Ch.6 Asing

278 52 7
                                    

Alurnya campuran di chapter ini.
Ada bumbu bumbu kisah masa lalu Jaelia.

Rindu ini curang, selalu bertambah tanpa berkurang sedikitpun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rindu ini curang, selalu bertambah tanpa berkurang sedikitpun. Kenapa hanya Lia yang menderita rasa rindu yang tiada habisnya ini. Sudah bertahun tahun dia menunggu untuk dipertemukan kembali. Tetapi kenapa setelah bertemu rasanya tak sesuai ekspektasi awal. Selama ini dia berfikir bahwa semua kegelisahannya akan menghilang kala Jaemin kembali di kehidupannya. Tetapi melihat reaksi pemuda itu sama sekali bukan seperti sosok yang ia kenal dulu.

Seingatnya kecelakaan itu memang parah, Lia bahkan harus istirahat total selama setahun penuh untuk pemulihan. Dia masih beruntung karena nasib baik masih memberikan izin untuk terus bernafas sampai saat ini.

Benar, Lia sangatlah kecewa saat ini. Dia bahkan bingung harus bereaksi bagaimana ketika pemuda itu berada di hadapannya sambil mengenalkan dirinya. Tanpa mereka harus berkenalan pun Lia sudah tahu jika itu Jaemin. Bagaimana Lia bisa melupakan wajah teduh kekasihnya dulu. Yang Lia tahu, hatinya merasa bahwa Jaemin seperti menjadi orang lain dimatanya. Jaemin tidak sedang bercanda bukan?

Sosok ini rasanya berbeda. Meskipun wajahnya masih sama dengan sosok yang lebih terkesan dewasa, dia begitu ramah dengan senyum manis yang mengembang dan sesekali ikut meladeni ledekan teman temannya. Tipikal pribadi yang ceria dan sangat menyenangkan. Dia begitu antusias disetiap obrolan yang teman temannya lontarkan. Jika saja kau tahu Jaemin dulunya adalah sosok yang dingin dan cuek. Pemuda itu hanya akan berubah menjadi pribadi yang hangat ketika dengan Lia. Tetapi bukan berarti Jaemin yang dulu tidak memiliki teman, hanya saja sosoknya lebih pendiam dari sosok yang ia saksikan sekarang.

Ah, apa yang sebenarnya telah Lia lewatkan tentang Jaemin. Enam tahun itu bukan perkara yang sebentar. Bertahun tahun tak bertemu rasanya dia sudah berubah seratus delapan puluh derajat. Lia jadi ingat kenangan mereka tempo dulu.

Dulu itu. . . . . .

"Asal kau tahu, hatiku tak pernah berhenti merindukanmu."

Ketika kalimat itu meluncur dari bibir kekasihnya Lia hanya mampu tersenyum kearah pemuda itu kemudian memeluknya. Lia jadi gemas sendiri melihat tingkah pemuda ini disaat mencoba merangkai kata kata romantis. Apa jadinya jika Haechan yang mendengarnya, sudah tentu jadi bahan ledekan seribu umat secara turun temurun.

"Sudah terobati kan?"
Jaemin terkekeh mendengar penuturan gadisnya.

"Bukankah rindu ini curang, selalu bertambah tanpa berkurang sedikitpun."

"Apa kau lelah merindukanku Na?"

"Aku rasa kau tahu jawabannya."

Jaemin mengeratkan pelukannya dan terus merapalkan kalimat kalimat candu bagi Lia.

"Heii, apa kau benar benar Jaemin yang mereka kenal." Ledeknya pada sang kekasih. Kemana perginya Jaemin si cuek dan dingin itu. Kemudian melepaskan pelukan mereka dan saling menatap ke netra masing masing.

Reflection ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang