Ch.21 Sebuah Pengorbanan

165 31 9
                                    

Eric memencet bel sebuah apartement sesuai dengan alamat yang Lia berikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eric memencet bel sebuah apartement sesuai dengan alamat yang Lia berikan. Beberapa saat kemudian seorang gadis berambut panjang digerai muncul dari balik pintu.

"Boleh kita bicara?"

Jinri ingat siapa pemuda itu, pemuda yang memanggil nama kembarannya beberapa waktu lalu saat mereka bertemu.

Sesaat setelahnya gadis itu mengangguk, dan mempersilahkan Eric masuk.

"Aku datang kemari karena ingin bertemu denganmu. Ada hal yang ingin aku tanyakan." Jinri masih diam dan sesekali mengangguk sebagai respon.

"Mungkin kita memang belum pernah saling mengenal. Meskipun aku enggan mengakuinya, aku adalah anak pertama dari Shin Do hyun. Ibu bercerai dengan ayahku saat aku berusia enam tahun. Kemudian dia menikah lagi dan meninggalkanku bersama ayahku tanpa pernah menjengukku barang sekali. Dia bahkan tidak ada saat aku benar-benar membutuhkan kasih sayang seorang ibu. Setahun kemudian aku mendengar kabar bahwa ia telah menikah lagi dan dikaruniai sepasang anak kembar. Aku sungguh membencinya kala aku tahu bahwa dirinya begitu mudah melupakan kami."

Jinri menunduk mendengarkan cerita itu. Dirinya sendiri paham bagaimana rasanya diabaikan. Saat ibunya meninggalkannya, Jinri hidup dengan sang ayah yang bahkan tak pernah begitu memperdulikan dirinya. Bahkan, mungkin ayahnya tak akan pulang ke tanah air karena enggan bertemu dirinya. Ayahnya bilang bahwa dia sangat membeci ibunya. Sementara Jinri selalu mengingatkan sang ayah akan wajah mantan istrinya.

"Apa ibu juga meninggalkanmu?" Gadis itu mengangguk sebagai respon.

"Ibu meninggalkanku karena keadaannya saat itu tak bisa mencukupi hidup kami berdua. Jadi akulah yang dikirim untuk tinggal disini. Meskipun aku kecewa, tetapi aku sangat merindukannya. Setelah aku tinggal dengan ayah, aku merasa bahwa aku tak pernah diinginkan selama ini. Ayah bahkan tak terlalu begitu mengurusiku. Dia hanya mencukupi kebutuhanku tanpa memperdulikan semua yang aku lakukan."

Eric mungkin jauh lebih beruntung dari pada dirinya. Ayahnya sangat baik dan begitu perhatian.

Terdengar seseorang memencet tombol sandi dan masuk kedalam. Seorang gadis dengan langkah gontai masuk mendekat kearah Jinri. Eric jelas tahu siapa gadis itu.

Jinhye masuk tanpa memperdulikan keberadaan Eric. Dia menyodorkan ponselnya kepada Jinri.

"Hadiah untukmu." Ucapnya kemudian sembari meninggakan ruang tamu.

Jinri menerima ponsel itu dan melihat apa yang terjadi di video berdurasi 2 menit melalui ponsel kembarannya. Matanya membola kala menyaksikan adegan yang menampilkan sosok Wooyoung dicengkram kuat dan meronta-ronta.

Tiba-tiba tubuh Jinri gemetar. Dia membanting ponsel itu ke shofa disampingnya. Suara rintihan itu mengingatkannya akan kejadian sebelum-sebelumnya. Itu begitu menyakitkan. Tubuhnya meringkuk diatas lantai sambil memegangi kepalanya.

Reflection ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang