Ch.17 About difference

187 38 17
                                    

Dua bersaudara itu sudah sampai ke rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dua bersaudara itu sudah sampai ke rumah. Jaehyun yang lelah segera merebahkan diri di kasur empuknya. Semantara Jaemin terus mengekori kakaknya sesaat setelah keduanya sampai.

*Flashback*

"Kalian sudah saling kenal?"

"Sebenarnya....." Ini akan semakin rumit jika diteruskan.

Seolah mengerti bahasa tubuh Jaehyun yang sedang cemas, Lia segera angkat bicara.

"Kami bisa saling mengenal karena oppa butuh bantuanku."

"Bantuan?" Lia mengangguk, dan mencoba setenang mungkin.

"Nanti Hyung cerita ketika kita sampai rumah. Lagi pula ini sudah malam. Lia juga harus segera pulang."

Akhirnya Jaemin harus merelakan untuk menunda jawaban dari pertanyaannya sampai mereka pulang.

"Lia, kuantar pulang sekalian."

"Ah, aku..."

Jaehyun sudah menarik tangan Lia dan membukakan pintu untuk gadis itu.

"Ingat, seorang gadis malam-malam begini tak baik keluyuran sendirian." Ujarnya.

"Baiklah baiklah. Aku menyerah." Lia mengangkat kedua tangannya keatas tanda bahwa ia telah menyerah. Jaehyun yang melihat itu hanya terkekeh dan mengacak rambutnya gemas.

"Ahh. Rambutkuuu." Ujarnya frustasi dengan kebiasaan Jaehyun yang belum juga berubah sedari dulu.

Jaemin mengamati keduanya dengan tatapan yang berbeda. Dalam benaknya seolah bertanya bahwa apakah sebenarnya mereka sudah mengenal lama.

"Haha. Ayo segera masuk."

Beberapa pertanyaan sudah bersarang diotaknya. Dan tanpa babibu lagi, Jaemin langsung ingin menyerang serentetan pertanyaan yang sedari tadi belum juga dapat jawaban.

"Hyung."

Jaehyun melihat kearah adiknya yang berdiri di samping ranjang.

Baiklah, jika memang dia harus memerankan berbagai macam jenis peran dalam cerita palsu.

Semoga akan ada jalan terbaik dimasa mendatang. Jaehyun menghembuskan nafas pelan dan segera bangkit dari posisi rebahan.

"Ada seorang gadis korban bullying. Dia dirawat di rumah sakit kita dan kondisi mentalnya memburuk. Kemudian aku meminta bantuan Rose untuk mengatasinya. Tetapi karena minimnya informasi pribadi gadis itu, kami sedikit kesulitan. Secara kebetulan Lia datang ke Rumah Sakit saat akan menjenguk salah satu muridnya. Ternyata, Lia pernah mengenal gadis itu. Jadi, ya begitulah kami bisa saling kenal."

Reflection ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang