Ch.15 Rahasia Eric

190 33 5
                                    

"Aku,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku,....."

Netranya menengadah ke atas langit, mencari-cari salah satu bintang yang paling terang di sana.

Sesaat kemudian ia mendesah kecewa, lupa kalau ini bulan november. Netranya beralih menatap lekat pemuda di hadapannya.

"Seseorang pernah berkata padaku, jatuh cinta adalah hal yang wajar untuk manusia normal."

"Jadi, kau pernah jatuh cinta?"

Lia tersenyum lembut, kemudian mengangguk.

Tak ada gunanya terus berlari.

Jujur saja, hatinya kini sudah lelah.

"Kurasa pemuda itu sangat beruntung."

Jaemin tersenyum getir. Kenapa rasanya sakit tepat di ulu hatinya. Apa ini yang mereka sebut sebagai cemburu.

"Apa tandanya jika seseorang sedang jatuh cinta?"

Sang pecinta bintang terdiam, mencoba merenungkan sesuatu. Tampak dari wajahnya bahwa ia sedang berfikir akan jawaban yang tepat.

"Jantungmu berdetak hebat, pandanganmu tak bisa lepas dari sosok itu, dan mungkin...." Wajahnya seolah menimbang, "Cemburu jika dia berada di dekat orang lain."

"Kau pernah cemburu?"

"Mungkin aku memang egois, tapi aku benar benar tak ingin dia menjauh dariku."

"Jaemin, ini sudah malam. Sebaiknya kau pulang." Pemuda itu mengangguk dan segera berpamitan.

Perlahan, roda itu menggelinding menjauh dari komplek kediaman keluarga Lee.

Lia menatap mobil itu dengan pandangan nanar.

"Seandainya kau tahu, siapa pemuda yang beruntung itu Na."

Gadis itu memasuki area rumah dan segera mengistirahatkan dirinya.

Pikirannya sungguh berkecamuk, ia ingat percakapannya dengan Jaemin saat perjalanan pulang tadi.

Ah, entahlah. Dirinya sudah cukup pusing akhir-akhir ini.

"Bagaimana dengan harimu?"

"Masih seperti biasa." Jaemin sedikit terkekeh mendengar penuturannya.

"Memangnya biasanya bagaimana?"

"Ke sekolah, perpustakaan, dan pulang." Ujarnya sambil tersenyum kearah pemuda yang sedang fokus menyetir itu.

"Bukankah itu cukup membosankan." Candanya.

"Memangnya harus bagaimana supaya tidak membosankan. Kurasa hidup semua orang juga hampir sama. Seputar pekerjaan dan kecenderungan masing-masing."

Reflection ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang