Ch.40 Sedia kala

142 28 4
                                    

Jaehwan terkaget kala memasuki ruang rawat Lia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehwan terkaget kala memasuki ruang rawat Lia. Gadis itu tak ada di tempat. Barang-barangnya pun sudah tak ada.

Dengan kondisi seperti itu, apa dokter benar-benar yakin membiarkan Lia keluar rumah sakit dengan mudahnya.

Di sinilah dia, menuntut jawaban pasti dari seorang Jung Jaehyun. Dokter yang secara khusus menangani pasien atas nama Choi Julia.

"Kemarin dia memaksa untuk keluar."

Jaehwan menggeram tak percaya. "Dan hyung setuju begitu saja?" Ini tak bisa ditolelir untuk seorang dokter.

Mahu bagaimana lagi, "Yah, begitulah. Aku tak punya pilihan lain." Hanya semudah itu dia mengizinkan. Sudah jelas ini hampir setara dengan kelalaian.

Reflek Jaehwan menggebrak meja. "Hyung sendiri yang berkata kalau kondisinya belum stabil." Terlihat wajahnya yang kini diselimuti amarah.

Sang dokter terlihat menghela nafas menyadari reaksi adiknya. "Dia memaksa Jaehwan. Aku bahkan tak bisa menghentikannya. Dia sudah membuat kesepakatan denganku dengan rajin check up. Meskipun aku sendiri juga kurang yakin."

Bukankah, "Seharusnya hyung bisa mencegahnya dengan berbagai macam dalih supaya gadis itu menurut." Lalu kenapa?

Tentu saja, "Kau pikir segampang itu menyakinkan Lia dengan mudahnya. Percayalah, hyung sedang dilema saat mengambil keputusan itu." Dilema antara resiko dan keinginan terakhir si gadis.

Jika benar demikian, "Lalu Jeno dan keluarganya? Memangnya mereka setuju?" Mereka tak mungkin setuju dengan mudahnya perihal keputusan Lia.

"Mereka sama sepertimu. Datang meminta penjelasan secara detail dan rinci tentang sebab akibat yang akan terjadi."

Jaehwan menyenderkan punggungnya di kursi. Memijit pelipisnya pelan yang kini malah terasa pening saking khawatirnya.

"Kau bisa membujuknya jika kau mau." Saran sang dokter.

Jaehwan sedikit tergelak, dia juga kurang yakin akan berhasil jika adu keyakinan dengan gadis itu.

Karena jawabannya sudah pasti, hanya Jaemin yang bisa.

Seandainya dia yang memaksa, gadis itu pasti akan memusuhinya secara sepihak. Hubungan mereka baru saja membaik beberapa hari yang lalu. Dia tak ingin merusak keakraban yang sudah kembali terjalin.

"Aaarrggh, aku bukan ahlinya hyung. Hanya Jaemin pawangnya."

"Kau pikir gadis itu setara dengan hujan, sampai harus ada pawang." Bisa-bisanya.

Jaehwan menatap Jaehyun skeptis, "Itu pribahasa hyung. Kau jelas tahu jika aku bicara kenyataan." Begitu saja harus didebat. Tak asyik sama sekali.

Okelah, "Ku akui itu memang benar." Karena Jaehyun juga tahu jika Jaemin adalah kunci akan luluhnya hati Lia.

"Apa resikonya besar?"

Reflection ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang