Ch.43 Love U more

226 33 8
                                    

Jaehyun terdiam di samping bangsal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyun terdiam di samping bangsal. Keluarga Jeno sudah bergantian jaga beberapa hari ini.

Lia bahkan betah menutup matanya dan membuat orang yang menjenguk semakin khawatir. Tidak kah gadis itu merindukan dunia barang sesaat saja. Banyak orang yang telah menantikan senyuman sejuknya.

Tangan Jaehyun terulur mengusap lembut surai legam gadis itu. Terasa halus dan lembut kala helaian itu menyentuk telapak tangannya.

Adik perempuannya yang malang.

Samar-samar Lia membuka matanya. Jaehyun tersentak kala menyadari pergerakan pasti gadis itu setelah sekian lama.

Gadis itu menatapnya, Jaehyun senang bukan kepalang.

"Oppa." Ujarnya lirih.

De javu. Dia ingat dulu saat Jaemin terbujur lemah seperti Lia.

Jaehyun menangis bahagia, karena sudah hampir dua minggu lamanya gadis itu tertidur. Terbujur lemah di atas bangsal.

Sang dokter menggenggam erat tangannya. "Lia kau gadis kuat."

Gadis itu hanya diam, tubuhnya terasa kaku untuk sekedar bergerak ringan.

"Aku bermimpi indah oppa." Jaehyun mengusap air matanya sembari tersenyum menatap gadis itu. "Apa yang kau mimpikan? Coba ceritakan padaku."

"Jaemin selalu bersamaku, dia juga mengajakku berpiknik di bawah pohon sakura. Tetapi kini aku kecewa." Lia meneteskan air matanya. "Semua itu hanya mimpiku semata."

Suara lirih nan lemah gadis itu membuat Jaehyun tersayat. Dia tak mungkin menangis dihadapan gadis itu saat ini. Yang bisa dirinya lakukan adalah mengusap air mata yang membasahi pipi Lia sembari terus menguatkannya.

"Semuanya akan baik-baik saja. Percayalah padaku."

Lia semakin menangis, kenapa Jaehyun selalu seperti ini. "Aku merindukan Jaemin, Oppa." Kondisinya sudah kian melemah.

"Aku tahu." Jaehyun kembali mengusap air mata Lia yang menetes lagi untuk kesekian kali. "Dia hanya ingin kau bahagia."

"Jae-Jaemin...Jaemin...bawa aku pergi...sekarang..." Gadis itu meracau memanggil nama kekasihnya. Membuat Jaehyun ikut menangis bersamaan dengan gadis itu yang semakin begumam lemah.

Ya tuhan, Jaehyun tak mungkin memberikan Lia obat antidepresan saat ini. Gadis itu baru saja bangun dari tidur panjangnya. Apalagi kondisinya yang semakin memburuk akan memperparah keadaan jika obat itu sampai tertelan kembali.

Alhasil, Jaehyun hanya mengusap surai gadis itu kala racauannya semakin menjadi-jadi.

Tak ada yang bisa Jaehyun lakukan sekarang. Meskipun dia dokter canggih sekalipun. Lia tetap tak akan bisa membaik.

Seorang gadis mengamati dua orang itu dengan lelehan air mata. Dia sudah tak tahan melihat sang sahabat yang kini terbujur lemah di sana.

Ryujin bergegas keluar ruangan sambil menangis tersedu-sedu. Dan Yuna kini ikut menangis bersama Ryujin. Sementara Haechan dan Renjun hanya diam terduduk diantara jajaran kursi tunggu.

Reflection ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang