ke Bali?"

"'Kan, Papa yang bilang waktu itu. Kalau udah ada mama buat Raja, kita mau jalan-jalan ke Bali."

Ya ampun, Viano bisa lupa soal itu. Dulu, gara-gara Raja ribut saja minta liburan ke Bali biar sama kayak teman-temannya, Viano asal jawab. Mereka bakal ke sana kalau sudah dapat mama buat Raja. Padahal, ya, dia waktu itu cuma asal omong biar cepat kelar soalnya lagi sibuk.

Pantas dari awal rencana pernikahan di otak Viano langsung terlintas Bali. Rupanya dia ada janji ke Raja dan ... LUPA.

"Papa besok berangkat sama Mama Nesta aja dulu. Nanti, Raja nyusul kalau kita berangkat berikutnya."

"Loh, kenapa Raja nggak boleh ikut?"

"Papa besok memang harus berdua aja."

"Tapi, Raja minggu depan libur, Pa. Kenapa nggak diajak juga?"

Ini yang repot. Mau kasih penjelasan bagaimana coba, biar otak anaknya tidak terkontaminasi. Salahnya juga, sih, dulu main asal janji.

"Papa kalau udah kerja, pasti sibuk." Sedikit mengerucut bibir bocah tersebut. "Nanti Raja nggak pernah bisa liburan keluarga, kayak Davin."

Yah, mampus ini Viano. Beneran minta ikut anaknya. Mana bisa dilarang kalau begini. Lagi pula jalan-jalan dalam rasa bersalah itu tidak enak.

*

Rencananya hari ini Viano sama Nesta mau fitting baju untuk terakhir kalinya.

Nesta panas hatinya, lihat mbak-mbak di butik bisa bebas pegang badan Viano. Uhh, gerah hati. Walau mereka memang lagi profersional kerja.

"Ukurannya tidak berubah, Anda bagus dalam menjaga badan." Penjahitnya memuji Viano.

"Baju kamu gimana?" Viano tanya ke Nesta waktu dia melepas kancing bajunya satu per satu.

"Mu--"

"Agak kekecilan sedikit." Disambar ucapannya sama Resa--desainer yang mereka percayakan. "Kayaknya calon mempelai wanita terlalu bahagia sampai agak gemuk sedikit."

Arrogant vs Crazy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang