Happy reading..
.Siang, habis salat zuhur, suasana rumah terlihat sepi, Tingak-tinguk sekitar, beneran tidak ada orang. Waktu memikirkan pada ke mana semua, mendadak kebelet.
Mau ke kamar mandi, melewati pintu kamar seseorang. Mulanya tampak biasa saja. Sampai tiba-tiba terdengar sesuatu di balik sana. Sungguh suara yang sangat mencurigakan.
"Ssh ... ahh!"
Siapa itu, jomlo yang berani desah-desahan di dalam kamar?
"Oouh, mantap." Terdengar juga bunyi sruputan di akhir kalimat.
Tempelkan telinga ke pintu, menguping sejenak.
"Ssh ... ah, enak."
Astaghfirullah! Terjadi kemaksiatan di dalam rumah.
"Yato, buka pintunya!" Nesta curiga itu anak macam-macam di dalam kamar waktu rumah lagi sepi. Sudah menjelang kiamat juga, bukannya tobat.
"Apa, sih, berisik!" malah Nesta dijawab seperti itu. Benar-benar kurang ajar. Tidak tahu malu dengan kakak sendiri tidak ada sopan-sopannya
"Yatooooooo!" Pintu ditendang-tendang sama Nesta saking kesalnya. Masih juga belum dapat jawaban dari adiknya itu.
"Apaan, sih!" Yang di dalam kamar malah marah.
"Buka pintunya atau Kakak tendang!"
"Tendang aja sana." Seenteng kapas murahan Yato bilang begitu. "Paling juga kalau pintunya rusak, Kak Nesta yang disuruh bapak gantiin."
Sungguh adik kurang ajar. Sudah tahu kakaknya lagi kere, mana ada duit buat ganti pintu. Yang ada, Nesta sendiri bakalan dijadikan pintu sama bapaknya. Badan dia yang kurus bisa jadi ganti triplek.
"Yato, buka!" Masih tidak digubris.
Baik, dengan kekuatan bulan, Nesta akan tendang pintu lalu mengungkap kelakuan tidak layak tiru adiknya.
Sudah siap tenaga, tinggal seruduk. Jangan salahkan Nesta kalau pintunya rusak.
Adik sialan malah buka pintu, sampai Nesta terjungkal.
"Idih, nekat." Yato geleng-geleng, habis itu meninggalkan kakaknya begitu saja. Bukannya ditolong.
Bangun, buru-buru Nesta mengejar Yato.
"Ngapain kamu di kamar?"
"Mau tau aja!" Yato meleos pergi ke dapur membuang sesuatu.
Intip sama Nesta, takutnya sesuatu yang berbahaya. Kok, bungkusan hitam yang terlihat tidak asing.
"Awas ya, kamu kalau ketahuan buat kelakuan dua satu plus."
"Masih polos, gini." Dia paling jago ngeles, terus main pergi begitu saja.
Detik selanjutnya, Nesta mencium sesuatu. Baunya tidak asing, Nesta kenal.
Jangan-jangan ....
Nesta periksa apa yang tadi Yato buang.
"Ramyeon!"
Mau nangis Nesta melihat bungkusan mie instant khas korea yang dia simpan dari kemarin--yang niatnya mau dimakan sambil nonton drakor sama oppa-eoni kesayangan.
Terus, dimakan sama Yato?
Jadi, dia dari tadi enak-enakan di dalam makan ini?
"Kamu makan mie punya Kakak?"
"Minta."
Nesta emosi sampai ubun-ubun. "Minta itu kalau ada banyak, nah kamu ambil satu. Ini udah cuma satu kamu ambil, itu namanya pemalakan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant vs Crazy
PoetryCari duit tidak segampang yang ada di drama atau novel. Dalam dunia khayalan, perempuan bisa jadi 'barang mahal' yang diperjuangkan habis-habisan sama CEO atau jadi mujur dengan dinikahi paksa sama tuan muda tampan kaya raya. Dunia nyata tidak begi...