Ch.25 Future Plan

156 34 8
                                    

Malam hari mereka masih berada di taman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam hari mereka masih berada di taman. Gadis itu menangis hampir satu jam setengah.

Itu lebih baik dari pada harus ditahan lebih lama sehingga beban berat hati semakin menumpuk.

"Kau gadis yang baik. Aku selalu berdo'a untuk kebahagiaan hidupmu kelak."

Lia tak membalas perkataan Jaehyun, nafasnya sedikit sesenggukan akibat lama menangis.

Jaehyun mengusap punggungnya menguatkan. Seberapapun dia mencoba menenangkan gadis itu, hatinya pasti sangat kebas saa ini. Dia hanya butuh kekasihnya menemani kegundahannya.

"Aku tahu ini berat Lia, temukanlah pemuda yang lebih baik dari Jaemin. Yang bisa membuatmu hidup bahagia kelak."

Jaehyun berpikir jika mungkin itu lebih baik. Jika Lia bersama orang lain nantinya dirinya mungkin akan bahagia.

Mungkin banyak pemuda di luaran sana yang lebih baik dari Jaemin. Bagi Lia, hatinya hanya bisa menerima sosok Jaemin. Terserah orang lain ingin berkata apa, namun cinta dihatinya bukan untuk yang lain.

Sudah barang pasti Jaehyun memahami kondisi hati Lia yang sulit berpaling. Tetapi dirinya hanya ingin menyampaikan apa yang menurutnya baik bagi gadis itu.

"Oppa, aku masih butuh waktu."

Jaehyun tahu, Lia tak mungkin bisa menghilangkan semua kenangan lalu dalam waktu singkat.

Seandainya saja kau tahu jika Jaemin akan selalu membawa cintanya. Bahkan sampai akhir hayatnya.

Biarlah waktu dan takdir yang menjawab semuanya kelak.

Semulir angin malam menusuk kulit mereka. Membuat Jaehyun tersadar untuk mengajak gadis itu pulang.

"Lia, ayok aku antar pulang. Bibimu pasti menghawatirkanmu jika kau pulang terlalu malam."

"Oppa pulang saja dulu, nanti aku naik bus saja."

"Lia..."

"Aku akan baik-baik saja, oppa tak perlu khawatir." Lia menatap netra Jaehyun meyakinkan.

Meskipun agak berat, dengan terpaksa Jaehyun mengangguk. Gadis itu mungkin perlu waktu sendiri.

"Jika ada apa-apa, jangan lupa kabari aku."

Lia mencoba tersenyum kearah Jaehyun. "Baiklah, terima kasih oppa."

Disaat Jaehyun mulai menjauh dan perlahan hilang dari pandangannya, Lia terdiam cukup lama di sana. Kakinya terasa berat, mungkin kondisi hatinya sudah mengambil alih seluruh raganya.

Perlahan ia berdiri dan mulai beranjak. Menapaki jalan beraspal disekitar taman dan menjauh keluar area luas penuh bunga itu. Langkah beranjak semakin jauh menuju arah halte bus terdekat.

Tak butuh waktu lama, sebuah bus berhenti tepat di depannya. Gadis itu melangkah masuk ke dalam bus. Mencari kursi kosong dan tempat paling nyaman untuk merenung. Bus itu melaju dengan kecepatan sedang melintasi jalur kota dalam rinai malam. Membawa serta merta kenangan indahnya bersama sang kekasih.

Reflection ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang