Pemuda jangkung yang memakai balutan sweeter dan celana jeans, dipadu padankan dengan blazer warna coklat, sedang menyeret koper setiba di Bandara. Beberapa pasang mata mengamati dan tak sedikit yang berdecak kagum padanya. Setelah menempuh perjalanan beberapa jam dari Australia-Korea membuat pemuda Jung itu menghela nafas perlahan. Bola matanya bergulir kesana kemari mencari sosok yang akan menjemputnya siang itu.
Tak lama seseorang datang menghampirinya kemudian menepuk pundak pemuda itu dari belakang. Membuatnya sedikit tersentak lalu menoleh kearah sumber dan mendapati si bungsu berdiri dengan setelan kemeja rapi dan formal. Hingga keduanya langsung berpelukan melepas rindu.
"Ku pikir kau lupa kampung halamanmu."
"Jahat sekali. Mana mungkin aku lupa."
"Sudah hampir 6 tahun kau baru kembali. Dulu bukannya kau sering mampir setidaknya setahun sekali."
"Aku harus fokus dengan studiku Jaemin. Lagi pula pada akhirnya aku kembali bukan."
Keduanya berjalan ke luar Bandara dan Jaemin segera menancapkan gas menuju kediaman Jung. Diselingi dengan canda tawa serta obrolan-obrolan ringan antara keduanya. Netra si sulung mengamati lalu lintas dan beberapa orang yang berlalu lalang. Tatanan kota yang berubah mengingat terakhir kali ia menginjakkan kakinya di kota ini. Sudah lama rupanya dan dia melewatkan banyak hal.
Lalu bagaimana dengan suasana Busan yang sekarang. Yang Jaehyun tahu hanya Busan tempo dulu.
Hanya dengan mengingat kata "Busan" saja mampu membuat Jaehyun merasakan nyeri di ulu Hatinya.
"Kakek dan Nenek Na tak sabar ingin menemuimu hyung."
Jaehyun tersadar dari lamunannya dan menoleh sebentar kearah si bungsu yang sedang fokus menyetir hingga tatapannya kembali lagi lurus ke depan.
"Ah, kau benar. Aku juga sangat merindukan mereka. Bagaimana kabar mereka sekarang?"
"Baik. Hanya saja tak sesehat dulu. Kemarin Kekek mengeluh punggungnya sakit."
"Sudah diperiksakan ke dokter?"
"Dokter bilang itu wajar ketika seseorang menginjak usia senja."
Jaehyun mengangguk paham. Dia pun juga tahu pastinya karena dirinya sendiri seorang dokter. Tak apa kan jika hanya untuk memastikan. Karena akan banyak kemungkinan yang terjadi tanpa bisa manusia biasa prediksi.
"Kabar ayah bagaimana?"
"Ayah baik dan masih dengan kesibukan yg sama."
"Dua bulan lalu ayah berkunjung ke Aussie, dia membicarakan tentang masa depanmu Na. Ku dengar perjodohan itu akan segera dilaksanakan."
Entah kenapa Jaehyun sedikit terusik dengan kata perjodohan adiknya nanti. Apa boleh dia mengompori adiknya agar tak menerima perjodohan itu. Mengingat ia dulu juga menolak pilihan ayahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reflection ✓
Romance(COMPLITED) Ketulusan cinta yg tak pernah mati. Book series 1 Jaelia version 📌 3 #jaeminlia 28 Nov 20 📌 9 #heejin 30 Nov 20 📌 6 #jaelia 1 Des 20 📌 10 #choijisu 3 Des 20 📌 8 #heejin 7 Des 20 📌 3 #choijulia 9 Des 20 📌 2 #jaeminlia 30 Des 20 📌...