Jangan lupa play videonya biar seru!!
Terimakasih sudah baca dan vote UwU
.
.
.Pagi yang tak begitu bersahabat. Hujan turun sangat deras. Sang putri tetap memegang senjatanya. Ia berusaha tetap mempertahankan staminanya walau bulir-bulir air hujan menyerangnya.
"M-mizuki... Sebaiknya kau beristirahat.." Seorang hashira wanita berhaori kupu-kupu itu mengkhawatirkan Mizuki.
Sudah satu tahun semenjak Mizuki menjadi Tsuguko nya. Stamina dan kemampuan Mizuki kembali bahkan bertambah. Kecepatannya setara dengan kilat dan tebasannya selalu akurat. Kemampuan gadis itu bisa disamakan dengan hashira. Ditambah, yang ia gunakan bukan pernapasan air lagi.
Melainkan pernapasan bulan. Salah satu pernapasan terkuat yang pernah dikuasai ahli pedang jauh di masa lalu.
Mizuki melihat ke arah teras. Terlihat Kanae yang sedang menuangkan teh hangat. Kanao dan Aoi juga sedang menikmati teh itu.
"Kemampuanmu sudah hebat, Mizuki. Bahkan melebihi kemampuanku. Berjuanglah untuk mengakhiri penderitaan rakyatmu!!" Kanae memberi semangat.
Mizuki tersenyum. Ia menyarungkan nichirinnya. Gadis itu melihat seragamnya yang benar-benar basah karena air hujan.
"Douzo.." Kanao memberikan handuk kering untuk Mizuki.
"Arigatou, Kanao.." Mizuki mengelus kepala Kanao. Kanao merona.
"Watanabe-Sama.. Kau harus segera mengganti bajumu.." ucap Aoi.
"Kau masih memanggilku itu ya hahahah.. Panggil aku dengan namaku saja.. Jangan nama marga ku.. Tak masalah kok." Mizuki juga mengelus kepala Aoi.
'Kawaii!!' batin Mizuki
"A-aku masih canggung.." ujar Aoi.
"Hmm kalau begitu.. Ekhem.. Sebagai seorang putri bangsawan, aku memerintahkanmu untuk memanggilku Mizuki." Mizuki tersenyum penuh kemenangan.
"Uuuh!! Liciknyaa...menggunakan kekuasaanmu.. " Aoi cemberut. Itu membuahnya semakin imut. Mizuki memainkan pipi Aoi.
"Kau suka anak kecil ya, Mizuki?" tanya Kanae.
"Sepertinya begitu..."
Aoi dan Kanao awalnya tak percaya akan berteman dengan seorang putri. Mereka juga mengira putri orang yang menyeramkan. Ternyata, mereka bisa akrab sampai sekarang. Kanao dan Aoi juga merahasiakan bahwa putri ada di kediaman Oyakata-Sama.
.
.
.
Hari berganti dengan cepat. Mizuki berlatih sendirian hari ini karena Kanae ada misi."Membosankan juga latihan sendiri. Kanae cepatlah kembali.." Mizuki merebahkan tubuhnya di teras.
"Hime-Sama, mari makan bersama.." Amane menghampiri Mizuki.
Mizuki mengangguk dan mengikuti Amane. Ia duduk bersama keluarga Oyakata-Sama.
"Sebuah kehormatan Hime-Sama.." ucap Oyakata-Sama.
"Um.. Sebenarnya aku rindu makan bersama seperti ini. Aku rindu keluargaku.. Bolehkan aku-- " Mizuki mendadak terdiam.
"Mizuki, kau adalah keluarga kami juga. Jika kau mau, kau bisa menganggap kami orangtua mu.." ucap Oyakata-Sama.
Mata Mizuki berbinar. Baru pertama kali Oyakata-Sama memanggil Mizuki dengan namanya. Ia senang.
"Kami boleh memanggilmu Nee-San?" tanya anak-anak Oyakata-Sama.
"Tentu!! Aku senang.." Mizuki tersenyum lebar saat itu.
"Mizuki, aku melihat perkembanganmu selama ini, kau sangat kuat." Amane memuji Mizuki.
"Bagaimana kau bisa menguasai pernapasan itu? Kudengar itu pernapasan yang cukup sulit." Oyakata-Sama penasaran.
"A-aku juga tidak tahu, hanya mengalir begitu saja lalu BOOM BOOM!! SYUUU!! DWARRR!!" Mizuki mengekspresikan dengan semangat.
"Ahahahaha!! Mizuki Nee-San, kau lucu sekali.." ucap salah satu anak Oyakata-Sama.
Mizuki malu dan menutup wajahnya yang memerah.
"Kwaaaak!!! Kwaaaak!!" seekor gagak masuk ke kediaman Oyakata-Sama.
"Kochou Kanae gugur dalam misi Kwaaak! Ia dibunuh Uppermoon kedua, Douma!! Kwaaak!!" gagak itu pergi.
Mizuki tersentak. Ia mematung.
Amane menundukkan kepalanya begitu pula anak-anaknya. Oyakata-Sama terlihat sangat sedih.
'Douma, berani-beraninya kau!!' Mizuki meneteskan air mata. Ia ingat sosok Douma jugalah yang menyerang istananya. Hatinya sakit. Namun berbeda dengan saat ia kehilangan Sabito dan Makomo.
Rahang Mizuki mengeras. Ia marah.
Mizuki bangkit dari duduknya. Semangat muncul di hatinya.
"M-mizuki..." Amane takut Mizuki mengurung dirinya lagi.
"Jangan khawatir Amane-Sama, aku tak akan mundur kali ini." Mizuki tersenyum ke arah Amane dan matanya tegas.
Gadis itu mengambil nichirinnya dan melesat ke hutan dibelakang rumah Oyakata-Sama. Ia berlatih keras disana. Terus meningkatkan kemampuannya agar bisa menebas leher Douma dan Kibutsuji Muzan.
Saat malam tiba, Mizuki akan duduk di atas atap sambil berkonsentrasi terhadap pernapasamnya. Dendam menumpuk dihatinya.
Ia menatap langit. Bulan sabit menghiasi langit yang gelap. Sebuah kilatan biru muncul di mata gadis itu.
"Sabito, Makomo, Kanae.. Doakan aku.."
.
.
.
.
.
.
.
.
Dadah Kanae :")Selanjutnya siapa yg meningguy???
Atau..
Kapan ketemu next bucinan?
Tunggu terus ya UwUSee You..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kimetsu No Yaiba Fanfiction : Blue Spider Lily
Fanfiction"Hime-sama.." Begitulah mereka memanggilku.. Menjadi seorang putri pada zaman Sengoku bukan hal yang mudah Menjaga bunga berwarna biru ini menjadi tanggungjawabku. Sampai dia mengejarku Dan terpaksa ku masukan bunga ini dalam mulutku. Kupikir, semu...