Perang

1.6K 233 27
                                    

Play videonya ya..
.
.
.

Manik hitam menangkap sosok pria dengan rambut putih berjalan didepan. Mizuki hanya menghela napas dan menurut untuk mengikuti Sanemi entah kemana.

"Mau membicarakan apa lagi sih? Aku sudah janji sama Kyoujurou mau latihan.." batin Mizuki.

Mereka berhenti di tengah hutan, tempat dimana Sanemi dan Giyuu bertarung. Mizuki hanya menunggu Sanemi untuk berbicara duluan. Mata mereka bertemu.

"Mizuki, aku ingin menjelask--"

"Aku sudah tau kau ingin bilang apa. Kemarin malam aku mendengar semua yang kau ucapkan." Mizuki berusaha tenang.

"Sanemi, aku hanya ingin kau tau.. Aku sangat mencintaimu.. Tapi, keraguan dalam hatiku juga lumayan besar.." Mizuki menunduk.

"Kalau begitu, beri aku satu kesempatan lagi.. Kumohon." Sanemi menggenggam tangan Mizuki.

"Aku tidak tau.." Mizuki sedih.

"Aku benar-benar sudah merelakan Kanae. Aku hanya ingin bersamamu, Mizuki.."

Mizuki memang sudah mendapat penjelasan tentang jepit. Namun, ia masih belum mendapat penjelasan tentang kejadian saat Sanemi mengigau tentang Kanae.

"Beri aku waktu.." Mizuki menepis tangan Sanemi. Gadis itu meninggalkan Sanemi sendirian.

Mizuki kembali ke kediaman Oyakata-Sama. Ia membatalkan janjinya untuk berlatih bersama Kyoujurou. Ia sudah merasa pusing dengan masalah percintaannya yang rumit. Sekarang, Mizuki hanya ingin menemani Oyakata-Sama yang sudah ia anggap sebagai ayah kandung.

"Mizuki, Kiriya, Kanata.. Kalian pergilah ke Kediaman kupu-kupu atau kediaman pilar lainnya." ucap Amane.

"Kenapa? Apa ada sesuatu yang gawat?" tanya Mizuki.

"Mizuki, sepertinya Muzan sudah mengetahui tempat ini.. Aku dan suamiku akan menghancurkan tempat ini saat Muzan datang untuk menjebaknya. Jadi, kalian harus menyelamatkan diri." jelas Amane.

"Aku akan tetap disini.. Peledak yang Amane-Sama gunakan tidak akan berpengaruh padaku. Aku ingin berada disamping Oyakata-Sama untuk terakhir kalinya.." Mizuki melihat Oyakata-Sama yang terbaring.

Amane mengerti keinginan Mizuki. Ia, Mizuki, dan Oyakata-Sama berada dalam satu kamar yang terbuka dibagian halaman. Kiriya dan Kanata sudah pergi ke kediaman Shinobu.

"Amane-Sama, Oyakata-Sama, terimakasih sudah menganggapku sebagai anak kalian. Aku sangat menyayangi kalian.." Mizuki memeluk Amane. Terlihat Oyakata-Sama tersenyum tipis.

Malam mulai datang. Bintang terlihat sangat indah.

Sesuai dugaan Amane. Muzan sudah menemukan mereka.

"Selamat malam..." Iblis bermata merah itu melangkahkan kakinya ke kamar Kagaya Ubuyashiki.

"Kau belum mati?" tanya Muzan.

"Aku akan menghabisimu, Kibutsuji Muzan." Oyakata-Sama mencoba berbicara walau sulit.

"Ah.. Menyedihkan sekali.. Kondisi tubuhmu yang seperti ini membuatku muak." Muzan mengalihkan pandangan ke sudut ruangan.

Terlihat Mizuki yang sedang duduk seiza sambil memegang katananya yang masih disarungkan.

"Ternyata calon ratuku ada disini.. Aku datang untuk menjemputmu.. Lebih baik kau ikut denganku secara baik-baik, Mizuki.." Muzan memberikan tangannya pada Mizuki.

"Amane, sekarang!"

"BOOOM!!!" Ledakan hebat menghancurkan kediaman Oyakata-Sama. Tidak ada yang selamat kecuali Mizuki.

Kimetsu No Yaiba Fanfiction : Blue Spider LilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang