49. Namanya Nesta!

7.6K 803 16
                                    

Nesta baru saja transfer uang ke rekening Ivan. Lumayan, walau sedikit yang penting bisa kurangi jumlah. Dipotong, upah Viano bisa cepat lunas.

Kalau lunas, Mesta masih punya alasan untuk komunikasi sama Viano?

Seharian melamun soal Viano sampai tidak terasa, tahu-tahu sudah sore.

Sebetulnya, kerja sambil melamun itu ada dua kemungkinan;

Pertama, bisa killing the time. Jadi, kerja seharian tidak terasa,

Kedua, bisa tidak beres kerjanya. Namanya juga, melamun.

Beneran deh, Nesta kangen sama Viano. Mau bertemu dia, melihat muka songongnya yang manis itu.

"Saya kangen sama Bapak." Nesta melihat foto profil Viano di whats app.

Sedih. Pas lagi sayang-sayangnya, malah disuruh jauhi. Kejam.

Oi, hati! Nesta menepuk dadanya sendiri. Kenapa, sih harus jatuh cinta sama orang kaya? Sakit sendiri, 'kan!

Coba kalau Nesta naksir tukang mie ayam, tidak mungkin hatinya sesakit ini. Minimal, selain cintanya diterima dia bisa gratis makan mie ayam.

Atau, tukang somay belakang kosan. Dia juga jomlo, masih muda. Sederajat sama Nesta, deh.

Intinya, dari semua cowok di dunia ini, kenapa malah suka sama Viano?

Ini pasti efek kebanyakan sumpahi Bospret.

Sore hari kota Jakarta, macet jadi pemandangan yang lazim. Untungnya, Nesta masih dapat tempat duduk.

"Raja?" Mesta melihat layar ponselnya yang menunjukkan ada panggilan dari Raja.

Scroll ke atas.

"Kak Nesta ...."

"Iya, Sayang. Kenapa?"

"Nanti, Kak Nesta mau ikut ke rumah sakit, nggak?"

"Hah, siapa yang sakit?" Nesta terkejut. Jangan bilang Viano.

"Omanya Raja, sakit."

"Omanya Raja sakit? Sakit apa?"

"Nggak tau."

Iya juga, salah Nesta tanya sama anak kecil.

"Raja sama papa mau jenguk, nanti Kakak ikut, ya?"

Mau sebetulnya, tetapi Viano bolang tidak mau bertemu Nesta lagi dengannya. Memang naksir, cuma kalau sampai nyosor, malu dong.

"Kak Nesta nggak bisa ikut. Titip salam aja sama oma dan--" Sebut nama Viano, jangan?

Tarik napas, embuskan.

"Bilang sama papanya Raja untuk jaga kesehatan."

"Kenapa nggak ikut? Nanti Papa jemput ke sana, ya?"

"Jangan. Kak Nesta masih ada kerjaan."

"Raja tunggu."

Arrogant vs Crazy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang