Prolog

9.1K 775 76
                                    

Biar seru play videonya ya!!!
.
.
.

Sebuah takdir membawaku terlahir sebagai seorang bangsawan. Terlahir dengan tugas berat sebagai seorang putri.

Menjaga seluruh rakyat dari semua gangguan yang ada, merupakan tugas utamaku. Kejahatan terjadi sangat sering di zaman ini, Zaman Sengoku. Entah kejahatan manusia atau iblis.

Aku harus melindungi rakyatku dan menyudahi penderitaan mereka.
.
.
.
"Hime-Sama, kau lihat bunga itu?" Ratu menunjuk sebuah bunga berwarna biru.

"Iya, aku melihatnya dengan jelas." Jawabku.

"Kita tak boleh membiarkan siapapun mendapatkan bunga itu, kita harus menjaganya demi keselamatan semua manusia." aku merasa ratu hanya melebih-lebihkan saja.

Aku menatap bunga yang hanya setangkai itu. Warna birunya sangat indah. Aku menyukainya.

Kulangkahkan kaki menuju kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kulangkahkan kaki menuju kamar. Para pelayan membantuku mengganti baju yang sangat merepotkan ini.

"Selamat tidur, Hime-Sama.." mereka meninggalkanku di kamar.

Namaku, Watanabe Mizuki. Mereka memanggilku Hime karena aku seorang putri. Aku tak pernah dipanggil dengan nama asliku. Menyedihkan. Untuk apa aku punya nama.

Aku menatap keluar jendela. Bulan sedang terang malam ini. Aku menyukai bulan purnama. Cahayanya sangat terang.

"AAAAAA!!!"

'Teriakan seorang pelayan?!' batinku.

"HIME-SAMA?!" Seorang pelayan menggendongku pergi dari kamar.

"ADA APA INI?" Aku berteriak karena panik.

"IBLIS! IBLIS DATANG!!"

"Untuk apa mereka kesini?!" aku sangat takut.

"Bunga! Mereka datang mengambil bunga!!" Pelayan itu gemetar.

"Turunkan aku!" perintahku padanya.

Ia ragu.

"INI PERINTAH! TURUNKAN AKU!" Aku memarahinya. Maafkan aku.

Pelayan itu menurunkanku. Aku berlari sekencang-kencangnya ke arah taman di tengah istana.

Kaki kecilku tak begitu cepat. Aku berharap cepat tumbuh besar.

"Bunga itu?!" Aku melihat bunganya. Masih di tempat.

Aku berdiri menjaga bunga itu.

"Hei hei hei, bocah.." suara ini membuatku gemetar.

Aku melihat dia. Mata yang bercahaya. Aku tak dapat menentukan warna matanya.

"Warna warni?!"

Tanganku tergerak memetik bunga itu. Sekarang, bunga itu ada di tanganku.

Aku berlari secepat yang aku bisa. Dia tak akan bisa mengambil bunga ini dari tanganku.

"Hime-Sama!!!!" seorang panglima tentara menggendongku. Ia membawaku lari. Iblis itu masih mengejar.

"Jleb!!!" tangan iblis itu menusuk jantung panglima. Aku terlempar tak jauh dari mereka.

Aku bisa melihat darah dimana-mana. Ia mendekatiku. Kakiku gemetar. Aku kembali berlari.

"Tak ada pilihan!"

Aku memasukkan bunga itu ke mulutku untuk menghilangkannya agar ia pergi dan korban tak bertambah.

"Pahit!!!!" aku menelan bunga itu. Dan terus berlari.

Aku menangis.

"Komohon! Siapapun! Tolong aku!!!"

"Set!!!" Seorang prajurit menggendongku.

"Asuka-Sama?!!!"

Ia adalah prajurit yang memiliki kecepatan tak tertandingi diantara semua prajurit di istana.

"Anda baik-baik saja, Hime-Sama?!" ia mengkhawatirkanku.

"Iya, aku tak apa.."

Aku tak menyadari kami telah keluar dari istana dan menuju hutan.

"Bunga itu, apa Hime-Sama memakannya?" tanya Asuka.

"I-iya, aku memakannya." entah kenapa aku merasa tindakanku itu salah.

Asuka hanya berlari. Ia tak berbicara denganku. Aku sudah tidak melihat iblis itu.

"Kita akan kemana?" tanyaku.

"Kita, akan ketempat yang aman untuk menyembunyikanmu."
.
.
.
.
.
.
.

Heyyyyy yo!Karena masih masa pendemi, author nambah cerita lagii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Heyyyyy yo!
Karena masih masa pendemi, author nambah cerita lagii..
Btw itu pict reader ya :D

Okay! See you in Chapter 1!!!

Kimetsu No Yaiba Fanfiction : Blue Spider LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang