Ch.41 All the Time

151 29 15
                                    

Sebuah perkumpulan para bujang terukir kembali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah perkumpulan para bujang terukir kembali. Beberapa sudah berganti status, sisanya masih stagnan karena keadaan.

Diantara mereka berlima, dua sudah bertunangan, satu masih pacaran, satu masih belum move on, dan satunya lagi masih gencar godain cewek sana sini.

Jelas, Mark dan Jaehwan naik level. Si Jeno masih menikmati dunia pacaran. Sementara si Eric yang masih otw move on, si Hyunjin ahlinya ghosting kalau lagi nemu cewek cantik.

"Jin, gimana sama si dia?" Celetuk Jeno di tengah-tengah obrolan mereka.

"Lancar jaya."

"Serius?" Jaehwan ikut menanggapi.

Urusan seperti ini sih Eric selalu paham. Namun tak lebih dari sekedar, "Lah, paling endingnya ghosting." Iya gitu.

Mark selaku kakak ipar yang baik ikut prihatin, "Cari satu aja tapi diseriusin. Kapan insyaf?" Hanya sekedar mengingatkan supaya kembali ke jalan yang lurus.

Yang lain suka bingung saja sebenarnya, mahu-mahunya para cewek nanggepin Hyunjin yang tak jelas akar dan buntutnya.

Kalau Mark sih lain hanya sama Hyunjin. Senang-senang saja dia akhirnya bisa upgrade status ke next level. Dan justru berbanding terbalik dengan Jaehwan yang agak kurang begitu menikmati.

Maklum lah, hatinya masih untuk perempuan yang mencintai orang lain. Jadi lumayan ribet jika kau suka perempuan, dan si perempuan justru menyukai orang lain. Definisi ironis yang sesungguhnya.

Lain halnya dengan Jeno yang santai-santai saja untuk saat ini. Belum tahu nanti, antara milih next level atau high level. Alias tunangan atau menikah. Wah, tipe-tipe pelan tapi pasti nih kayaknya.

Disisi lain, ada saja alasan mereka yang masih berstatus single untuk memulai hubungan baru. Lihat saja Eric dan Hyunjin. Betah mereka menjomblo entah karena apa.

Inilah warna warni dunia para bujang.

Disela-sela kegiatan mereka yang sedari tadi bahas perihal kehidupan yang tak jauh dari urusan pribadi, topik lain tetiba muncul.

"Jae, kenapa baru cerita sekarang sih tentang kebenaran ini." Hyunjin terkaget-kaget tahu bahwa kenyataannya lebih rumit dari yang ia bayangkan.

"Kalau menurutku, Lia pasti terluka." Eric pun juga tak kalah kaget. Dia pikir Jaehwan yang disangka Jaemin adalah pacarnya Lia. Ternyata usut punya usutnya berbeda.

Apapun itu, "Lia tahu atau tidak tahu tetap terluka." Jeno pun berujar.

"Posisi dan situasi tak memihaknya." Demi apa, anak yang dulu sudah Mark anggap saudari, bernasib seperti ini.

"Kira-kira Lia mahu tidak ya denganku saja." Hyunjin berandai-andai.

"Boro-boro dikau mas, yang notabene kembaran sang pujaan hati saja dia menolak." Jaehwan mendengus mendengar ucapan Eric. Rese juga si sadboy.

Reflection ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang