Ch.1 About Dream

1.2K 85 6
                                    

Setetes embun bening nan teduh

Jatuh perlahan dari dahan pepohonan

Memberikan rasa segar tanah tempat akar bersemayam

Telingaku mendengar aliran air sungai membawa rinduku bermuara ke lautan lepas

Setapak demi tapak kakiku pun melangkah menapaki garis kehidupan

Kulihat secercah harapan menuju asa

Dibawa oleh semilir angin yg kini menerbangkan helaian rambutku

Aku terbuai harmoni musik rindu dalam kalbuku

Sorot matamu yang tak pernah luntur memberiku kekuatan

Kala kupandangi menelisik jauh dalam netramu

Aku terjerat pesona tatapan teduhmu

Sorot tajam yg sarat akan kepastian

Namun menyimpan ketenangan dalam jiwa ini

Wahai pelitaku

Bawalah aku bersamamu. . . .


"Jadi besok mereka akan menjemputmu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jadi besok mereka akan menjemputmu?"

Gadis itu mengangguk sebagai jawaban.

"Kami akan sangat merindukanmu. Jangan lupakan kami Lia."

Seulas senyum terbit di bibirnya, meski kini matanya terpancar sorot kehilangan yang mendalam. Terlihat sembab beberapa hari ini.

"Tentu saja Ryujin. Kalian keluargaku disini."

"Jika kau pergi, kita hanya berempat."

"Kau benar, waktu berjalan tanpa kita duga endingnya."

Lia terdiam mendengar penuturan Haechan dan Renjun. Netranya bergulir keluar jendela kaca kafe. Pandangannya tak lepas dari siluet yg berlalu lalang dijalanan. Suasana yang akan ia rindukan nantinya.

"Lia, berkunjunglah sesekali kesini. Kami semua akan senang jika kau berkunjung."

"Akan aku usahakan Yuna-ya." Ditariknya sudut bibirnya membentuk kurva kemudian melanjutkan, "Aku sebenarnya masih ingin tetap tinggal di Busan. Tetapi bibiku sangat khawatir karena aku tinggal sendirian."

Tangan Ryujin terulur mengusap punggung tangannya diiringi senyuman yang menyiratkan bahwa semuanya akan baik-baik saja. Teman- temannya paham dengan apa yang telah dialami Lia selama ini. Mereka akan selalu siap berdiri disampingnya kala Lia membutuhkan. Setidaknya suratan takdir pernah mencatat bahwa mereka tidak akan membiarkan Lia merasa kesepian.

Reflection ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang